sharing bagian novel #Permen antara tokoh Diva dan - TopicsExpress



          

sharing bagian novel #Permen antara tokoh Diva dan Vigra: Setelah menit pertama habis, Diva berhenti mengunyah dan mengangkat wajahnya. “Kamu ingin bertanya tentang apa?” tanyanya dengan nada tegas. “Apa... kamu juga menyukai... Mas Angga?” tanya Vigra hati-hati. Dia memicingkan mata dan menelan ludah lamat-lamat. Mendengar pertanyaan berbumbu “Angga”, Diva sontak meminggirkan garpu dan sendoknya ke tepi piring. Diangkatnya gelas berisi jus jeruk dingin kemudian diteguknya sesaat dengan menggunakan sedotan putih dengan lubang berdiameter kecil. Kemudian, dimiringkan kepalanya sekilas menatap Vigra dengan mimik hambar. Lalu, dia kembali menunduk, memainkan garpu dan sendoknya seraya mengaduk sayur tumis kacang panjang beserta sejumput nasi yang hendak dilahapnya. Hati Vigra was-was. Takut jika sahabatnya marah karena pertanyaan tadi. Dia mengatur napasnya yang hampir melenceng sebab degupan jantung yang melompat tak keruan. Diambil kembali sendoknya lalu memotong perkedel jagung dengan sedikit gemetar. “Setiap orang punya hak yang sama untuk menyukai dan disukai,” jawab Diva sambil mengaduk-aduk makanan yang sedari tadi belum juga dimasukkan ke dalam mulutnya. “Seberapa penting jawaban dari pertanyaan itu untuk kamu?” Mimik Diva yang berubah dingin membuat Vigra makin salah tingkah. “Eum... penting karena... karena Mas Angga sering menanyakan dan menitip salam untukmu melalui aku,” balas Vigra, agak terbata. Diva hanya menggeleng dan tersenyum kecut sembari mengunyah makanannya. “Kalau begitu, pertanyaan kamu yang salah. Seharusnya pertanyaan itu kamu tujukan pada Mas Angga, bukan padaku, Vigra.” “Aku tahu... Aku tahu kalau Mas Angga itu bahkan lebih dari menyukaimu. Kalau misalnya... kamu juga menyukainya, bukankah itu suatu hal yang membahagiakan?” “Lalu... apa dengan begitu, kamu ingin agar dia menjadi pacarku?” “Bukan... Tentu bukan itu. Aku tahu kamu sudah tidak ingin berpacaran lagi, kan? Aku juga yakin kalau Mas Angga bukanlah tipe pria yang mudah mengumbar kata cinta.” “Terus?” “Hmm... aku... aku hanya sedikit kurang nyaman kalau terus-menerus diminta oleh Mas Angga untuk menyampaikan salamnya padamu.” “Kamu tinggal balas saja, wa’alaikumsalam. Beres, kan?” “Tidak semudah itu, Diva.” Diva akhirnya selesai menghabiskan makanannya. Baru kali ini gadis berwajah persegi cenderung bulat itu menyelesaikan ritual makannya dengan cepat. Dia mengelap sudut-sudut bibir mungilnya dengan tisu, lalu dilipat kedua tangannya ke atas meja dan dipandangi mata Vigra lebih intim. “Maaf Vigra, tapi aku tidak ingin kamu menanyakan hal itu lagi. Bahkan kalau kamu menyarankan untuk menikah pun, aku belum siap. Aku masih punya tanggung jawab untuk menyelesaikan skripsi dan lainnya. Kalau aku dan dia memang berjodoh, kamu tidak perlu khawatir, insyaallah, kami pasti akan bertemu lagi kalau benar berjodoh.” Vigra mengangguk lemah. Selera makannya kini berantakan. Pelan-pelan, dia mengunyah setengah piring nasi beserta lauk di piringnya sampai habis. Diva menunggunya sambil bermain ponsel. Vigra merasa menyesal telah melontarkan pertanyaan sensitif itu pada seseorang yang amat dicintai oleh Angga. Bukan hanya penyesalan, rasa sakit bercampur gundah pun turut menyelinap secara halus hingga ke ubun-ubunnya. Riszky Adhini Rachmi ini plot Dhini as Diva :D
Posted on: Sat, 05 Oct 2013 02:40:57 +0000

© 2015