WASPADA ..............dengan Kenalan COWOK di Facebook! Copaz - TopicsExpress



          

WASPADA ..............dengan Kenalan COWOK di Facebook! Copaz cerita BMI dari Hongkong. Penyesalan selalu datang di akhir. Ibarat nasi telah menjadi bubur. Itulah yang terjadi pada diriku –sebut saja namaku X. Berawal dari perkenalan di Facebook, aku harus kehilangan uang yang seharusnya biasa aku gunakan untuk memenuhi kebutuhan keluargaku. Bulan lalu aku mengenal sosok laki–laki di Facebook. Ia mengirimkan sebuah pesan: ingin berkenalan. Dalam pesan inboksnya ia mengatakan bahwa ia seorang duda beranak satu dan bekerja di Afghanistan sebagai tentara Amerika dan menjabat sebagai Brigadir Jenderal. Setiap pesan yang dikirimkan selalu membuatku senang karena kata–kata dia yang sopan dan baik. Setiap hari ia selalu mengirim pesan, meski hanya ucapan selamat pagi, selamat tidur, ataupun menanyakan hal–hal yang aku lakukan setiap hari. Karena perhatiannya itu, aku mulai simpati padanya. Bila ia tak ada pesan darinya, aku merasa gelisah dan seperti kehilangan dia, maka aku yang akan mengirim pesan padanya dan ketika dia membalasnya berbunga rasa hati ini. Sudah hampir satu bulan kami saling mengenal lewat Facebook. Suatu hari, ia mengatakan akan kembali ke negarana karena tugas telah selesai. Tetapi ia mengatakan memiliki sejumlah uang yang tidak bisa dikirim ke negaranya. Bila dikirim, maka pemerintah akan menanyakan tentang uang itu dan harus memberikan pajak kepada pemerintah. Ia tak ingin semuanya terjadi maka ia ingin mengirim uang itu kepadaku sebagai investasi masa depan kami setelah menikah karena ia pernah bilang akan tinggal bersamaku di Indonesia. Ia memintaku untuk memberinya alamat juga nomor teleponku, tetapi ia tidak meminta nomor rekening. Aku tidak menanyakan hal itu, karena mungkin ia akan tanya bila dia membutuhkan. Beberapa hari setelah ia meminta alamat dan telepon, beberapa hari tidak ada kabar darinya. Aku hanya menunggunya, karena aku pikir ia sibuk dengan pekerjaannya. Seminggu kemudian ia memberikan kabar bahwa uang telah dikirim melalui jasa kurir dan akan tiba esok harinya. Ia mengatakan akan ada petugas yang meneleponku untuk menyelesaikannya setelah barang tiba di Indonesia. Ia juga menerangkan jumlah uang yang totalnya tidak sedikit. Aku begitu kaget dengan semuanya, karena aku sudah percaya padanya, maka apa pun yang ia katakan aku turuti. Keesokan harinya ada nomor dari Indonesia menghubungiku. Setelah aku terima, sang penelepon mengatakan bahwa ia adalah diplomat yang akan mengantarkan barang ke alamatku. Dia kemudian memberikan telepon kepada seorang perempuan yang mengatakan ia sebagai petugas bea cukai dan mengatakan sejumlah uang yang harus dibayar karena barang itu harus ditebus sebelum diantar ke alamatku. Karena jumlah yang diminta besar, maka aku bilang besuk aku baru bisa membayarnya. Petugas yang ternyata gadungan itu bilang kalau besok pembayaran dilakukan, maka akan kena biaya tambahan penyimpanan. Aku menyetujuinya. Pada hari itu kenalanku terus menghubungiku dan terus memohon untuk segera menyelesaikan masalah pake tersebut, dengan alasan tidak ingin kehilangan uang itu. Ia terus meyakinkanku.Aku yang sudah terlena dengan rayuannya, tidak bisa menolaknya. Aku memutuskan untuk menebus semuanya dengan cara aku meminjam uang di bank dan langsung aku transfer ke nama yang telah diberikan sang diplomat yang ternyata gadungan itu kepadaku. Setelah uang aku transfer, aku segera menghubungi si diplomat. Ia mengatakan akan segera mengeceknya dan mengabariku. Seharian aku menunggu kabar tentang barang itu, tetapi tak kunjung ada kabar, maka aku mencoba menghubunginya lewat telepon, tetapi telepon yang pernah diberikan padaku tidak aktif. Aku mencoba mengirim pesan pada kenalanku tetapi akunku telah di-block olehnya. Kucoba browesing tentang yang aku alami dan ternyata sudah banyak kejadian yang sama menimpa orang lain. Saat itulah aku baru sadar bahwa aku juga kena tipu. Menyesal pun tak ada guna karena semua telah terjadi. Kini aku harus membayar cicilan bank karena kecerobohanku percaya pada orang di dunia maya! Aku merasa sangat bersalah juga pada keluarga karena mereka membutuhkan uang itu, tetapi aku malah menyerahkan begitu saja pada mereka para maling. Mungkin cerita ini sangat memalukan, tetapi aku tidak ingin teman–teman mengalami hal yang sama. Sebaiknya berhati–hatilah dengan orang yang kita kenal di dunia maya, terutama di Facebook. Mereka memiliki banyak cara untuk memperdaya kita. Untuk itu, waspada itu penting. (Seperti diceritakan X kepada Hana Zhera/ddhongkong.org).* Tertipu Pacar via Facebook, Uang 3 Juta Tidak Kembali Posted by Romeltea Oleh Amy Utamy Dunia Maya (Dumay) terutama Facebook adalah sarana komunikasi dan sharing. Tak heran jika BMI Hong Kong “berlomba-lomba” untuk memiliki laptop atau handphone tercanggih demi Facebook. Dunia Facebook sepertinya sudah melekat dengan diri mereka. Ada yang bilang, tanpa Facebook, hari-hari sangat membosankan. Ada yang bilang, tidak semangat kerja jika tidak bisa Facebook-an. Intinya, “tidak bisa hidup tanpa Facebook”. Tapi banyak juga yang menggunakan Facebook sebagai ajang penipuan. Seperti halnya yang dialami Ani (bukan nama sebenarnya). BMI asal Lampung ini trauma dan sakit hati “gara-gara” Facebook. Ani mulai bekerja di Hong Kong pada April 2010. Dulu dia tak pernah tertarik pada dunia internet. Tapi lama-kelamaan dia tertarik juga karena setiap hari libur melihat teman-temannya asyik becanda-ria dengan teman di Facebook. September 2011 Ani meminta tolong kepada temannya untuk membuatkan akun Facebook. Dalam sekejap Ani sudah mendapatkan banyak teman, terutama teman laki-laki. Ani tergolong gadis manis. Tak heran kalau banyak laki-laki yang menyukainya. Awal Oktober 2011, Ani berkenalan dengan Rony (bukan nama sebenarnya), asal Lampung juga, tapi beda kabupaten. Setiap hari mereka ngobrol lewat Facebook. Akhirnya, dua minggu kemudian Rony menyatakan cintanya kepada Ani. Ani menerimanya. Setelah “jadian”, mereka sering ngobrol lewat telepon. Beberapa minggu kemudian, sang cowok sudah mulai berani minta kiriman pulsa, paling sedikit 50 ribu sekali minta. Karena sudah cinta dan percaya kalau Rony akan menikahinya, Ani selalu menuruti segala permintaannya. Bulan Maret 2012, Ani pulang kampung karena finish kontrak. Dia harus menunggu visa kerjanya turun karena dia pindah majikan baru. Pertengahan bulan Maret, Rony mengeluh kalau ayahnya ada di rumah sakit menjalani operasi. Dia bermaksud pinjam uang ke Ani untuk biaya rumah sakit. Kebetulan uang Ani sudah menipis karena digunakan untuk membeli tanah. Melihat pacarnya “kelabakan” seperti itu, Ani merasa tak tega. Akhirnya dia menelpon saudaranya yang masih di Hong Kong. Ani mendapat pinjaman dari saudaranya itu dengan alasan untuk melunasi kredit motor. Setelah mengambil kiriman uang dari saudaranya, Ani bergegas menemui Rony di suatu tempat yang sudah Rony tentukan. Uang pun sudah diserahkan, tanpa tanda bukti dan saksi. Sejak penyerahan uang itu, Rony sulit dihubungi. Dia beralasan sangat sibuk dengan pekerjaannya. Ani pun percaya dengan semua alasannya. Masa cuti Ani sudah habis. Dia harus kembali ke Hong Kong tanggal 15 April 2012. Akan tetapi, Rony belum juga datang ke rumahnya untuk berkenalan dengan orangtua Ani seperti janji Rony ketika menerima uang dari ani. Ani tak pernah berpikir macam-macam mengenai pacarnya itu. Ani mulai kerja di Hong Kong lagi, demi masa depannya kelak. Pada akhir April, Ani dikejutkan oleh SMS seseorang (perempuan) yang mengatakan “Ani seorang cewek murahan”, “penganggu calon suami orang”, dan sebagainya. Kontan saja hal itu membuat Ani marah. Dia merasa sudah ditipu oleh Rony. Seketika itu juga dia menelepon Rony. Lagi-lagi dia dikejutkan dengan kata-kata Rony yang bernada menghina dan melecehkannya. Akhirnya Ani minta balik uang yang dipinjam Rony, tapi Rony bilang bulan depan mau dikembalikan. Beberapa kali Ani menagih hingga bulan Agustus kemarin hasilnya nihil. Sejak saat itu Ani menutup akun Fabebooknya untuk selama-lamanya. Parahnya lagi, nomor HP Rony tidak bisa dihubungi dan alamat Rony ternyata palsu. Kini Ani menghadapi saudaranya yang marah karena merasa dibohongi. (Amy Utamy, BMI Hong Kong/ddhongkong.org).* Dewi Jadi Korban ‘Penipu Cinta’ di Facebook Posted by Romeltea Dewi (bukan nama sebenarnya), BMI Hong Kong asal Jawa Timur, menjadi korban “penipu cinta” di Facebook. Sang penipu, sebut saja Z, seorang pria yang mengaku bujangan, namun ternyata sudah mempunyai istri dan anak. Dewi berkenalan dengan Z di Facebook. Selain sering saling komentar di status masing-masing, keduanya juga kerap chatting di Yahoo! Messenger dan Skype. Karena terlalu sering chat, hubungan keduanya makin “dekat” hingga berlanjut ke “hubungan asmara” yang lebih serius. Keduanya menyatakan saling jatuh cinta. Memasuki bulan kesembilan usia hubungan “asmara online” keduanya, semua kebohongan Z terkuak. Dewi pun harus menerima kenyataan pahit. Ia merasa ditipu. Z yang juga berasal Jawa Timur memiliki beberapa akun Facebook. “Mataku telah tertutup oleh kebaikan-kebaikannya,” kata Dewi. “Acting-nya bak ustadz yang ke mana-mana memakai sarung dan peci. Ternyata semua itu hanya topeng monyet untuk menutupi semua perbuatan buruknya.” Hubungan keduanya merenggang karena sebuah kebohongan yang ditutup-tutupi. “Entah mengapa,” kata Dewi, “aku sudah mencium kecurigaa padanya, tapi perasaan itu tidak terlalu aku pikirkan. Tepatnya bulan Juli lalu, aku membuat keputusan untuk menjaga jarak dengannya untuk saling introspeksi diri atas kesalahan masing-masing.” “Pada bulan Ramadhan, dalam sebuah chat di YM, Z mengungkapkan segala kasih sayangnya kepadaku. Memintaku untuk secepatnya mengambil cuti agar dia bisa melamarku,” kenang Dewi. “Rasa sayangku semakin bertumpuk-tumpuk. Aku pun sangat senang ketika dia selalu memberikan kejutan-kejutan kepadaku, berupa video yang dibuatnya melalui video maker yang berisi foto-foto kami. Dia juga sering menulis tentang diriku, mengungkapkan betapa sayangnya dia padaku yang selalu dia agungkan.” Dewi mengaku, akibat sanjungan Z, dirinya seperti bidadari yang dipuja-puja oleh malaikat. “Apalagi selama ini, dia juga tidak pernah menyinggung soal uangku. Tidak seperti kebanyakan laki-laki sekarang yang mata duitan,” kata Dewi. Kebohongan Z terungkap ketika seseorang meng-add akun Facebook Dewi dan mengaku sebagai istri Z. “Dia malah mengataiku yang bukan-bukan,” kata Dewi. “Aku mencoba bersikap tenang dan enjelaskan semua kejadian yang sebenarnya, tapi semua itu malah diputarbalikkan. Dia mengaku bahwa yang aku katakan tidak benar, tidak seperti yang dikatakan suaminya.” Dewi pun mem-forward semua message Z yang masih tersimpan di Facebook, Yahoo Messenger, dan HP. Tapi, istri Z malah berkata bahwa suaminya tidak pernah mencintai Dewi. “Katanya Z mendekatiku karena ingin menjodohkanku dengan kakaknya.” Akhirnya Dewi sadar, Z telah menipunya. “Saat pertama menerima pukulan ini, aku sempat down. Tapi karena banyaknya support dari teman-teman, aku bisa ber-positive thinking dan mengambil hikmah dari kejadian ini,” kata Dewi. Dewi mengaku dirinya tidak rela jika ada korban lagi. Dewi pun mengatakan kepada istri Z, jika suaminya masih suka menipu perempuan-perempuan lain, maka ia tidak segan-segan untuk melaporkannya pada pihak yang berwajib. “Karena bagaimana pun, penipuan itu termasuk kasus kriminal, tindak kejahatan,” kata Dewi. Menurut Dewi, saat ini kakanya sedang menyelidiki Z di tanah air. Dewi memberikan alamat rumah Z yang ia dapat ketika masih berhubungan dengan Z. “Bagi teman-teman yang berteman dengannya di Facebook, berhati-hatilah. Jangan sampai tertipu oleh sikapnya yang alim,” kata Dewi. “Satu hal yang sangat penting untuk dipetik dari kisah pribadi saya ini, jangan mencari cinta di Facebook!” imbuhnya mengingatkan teman-teman sesama BMI yang suka Facebook-an. (Yulia Cahyaningrum/ddhongkong.org).* Jangan Cari Cinta lewat Facebook Oleh Rima Khumaira Ustadz Abu Syadza (pakar Thibbun Nabawi dari Solo) berpesan kepada ribuan jamaah BMI Hong Kong yang menghadiri pengajian di Masjid Tsim Sha Tsui, Kowloon, Hong Kong, Ahad (14/10), agar jangan cari atau tertipu cinta lewat facebook karena sangat rentan terhadap kegagalan cinta serta kehancuran hati wanita. Tema ini sangat mengena di hadapan para jamaah BMI HK khususnya seiring makin maraknya penggunaan facebook, twitter, yahoo untuk mencari jodoh. Tidak salah sebenarnya dengan penggunaan jejaring sosial ini jika digunakan sebagaimana mestiya. Banyaknya penipuan berkedok cinta lewat dunia maya, membuat kita harus lebih berhati-hati apalagi untuk urusan jodoh. Karena sebenarnya cinta sejati itu tidak jatuh begitu saja, ia bisa tumbuh dan butuh waktu. Seperti kisah kawanku yang kenal teman via facebook, awalnya mereka baik-baik saja. Si laki-laki pun kalau membuat status seperti orang alim, mereka saling curhat,mengisi satu sama lain dan akhirnya timbul benih-benih cinta di hati si wanita. Ternyata, setelah satu tahun berteman dan si wanita sudah ada “di genggaman”, barulah si laki-laki berani minta uang ini-itu dengan alasan ibunya sakit. Minta dikirim pulsa dan si wanita menurut begitu saja demi orang yang dicintainya. Suatu saat si laki-laki minta uang bilang untuk pengobatan ibunya. Si wanita rela menunda kirim uang ke orangtuanya hanya untuk membantu kekasih mayanya itu. Tapi apa yang dia dapat,ternyata setelah kiriman uang itu si lelaki menghilang bagai ditelan bumi. Bahkan, ia menyuruh seseorang yang mengaku adiknya itu untuk menyampaikan bahwa si lelaki telah meninggal karena kecelakaan. Bagai petir di siang bolong. Ia terduduk lemas, mencoba mencari tahu kebenaran lewat teman mayanya yang lain. Namun, semua tiada kejelasan. Hingga suatu hari si wanita ini iseng buat akun baru dan mencoba menghubungi kekasih mayanya itu. Ia berpura-pura mengajak kenalan si lelaki ini dan ternyata direspon. Sebenarnya hati sudah panas karena merasa dibohongi, namun karena ia ingin tahu kebenarannya, maka ia teruskan sandiwara itu. Suatu waktu ia sudah muak dengan kata-kata dari si lelaki yang kian lama makin terlihat bualannya. Dia akhirnya bilang siapa dia dan ingin meminta kembali uang yang telah dikirim dahulu. Namun, si lelaki menutup akunnya begitu saja. Ada pula yang sampai bunuh diri bahkan kasus asusila karena facebook. Bukan facebooknya yang salah, tapi kitalah yang menggunakannya. Makanya agar lebih berhati-hati dalam mencari teman/pasangan hidup. Dari situ kita bisa mengambil pelajaran, agar tidak mudah jatuh cinta begitu saja, jangan mudah percaya kepada orang yang baru kita kenal. Apalagi belum pernah bertemu melihat orangnya langsung. Wallahu a’lam bish-showab. (Rima Khumaira/ddhongkong.org)Budi Hidayat
Posted on: Mon, 28 Oct 2013 18:59:14 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015