selamatkan anak anak kita. sejak dini Fenomena kecelakaan - TopicsExpress



          

selamatkan anak anak kita. sejak dini Fenomena kecelakaan maut yang dialami Ahmad Qodir Jaelani (AQJ) alias Dul, putra musisi Ahmad Dhani ternyata membuka mata seluruh bangsa ini. Bukan harus menyalahkan dan mendiskriditkan Ahmad Dani yang secara manusia menyayangi anaknya secara berlebihan. Hadiah dan kemewahan berlebihan pada anak, bisa jadi menobatkan Ahmad Dani sebagai ayah favorit bagi remaja modern. Tetapi harus lebih membuka mata orangtua bahwa kemewahan berlebihan pada anak akan mengorbankan nilai hidup yang normatif dan tidak bertanggung jawab terhadap tatanan nilai hukum, etika dan moralitas. Untuk masa depannya anak tidak perlu hadiah barang kemewahan dan tidak perlu sentuhan barang yang belum perlu untuk seumurnya. Anak hanya perlu merasakan kasih sayang anda lewat sentuhan fisik yang positif, seperti pegangan tangan, rangkulan atau pelukan sederhana. Anak-anak tidak akan mengingat anda pada hal-hal materi yang anda berikan tetapi pada perasaan menghargai mereka. Sebagai artis papan atas yang sangat mapan ekonominya adalah wajar memberikan kenikmatan barang mewah bagi ketiga anaknya. Ahmad Dhani memberikan mobil untuk transportasi anak-anaknya dalam menjalankan aktivitas. Anak pertamanya Al mendapat mobil BMW, El Jaguar, sementara Dul menggunakan mobil bekas Al yakni Mitsubishi Lancer. Bahkan AQJ yang masih berusia 13 tahun itu ternyata diberi hadiah kelonggaran waktu, masih di jalanan yang keras seperti di jalan tol tanpa orangtuanya di tengah malam menjelang pagi. Padahal anak lainnya seusia sudah lama terlelap di pelukan ayah tercintanya di peraduan. Beberapa hadiah dan kemudahan bawang mewah itulah yang membuat Ahmad dani menjadi ayah favorit remaja modern. Polisi memastikan bahwa Ahmad Qodir Jaelani alias Dul, putra musisi Ahmad Dhani yang terlibat kecelakaan di Tol Jagorawi, belum memiliki surat izin mengemudi (SIM). Dul adalah orang yang mengemudikan mobil Mitsubishi Lancer B 80 SAL ketika kecelakaan yang mengorbankan 6 nyawa secara tragis. Dul yang masih berusia 13 tahun itu ternyata masih di jalanan yang keras seperti di jalan tol tanpa orangtuanya di tengah malam menjelang pagi harus berjibaku mengendalikan mobil mautnya yang kesetanan menghajar dua mobil lainnya. Ayah Favorit Remaja Gelimang hadiah dan kemewahan itu benarkah akan membuat remaja modern akan lebih mencintai ayahnya. Diluar benar tidaknya masalah itu, kemewahan ternyata yang pasti kemewahan berlebihan itu dapat beresiko dampak buruk terhadap remaja masa kini. Bukan hanya kecelakaan maut yang dapat terjadi. Dengan kemudahan dan kemewahan tersebut maka segala bentuk kehidupan borjouis yang penuh hura-hura dan kenakalan remaja seperti narkoba, pergaulan bebas, kebut- kebutan, gang motor dan tindakan kriminal remaja akan semakin mudah terjadi. Tampaknya fenomena AQJ dan Ahmad Dani bukanlah milik pribadi mereka. Sekarang semua ahli hukum sibuk berdebat hukuman apa yang tepat untuk si Dul yang masih-anak-anak. Saat ini semua orang sibuk mencari-cari dalil hukum untuk menghakimi Ahmad Dani untuk ikut dipidana. Saat ini semua berteriak mengecam Ahmad Dani mengapa anak seusia 13 tahun sudah diberik hak barang mewah yang dapat mencelakai orang banyak. Fenomena Dul dan Ahmad Dani adalah fenomena banyak orangtua modern di negeri ini, terutama manusia metropolitan. Jangan salahkan AQJ, jangan diskiriditkan Ahmad Dani. Semakin menujukkan kesalahan orang lain maka kesalahan di hati kita, ucapan kita dan didikan kita terhadap anak jadi tertutupi. Ini adalah moment yang paling tepat untuk menghakimi diri sendiri bahwa sebenarnya “Anak bukan tamu biasa di rumah kita. Mereka telah dipinjamkn untuk sementara waktu kepada kita dengan tujuan mencintai mereka dan menanamkan nilai-nilai dasar untuk kehidupan masa depan yang akan mereka bangun” Sebagai orangtua yang akan dicintai oleh remaja modern kita jangan terseret arus kemewahan dan bourjouisme dunia. Pesan orang bijak mengatakan “Jika anda bisa memberikan putra atau putri anda sebuah hadiah dan barang mewah, berikanlah itu sebuah semangatâ€�. Anak-anak tidak pandai mendengarkan orang tua mereka, tetapi mereka tidak pernah gagal dalam meniru mereka . Anda memiliki waktu seumur hidup untuk bekerja, namun anak-anak hanya memiliki masa kecil sekali. Jangan kecil hati bila anda dikritisi anak remaja anda sebagai orangtua jadul dan tidak modern. Berdiskusilah dengan kepala dengan dan dengan kasih sayang yang tulus tanpa emosi sedikitpun. Jelaskan bahwa kehidupan modern bukan berarti harus mengorbankan aturan hukum, moral dan nilai- nilai agama. Bila ingin anak anda selamat dunia akhirat maka bukan hadiah kemewahan yang dibutuhkan. Orang bijak lainnya berpesan bahwa izinkan anak anda untuk mengatakan ‘tidak’ kepada siapa saja yang menyuruh mereka untuk melakukan sesuatu yang mereka tau atau rasa itu salah. Ajarkan mereka untuk berkata tidak secara kerasa dan tegas, lalu beritahu orang dewasa lain. Ajarkan anak anda untuk menghormati hak, tubuh dan barang orang lain. Orangtua dapat memberikan tempat untuk raga tetapi tidak untuk jiwa mereka, Karena jiwa mereka menghuni rumah masa depan, yang tak dapat kau kunjungi, bahkan tak juga dalam mimpi-mimpimu. Dorong perilaku positif dengan cara memberikan ‘ganjaran’ langsung setelah perilaku tersebut muncul. Berikan ganjaran sering dan dalam jumlah yang sedikit. Ganjaran yang paling efektif adalah waktu dan perhatian positif dari anda. Puji, senyum dan katakan kenapa anda senang dengan perilaku tersebut. Untuk setiap perilaku baik, anda boleh memberi hadiah seperti permen atau jalan-jalan ke taman. Untuk menjadikannya sebuah insentif, sebuah ganjaran harus ada usaha untuk mendapatkannya, bukan hanya sekedar di beri Orangtua dapat berupaya keras untuk menjadi seperti mereka, tetapi jangan mencoba membuat mereka sepertimu, Karena kehidupan tidak berjalan ke belakang juga tak tinggal di masa lalu. Anak-anak harus dididik tetapi mereka juga harus dibiarkan untuk mendidik diri mereka sendiri Anak-anak adalah tangan yang dengannya kita memegang surga. Jika anda ingin anak anda tetap menjajagi kaki mereka di tanah, berikan tanggung jawab di pundak mereka. Coba dengar cerita seorang sukses dan konglomerat dunia pemilik ratusan hotel. Sang konglomerat tidak langsung mengangkat anaknya menjadi direktur. Tetapi mengharuskan anaknya menjadi tukang cuci piring hotel miliknya. Orang tua ini menyadari bahwa kesuksesannya harus dimulai dengan penderitaan dan kerja keras. Penderitaan akan menciptakan jiwa tangguh bahwa kesuksesan itu harus diraih dengan kerja keras. Penderitaan itu menumbuhkan perasaan saling memberi, berempati terhadap sesama dan memahami bahwa kesuksesan itu diraih dengan kerjasama, saling percaya dan saling menghargai. Perasaan dan semangat ini adalah salah satu kunci sukses di kemudian hari. Berakit-rakit dahulu. Berenang-renang ke tepian. Menderita dan kerja keras dahulu sukses dan senang kemudian. Biarlah badai kecil itu menerpa kehidupan anak. Coba perhatikan kehidupan saat dewasa teman- teman sebaya kita yang waktu kecil hanya bersenang-senang, tidak menderita, tidak bekerja keras dan selalu dilayani oleh sopir pribadi dan pembantunya saat kecil. Coba amati kehidupan saat dewasa teman-teman kita yang waktu kecil hanya memerintah pembantiu dan tidak menghargai tenaga pembantu. Coba amati kehidupan saat dewasa teman-teman sebaya kita yang saat ini sukses dan berhasil. Apakah mereka hanya bersenang-senang dan tidak bekerja keras saat usia muda. Kalaupun ada manusia dewasa sukses yang hanya bersenang- senang dan tidak bekerja keras saat usia muda. Maka itu biasanya merupakan buah warisan harta orangtua yang tidak akan langgeng lama. Warisan ilmu, pengalaman kerja keras kehidupan dan pendidikan akan lebih abadi dan langgeng bila dibandingkan warisan harta dan kemewahan berlebihan. Hal inilah yang mengakibatkan banyak anak cucu kita menghabiskan harta warisan secara cepat dan tidak berbekas. Jika anda ingin anak anda memiliki kehidupan yang damai, biarkan mereka menderita sedikit kelaparan dan kedinginan. Biarlah anak sedikit kedinginan dan sedikit kelaparan agar menjadi sangat kuat bila diterpa badai lebih besar saat dewasa. Badai kecil menerpa anak di usia muda akan membentuk manusia dewasa tangguh saat orang tua tidak berpunya. Badai kecil saat usia anak, akan menjadi kenangan manis bila anak akan meraih kesuksesan saat orang tua menjelang senja dan tidak berdaya. Badai kecil itu akan membelajari agar anak terus menghargai kerja kjeras , perjuangan dan empati terhadap kehidupan sosial, aturan hukum, etika dan kehidupan bermoral lainnya. SAVE OUR CHILDREN. Salam Untuk Anak Indonesia.
Posted on: Fri, 13 Sep 2013 14:44:17 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015