Tentang Kopi... Mukaddimah Ini adalah tulisan lama saya dan pernah - TopicsExpress



          

Tentang Kopi... Mukaddimah Ini adalah tulisan lama saya dan pernah saya posting di catatan akun saya yang lama, dibuat untuk memberi tanggapan diskusi tentang kopi di grup FB Para Pecinta Abah Guru Sekumpul/ PPAGS (grup yang kemudian saya tinggalkan, karena perbedaan prinsip dll). Tulisan ini serasa layak untuk ditampilkan kembali, menjawab pertanyaan yang diajukan ke saya, "Kenapa Abah Guru Sekumpul menganjurkan minum kopi..?". Beberapa bagian dari tulisan diambil dari kitab "Tafriih al-Quluub wa Tafriij al-Kuruub" yang kami pelajari dari Sayyidina Abah Guru Sekumpul pada tahun 1995-an, yang kemudian saya kutip dan terjemahkan untuk kemudian saya kolaborasikan dengan beberapa sumber lain, sehingga membentuk sebuah tulisan yang kini sedang Anda baca. Sebelumnya, tulisan ini tidak saya hadirkan dengan data ilmiah lengkap, hanya seadanya dan seperlunya, sederhana sesederhana penulisnya. Karena tulisan ini dibuat secara kilat (hanya beberapa jam) maka pastilah banyak kekurangan dan sangat perlu tambahan, masukan serta kritikan. Oke, tanpa panjang lebar, yuk kita lanjut ke topik utama “al-Qahwah” alias “Kopi”. Istilah Kopi Kata “kopi” berasal dari kata dalam bahasa arab “qahwah” yang memiliki arti “kekuatan”. Kata qahwah ini kemudian berubah dalam berbagai bahasa menjadi “kahveh” (Turki) – “koffie” (Belanda) – “kopi” (Indonesia). Dalam istilah masyarakat Hadrami atau Arab yaman disebut Qohwa, namun bila dilisankan mereka senang menyebutnya dengan nama Gahwa. Sejarah Kopi Bila membuka hikayat kopi dalam kebudayaan masyarakat Arab dalam hal ini orang Yaman (Hadrami), kita akan menemukan catatan sejarah yang menarik, konon walaupun biji kopi dikatakan ditemukan di Etiopia (Abnessyia), namun budi daya biji kopi dalam perkebunan luas ada di daerah Yaman setidaknya sejak abad ke-6 masehi. Dalam tradisi lisan masyarakat Hadramaut kopi konon ditemukan oleh as-Syaikh Ali bin Umar Asy-Syazili atau yang lebih dikenal dengan Syekh Asy-Syazili saja, seorang wali yang makamnya dianggap keramat di Mokha, (Menurut as-Syaikh Najm al-Ghazy yang mula- mula menjadikan biji kopi sebagai bahan campuran minuman adalah asy-Syaikh Abu Bakr bin Abdillah as-Sadzily yang juga dikenal dengan julukan al-Aydarus), itulah sebabnya terkadang bila meminum kopi orang Arab di Hadramaut senang mengenangnya, karena sang Syaikh dianggap orang yang menemukan cita rasa kopi sebagai sebuah minuman. Kopi kemudian menjadi minuman penting setelah orang Arab menemukan cara yang pas untuk menyajikannya, bisa dikatakan orang Arablah yang merevolusi cara menyajikan dan menikmati kopi, sebelumnya kopi dinikmati tidak dengan cara disedu untuk minuman, melainkan dimakan dengan cara dibungkus dengan lemak binatang. Ada semacam tradisi unik dikalangan masyarakat Hadramaut tempo dulu, disana kopi biasanya dinikmati diantara dua waktu makan, biasanya bila seorang hendak berkunjung ke rumah salah seorang sahabat atau bila ada tamu yang datang, maka diadatkan untuk membawa beberapa biji kopi di dalam sorban atau dalam radi, sang tuan rumah akan mengumpulkan biji-biji kopi tersebut untuk dinikmati bersama. Tak butuh waktu yang lama kopi menjadi semacam minuman kesukaan orang Islam, konon dimana ada agama Islam disebarkan baik diwilayah Turki, negara-negara Balkan, Spanyol, dan Afrika Utara kopi juga ikut tersebar, sehingga sempat timbul semacam pelabelan bahwa kopi itu minumannya orang muslim. Menurut sejarahnya kedai kopi terkenal di zaman kesultanan Turki muncul di tahun 1453, kopi disana sebut dengan nama Qahveh, kedai kopinya adalah Kiva Han, konon itu kedai kopi pertama di dunia. Kopi Menurut Ilmuan Muslim Kopi sendiri sudah lama dikenal dalam literatur medis kaum muslim, ada beberapa ilmuan islam menulis tentang minuman ini, sebut saja diantaranya Al-Razi di abad ke-9, menjadi orang pertama yang menyebut kopi dalam tulisannya dengan memasukkan kata bunn dan sebuah minuman bernama buncham, dalam ensiklopedi tentang zat-zat yang dipercaya menyembuhkan penyakit. Sayangnya, karya ini telah musnah. Sementara pada abad ke-11, Ibnu Sina mengatakan bunchum dapat “membentengi tubuh, membersihkan kulit, dan mengeringkan kelembaban di bawahnya, serta memberikan bau yang enak untuk tubuh”. Kopi Masuk Eropa Bangsa Eropa sendiri kabarnya baru merasakan harumnya kopi di abad ke -17, setidaknya seperti itulah yang disebutkan Claudia Rosen dalam bukunya Coffee, ia menceritakan bahwa baru pada 1615, saat para pedagang Venesia membawanya ke Eropa, kopi segera menggebrak seisi benua tersebut. Konon di Italia gereja sempat menghawatirkan beredarnya minuman yang mereka sebut “temuan pahit setan” dan meminta Paus Clament VIII melarang peredarannya. Bukannya melarang, Paus justru tersedak dengan cita rasa kopi yang kuat, baginya kopi sayang sekali jika hanya menjadi minuman ekslusif orang muslim saja, sejak itu kopi tak terbendung lagi di Eropa bahkan dibelahan dunia manapun. Kontroversi Hukum Minum Kopi Bicara tentang hukum minum kopi, akan sangat panjang jika kita membahasnya dan tentunya perlu tulisan khusus tentang itu. Jadi disini saya hanya akan menulis sedikit, namun cukup sebagai landasan taklid bagi kita yang awam. Mulanya, terjadi silang pendapat antara ulama perihal minum kopi. Sebagian ulama menghalalkan dan sebagiannya lagi mengharamkan. Masing-masing memiliki dalil dan argumentasi. As-Syaikh Ibn Hajar al-Haytami mengulas secara khusus perihal silang pendapat ini dalam al-I’ab Syarh al-‘Ubbaab dan beliau mengembalikan hukumnya kepada qaidah fiqhiyyah “Lil Wasail Hukmul Maqashid” (Hukum perantara sama dengan hukum tujuan). Beberapa nama berikut ini adalah para ulama yang berpendapat bahwa minum kopi itu halal : 1. Syaikhul Islam Zakaria al-Anshary; 2. Syaikh Abdurrahman Bin Ziyad az-Zabidy; 3. Syaikh Zarouq al-Maliky al-Maghriby; 4. Abdullah bin Sahl Ba Qusyair; 5. Al-‘Allamah Muhammad bin Abdil Qadir al- Hibbany. Berikut beberapa Habaib dan Ulama Hadramaut yang bahkan tidak sekedar mengatakan halal, namun memuji minuman kopi, yaitu : 1. Al-Habib Abu Bakr al-‘Aydarus; 2. Al-Ustadz Abdurrahman bin Ali; 3. As-Sayyid Syaikh bin Ismail; 4. Al-Imam Ahmad bin Alawi Ba Juhdub; 5. As-Syaikh Abu Bakr bin Salim; 6. As-Syaikh Abdullah bin Ahmad al-‘Aydarus; 7. As-Sayyid Abdurrahman bin Muhammad al-‘Aydarus; 8. As-Sayyid Abdullah al-Haddad; 9. As-Sayyid Hatim al-Ahdal; 10. As-Syaikh Abu al-Hasan al-Bakri; 11. As-Syaikh Muhammad bin Abi al-Hasan; 12. As-Syaikh Abdul Wahhab as-Saudy; 13. Al-Faqih Umar bin Abdillah Ba Makhramah; 14. As-Syaikh Abdurrahman bin Umar al-‘Amudy. Bahkan as-Syaikh as-Sayyid al-‘Arif Hatim al- Ahdal berkata, “Jika tidak ada kurma untuk berbuka puasa, maka berbukalah dengan kopi”. Tradisi Ritual Minum Kopi As-Syaikh Abdul Qadir menyebutkan dalam Risalah Shofwah as-Shofwah fi Bayaani Hukm al- Qahwah, juga al-Habib Abdurrahman bin Muhammad al-’Aydarus dalam Inaas as-Shofwah bahwa bagi mereka yang melaksanakan Majelis Kopi agar membaca zikir khusus yang telah disusun para ulama, yaitu : 1. Surah Al-Fatihah 1 x, kemudian; 2. Surah Yasin 4 x, kemudian; 3. Sholawat 100 x, kemudian; 4. Ya Qawiy 116 x. Jika masih ada waktu tersisa hendaknya dilanjutkan dengan mudzakarah (diskusi) tentang kebesaran Allah ataupun mudzakarah ilmu agama dan kalam-kalam para ulama/wali. 5. Semua bacaan al-Qur’an dan zikir tersebut pahalanya dihadiahkan ke Hadirat Rasulullah Shalallahu ‘alaih wa aalih wa sallam kemudian kepada al-Habib Ali bin Umar as-Syadzily (Syaikh al-Qahwah). Kopi Menurut Ahli Kesehatan Modern Berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Harvard Women’s Health, manfaat minum kopi beberapa cangkir setiap hari dapat menghindarkan kita dari penyakit diabetes tipe 2, kanker usus besar, Parkinson, batu ginjal, hingga sirosis alias rusaknya fungsi hati, serta menghindarkan kita dari menurunnya daya kognitif otak. Sebagaimana telah diketahui, zat yang terkandung dalam kopi adalah kafein. Kafein merupakan senyawa kimia alkaloid yang dikenal sebagai trimetilsantin dengan rumus molekul C8H10N4O2. Jumlah kandungan kafein dalam kopi adalah 1-1,5%, sedangkan pada teh 1-4,8%. Kafein bekerja dalam tubuh dengan mengambil alih reseptor adenosin dalam sel syaraf yang akan memacu produksi hormon adrenalin. Minum kopi dalam jumlah yang cukup atau sedang tidak akan membahayakan, bahkan akan bermanfaat bagi kesehatan. Jumlah yang boleh dikonsumsi adalah 300 mg kafein atau setara dengan 3 cangkir kopi perhari. Kecanduan terhadap kafein diperkirakan jika mengkonsumsi lebih dari 600 mg kafein atau setara dengan 5-6 cangkir kopi perhari selama 8-15 hari berturut- turut. Sedangkan dosis yang dapat berakibat fatal bagi manusia adalah sekitar 10 gram kafein atau 20-50 cangkir perhari. Beberapa manfaat kopi 1. Mencegah penyakit saraf. Peminum kopi berkafein cenderung tidak akan mengembangkan penyakit Alzheimer dan Parkinson. Kandungan antioksidan di dalam kopi akan mencegah kerusakan sel yang dihubungkan dengan Parkinson. Sedangkan kafein akan menghambat peradangan di dalam otak, yang kerap dikaitkan dengan Alzheimer
Posted on: Wed, 17 Jul 2013 02:10:16 +0000

Trending Topics



t:30px;">
*** VIP INSIDER – KVOTA 2,00 – SIGURNOST 99%! *** Za danas smo
Mungkin sudah biasa kita mendengar atau menyimak pembicaraan

Recently Viewed Topics




© 2015