Ternyata, Tinta dan Printer ada Ilmunya! . Pernah mikirkalau - TopicsExpress



          

Ternyata, Tinta dan Printer ada Ilmunya! . Pernah mikirkalau pelajaran di sekolah kayak kimia dan matematika kurang aplikatif di kehidupan nyata? Pernah sebel sama para ilmuwan yang nambah-nambahinpelajaran aja dengan bikin berbagai rumus? Jujur, saya pernah. Waktu itu saya masih duduk di bangku SMA, lagi capek-capeknya sama aneka teori ilmiah yang saya sendiri enggak yakin gunanya apa. Kebetulan saya sekarang kuliah di jurusan yang sama sekali tidak bersentuhan sama sains. Sudah cukup lama pula saya putus kontak sama rumus kimia dan kawan-kawannya, hingga akhirnya pada suatu liputan untuk GenSINDO pada awal Juni di fX Senayan, saya bertemu dengan Thom Brown. Thom Brown adalah seorang inkologistyang bekerja untuk perusahaan printer ternama dunia, Hewlett Packard (HP). Inkologist? Kerjanya si Thom ini ngapain aja? Kok tampaknya profesi ini kurang familier, ya, di telinga kita? “Saya Thom Brown dari San Diego, California, dan saya suka bermain dengan tinta,” kira-kira itulah yang diucapkan Thom saat memperkenalkan dirinya di hadapan awak media massa. Ya, ada kata ink dalam inkologistyang berarti tinta sehingga inkologist adalah seorang pakar tinta. Istilah keren ini diciptakan khusus oleh HP untuk menyebut para ahli yang mengurusi bagian tinta. Seperti kita tahu, tinta adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah printer. Oleh karena itu, HP membutuhkan para inkologist seperti Thom untuk menghasilkan tinta terbaik untuk tiap jenis printernya. Pada kesempatan ini, HP mendatangkan Thom Brown dari Amerika Serikat untuk berbagi cerita dan melakukan demo seru. Thom memang biasa berkeliling berbagai negara untuk mengabarkan kepada dunia mengenai apa yang dilakukan para inkologistdi laboratorium HP. “Enggak cuma kutu buku kayak saya saja, seluruh dunia juga harus tahu kalau sains dan teknologi itu keren,” papar Thom dengan gayanya yang santai. Melihat Thom saat itu memang tidak seperti melihat sosok ilmuwan yang mungkin ada di benak kita. Serius, kikuk, tidak fashionable? Thom justru tampil santai, sangat komunikatif, serta cukup sadar mode dalam balutan kemeja putih dan dasi yang dipadu dengan jins dan sepatu kets. Untuk mendampinginya saat melakukan demo, Thom meminta seorang sukarelawan dan saya mengajukan diri. Layaknya dua orang ilmuwan yang tengah bekerja di lab, saya dan Thom mengenakan jas lab putih. “Kita akan bermain dengan tinta, jadi harus pakai jas ini supaya baju kita enggak kena noda,” kata Thom setengah bercanda. Kemudian, kami pun melakukan uji coba dua warna dan dua jenis tinta dengan kualitas yang berbeda. Tinta berwarna hitam diteteskan di atas tinta berwarna kuning. “Tinta (printer) yang kualitasnya bagus tidak akan bercampur,” sebut Thom. Benar saja, tinta jenis satu tidak bercampur, sekalipun wadahnya digoyang-goyang. Sementara tinta lainnya dengan mudahnya meleburkan warna hitam dan kuning. Dalam cara kerja printer, tinta tidak disapukan, melainkan diteteskan. Jika sebuah gambar hasil cetakan diperbesar ribuan kali, akan terlihat pola berupa titik-titik yang mengisi ruang atau istilah kerennya pointilisme. Titik yang satu dengan titik yang lain tidak boleh saling tindih dan warna tidak boleh saling campur. “Bisa dibayangkan kan bagaimana kualitas hasil cetak kalau warna tintanya mudah melebur jika didekatkan?” kata Thom menjelaskan demonya barusan. Wah, ilmu baru, nih. Nah, untuk menghasilkan tinta dengan kualitas baik, ceritanya lain lagi. Kalau di balik label kemasan makanan terdapat “fakta gizi” makanan yang kita konsumsi, tinta untuk printer juga memiliki apa yang disebut “fakta tinta”. “Fakta tinta” adalah komposisi yang tepat untuk menghasilkan tinta yang sesuai untuk jenis printer tertentu. Tiap printer membutuhkan komposisi tinta yang berbeda-beda. “Untuk menentukan komposisi tersebut, dibutuhkan penelitian selama 3-5 tahun menggunakan sekitar 1.000 prototipe,” ungkap Thom. Sungguh bukan sesuatu yang mudah dan instan, tetapi harus dilakukan demi sebuah kualitas. Salut sama Thom dan timnya di HP! Selanjutnya, hal menarik lainnya yang saya ketahui bahwa cartridge atau wadah berisi tinta untuk printer itu memiliki masa kedaluwarsa. Tintanya kan enggak kita makan, kenapa ada tanggal kedaluwarsanya? Lagi-lagi jawabannya adalah untuk mempertahankan kualitas. “Air mineral dalam botol yang didiamkan dalam waktu lama akan mengalami perubahan kandungan kimia. Isinya memang tetap air, tetapi mungkin saja ada bagian dari plastik yang ikut larut sehingga tidak lagi layak dikonsumsi. Begitu juga dengan tinta yang berada dalam cartridge,” ujar Thom. Dari pertemuan singkat dengan Thom Brown saya betul-betul belajar banyak. Selain berbagai triviayang saya peroleh mengenai printer dan tinta, saya jadi sadar kalau hidup kita tidak terlepas dari yang namanya sains dan teknologi. Ternyata benar kalau ada yang bilang sains itu menyenangkan dan jadi ilmuwan itu keren! Oleh : Anida Nurrahmi
Posted on: Sat, 22 Jun 2013 09:12:08 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015