Teruntuk Semua Ibu Para Mujahid: Ibu… Anakmu Seorang Mujahid!! - TopicsExpress



          

Teruntuk Semua Ibu Para Mujahid: Ibu… Anakmu Seorang Mujahid!! (Bag. 1) Bismillah..pesan berikut ini didedikasikan untuk semua ibu para mujahid, yang disampaikan oleh Abu Ibraheem, berasal dari Jerman, seorang mujahid Taliban di Waziristan, Uzbekistan, melalui sebuah video yang dirilis oleh Jundullah Media baru-baru ini yang berhasil diterjemahkan oleh Arrahmah, semoga pesan-pesan berikut ini dapat membuka hati dan semangat para ibu dan para orangtua umumnya, terkhusus ibunda yang putra putrinya pergi hijrah dan jihad fisabilillah. *** Sebuah pesan dari tanah yang diberkahi, Tanah para syuhada.. Aku dedikasikan kata-kata ini ketika aku sedang Ribath, menghadapi musuh, di jalan Allah aku berjihad, untuk meninggikan kalimat-Nya. Ibu…anakmu seorang mujahid. “Ibu..tetaplah tabah” Bissmillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahi Robbil’alamin wa sholatu wa salam ‘ala Rosulillah wa ‘ala alihi wa sohbihi ajma’in, amma ba’du. Untuk ibuku…Untuk ibuku yang terhormat Dan untuk semua ibu yang putra-putrinya hijrah fisabilillah Kata-kata berikut ini adalah dari lubuk hatiku yang dalam, untuk ibu dan semua ibu. Maka bukalah hatimu untuk kata-kata yang datangnya dari hati. Wahai ibu..setiap kali engkau mendengar telepon berdering, engkau segera menuju telepon sementara hatimu berdebar-debat, engkau segera menuju telepon itu dengan harapan untuk mendengar suara anakmu. Wahai ibu..aku jauh, jauh dari dirimu untuk waktu yang lama, dahulu mungkin kau tak pernah merasakan ini, ketika aku absen dari rumah hanya satu atau dua hari. Tapi sekarang? Aku berpisah darimu sejak bertahun-tahun. Ibu, Ketika aku memikirkanmu, kerinduan menyelimuti hatiku, aku mengingat kasih sayangmu, kesabaranmu, tentang cintamu kepadaku, hal-hal itu darimu yang membuatku mengetahui, membuatku merasakan bahwa engkaupun disana memikirkanku, “anakku..wahai dimana anakku?”, mungkin engkau menangis dalam kesedihan, mengangis dalam ketidakpastian, naluri keibuanmu menyebabkan kau menangis,”anakku..dimana ia? Di gunung manakah ia?, di gua manakah ia melalui malam?, pohon apakah yang menaunginya?, apakah sahabat-sahabatnya jujur kepadanya?” (mungkin engkau berpikir seperti itu) Semua pertanyaan-pertanyaan tersebut menyita perhatianmu, dimana matamu yang indah dipenuhi air mata. Aku rindu dekapanmu, aku rindu kehangatanmu, Ibu..aku merindukanmu.. Seorang anak merindukan ibunya, adalah fitrah dari Allah. Aku merindukan kelembutan tanganmu, yang lelah karena merawatku, engkau merasa lelah sehingga semua urusanku menjadi baik-baik saja, engkau tidak tidur sehingga aku tidur, engkau tidak makan sehingga aku makan, engkau menghilangkan rasa hausku, engkau menghapus air mataku, engkau adalah penyemangat dalam langkah pertamaku, engkau mengajariku untuk makan dengan tangan kanan, dan engkau memberitahuku “katakanlah bismillah sebelum engkau makan, dan Alhamdulillah setelah engkau selesai”. Ibu..aku merindukanmu.. Ibu..apakah engkau berpikir aku tidak mencintaimu? Engkau berpikir aku tidak ingin melihatmu? Aku akan memberikan apapun untuk memelukmu, bagaimana mungkin aku melupakan ibu seperti dirimu?, saat aku bicara, aku memiliki bayanganmu dalam benakku. Dalam pandanganku, engkau adalah perempuan tercantik, engkau memiliki senyum terindah, menyejukkan mata, matahari dalam hatiku, Ibu.. aku tidak melupakan apapun tentangmu! Aku tidak melupakan apapun! Aku tinggal di dalam perutmu selama sembilan bulan, saat lahir, aku tidak melupakan apapun! Dan tidak peduli dimanapun aku berada, aku berdo’a untukmu. “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”. (Al Qur’an 17:24) Ibu..kata-kataku tidak dapat menggambarkan sebesar apa cintaku kepadamu. Pastinya, engkau bertanya terhadap dirimu sendiri, mengapa aku meninggalkanmu, ayah, teman-temanku, dan orang-orang di sekitarku. Ibuku sayang..anakmu meninggalkanmu, dan engkau bertanya terhadap dirimu sendiri “mengapa”. Ibu..alasan mengapa aku meninggalkanmu, dengarlah ibuku sayang..karena anak-anak kecil yang polos tak berdosa, yang engkau lihat di televisi, sangat muda dan tak berdosa. Mereka di bom oleh orang-orang pembawa kerusakan. Orang-orang perusak yang hati mereka sepenuhnya kosong dari rasa kasih, mereka tidak membeda-bedakan (dalam menyerang), mereka membom seluruh kota dan desa, anak-anak, para wanita, dan para orangtua. Ibu..rumah-rumah sakit penuh sesak dengan jasad-jasad tak dikenali (hancur) karena senjata kimia mematikan, dan jumlah kematian meningkat dari hari ke hari. Ibu, bagaimana aku bisa tinggal diam melihat semua itu? Ketika aku melihat tragedi di Palestina? Lebih dari 60 tahun dan situasi disana semakin memburuk dan memburuk. Ibu, ketika air matamu jatuh di pipimu, darah-darah dari para ibu mengalir di Jalur Gaza, pemandangan yang membuat hati-hati terenyuh. Ibu, bagaimana aku bisa tinggal diam? Saudara-saudari kita dalam keadaan membutuhkan pertolongan. “Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!”. (Al Qur’an 4:75) Ibu..bagaimana aku bisa tinggal diam setelah membaca surat dari ukhti Fatimah?, Fatimah dari Irak dan suratnya dari penjara Abu Ghuraib. Ia menulis dalam suratnya bahwa dalam satu hari, ia diperkosa oleh sembilan tentara salibis Amerika selama sembilan kali dalam sehari! Ia menulis bahwa banyak muslimah yang menjadi hamil karena diperkosa, mereka harus menanggung anak hasil para binatang biadab!. Ibu, seorang muslimah, seorang yang suci, wanita dari ummat Muhammad shalallahu ‘alaihi wa salam diperkosa dan dihinakan dan dijebloskan ke dalam sel. Seluruh dunia tahu bahwa pemandangan Abu Ghuraib dan apa yang pernah kita saksikan adalah penjara yang terkenal dengan kekejamannya. Ibu, bagaimana aku bisa tinggal diam? Ketika beribu-ribu saudara-saudariku di tahan di penjara-penjara musuh-musuh Allah, mereka dipukuli, dicambuk, dan disiksa! Ibu..Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara.” (Al Qur’an 49:10) Tidak ada perbedaan diantara mereka, saudara-saudaraku yang sebenarnya, dan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “tidaklah beriman diantara kalian hingga kalian mencintai untuk saudara kalian apa yang kalian cintai untuk diri kalian sendiri”. Ibu..hal pertama yang kau inginkan dan kau cintai untuk dirimu adalah untuk hidup dengan bebas. Apa tindakan kriminal mereka? Apa dosa-dosa mereka? Semua penyiksaan dilakukan hanya karena mereka beriman kepada yang Maha Perkasa, “Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.” (Al Qur;an 85:8) Melainkan karena mereka mengatakan, “Tuhanku adalah Allah”, “Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan: “Tuhanku ialah Allah” (Al Qur’an 40:28) Mereka dibelenggu di sel-sel tahanan yang gelap, mereka berteriak meminta pertolongan, tetapi ummat ini sibuk, ummat sibuk dengan urusan duniawi, atau bahkan sibuk dengan ibadah, ummat pergi dan melupakan saudara-saudari mereka. Ibu..bayangkan, jika aku dalam tahanan sementara anak-anak dari ummat ini duduk-duduk di rumah dan tidur dalam belaian ibu mereka di tempat tidur yang nyaman. Bersambung insya Allah. Sumber : arrahmah
Posted on: Sat, 02 Nov 2013 17:12:33 +0000

Recently Viewed Topics




© 2015