"kenalilah dirimu sendiri" kata-kata ini sudah terpampang di kuil kuno Yunani. jauh sebelum Ghazali. jauh sebelum semua motivator (yang tentunya tak semuanya menyebalkan) entah kenapa juga mereka menyebalkan bahahahaha tapi darimanakah sebetulnya jatidiri berasal? jika kita punya minat terhadap ilmu sosial, kita akan mendapati bahwa telaah ini berumur ribuan tahun. untuk memahami diri, ada orang yang bertapa, bersemedi, ada juga yang bercakap-cakap. telaah yang pada mulanya berlandaskan pada premis bahwa manusia punya jatidiri dari sononya. tapi premis ini kemudian dibantah, digugat, diadili oleh para juru bitjara modernitas dan dihujat oleh para eksistensialis. bahahaha mereka kurang lebih sepakat bahwa jatidiri seseorang berasal dari pengalaman hidupnya. dari keluarganya, lingkungannya, masyarakatnya, literaturnya, dsb. sebagai akibat dari sebuah makhluk berdarah dan berdaging yang saling berinteraksi dengan sesamanya. untuk itu, mengenali diri berarti juga mengenali proses dalam lingkup sosial, sedjarah, psikologi, politik dan semua kajian sosial dalam lingkup yang mampu diresap individu. maka sungguh petahlah jika Derrida bilang, memahami diri itu dengan melihat oranglain; bahwa dirinya berbeda dengan oranglain. pemahaman ini ndak sepenuhnya absolut. terutama jika kita kemudian menilik penelitian mutakhir bahwa ada kemampuan-kemampuan tertentu yang memang bawaan dari gen. bahwa dalam hal tertentu manusia ndak sepenuhnya kosong blong dan sepenuhnya punya freewill. bahwa ada constraint. bahwa ada, seperti yang dikemukakan Marx,; they do not make it under self-selected circumstances, but under circumstances existing already, given and transmitted from the past. The tradition of all dead generations weighs like a nightmare on the brains of the living.
Posted on: Sat, 13 Jul 2013 17:04:37 +0000
Trending Topics
Recently Viewed Topics
© 2015