..........---------- Lantai 13 Karya : Feby Indirani Posted By - TopicsExpress



          

..........---------- Lantai 13 Karya : Feby Indirani Posted By : Manager *** Bab 2 ( Bag.1 ) Luna Memandang Bangunan Yang Terpampang Megah Di seberangnya. Tak ada Tempat Yang paling Bergairah di jakarta, Kecuali Gedung Perkantoran di Pagi Hari. Energi Ratusan Orang Yang Menyimpan cita - cita Dan Harapan. Hasrat Berpacu Dgn waktu Untuk Menggapai Mimpi Dan Menyempurnakan sebuah hari. Belum Lagi Ia Memasuki Gedung Itu, Perasaanya Sudah Mengerut. Kapan Terakhir Kalinya Menerima Panggilan Kerja, Ia Tak Ingat Lagi. Setelah Setahun Menganggur, Antusiasisme Luna Meccari Pekerjaan Menyusut. Ribuan orang Menganggur di kota Ini Dan Banyak di antara Mereka Berpendidikan Seperti Dirinya. Sudah Terlalu Banyak Sarjana Yang Tersia-sia. Pendidikan Mahal Di Negeri Ini Tak Lantas Menjamin Kemudahan Warganya Untuk Memperoleh Pekerjaan. Bagi Luna, Yang terburuk Dari Menganggur Adalah Lenyapnya Semangat Bergerak. Tak ada Yang Membedakan Hari ini Dgn Kemarin Atau esoj. Kehidupan Berjalan seperti seharusnya. Toh, Matahari Masih Terbit Dan Tenggelam Tepat Pada Waktunya. Hidupnya Sendiri Bergeming. Atau, Mungkin Memang Tak Lagi Hidup. Sejak Kepergian Mama Dua Tahun Lalu.... Sayang, Panggil Rafael Sambil Meraih Tangan nya. Luna Tersentak. Kamu Ngga Apa-apa? Tanya Kekasihnya Itu. Mata Rafael Yang Terbingkai Kacamata Terlihat Cemas Melihat Raut Wajah Luna Seperti Orang Linglung. Luna Mengangguk Kecil, Lalu Mencoba Tersenyum. Masih Menggenggam Tangan luna, Rafael Mengajaknya Menyebrang. Memasuki Lobi Gedung, Suasana Hiruk Pikuk Menyambut Mereka. Puluhan Orang Berkerumun Di sekitar Lift Utama. Mereka Mengelilingi sesuatu, Entah apa. Beberapa Petugas Satpam Lalu Lalang Dgn muka Tegang Sambil sibuk Berkoordinasi Dgn HT. Situasi Yang Tak Lazim. Luna, Kamu Yakin Ini gedungnya? Tanya Rafael Heran. Meski Mengikuti Langkah - langkah Luna, Pandangan nya Terpaku Pada Kerumumnan Itu. Dari Kejauhan, Ia Berusaha Melihat Apa Yang Sedang Di lihat Orang - Orang. Belum Berhasil. Luna Menjawab Acuh, Gedung Imperial... Harusnya Betul. Ia Berjalan Menuju Meja Resepsionis Lobi. Meskipun Tertarik jUga Untuk Mengetahui apa Yang Terjadi Pada Kerumunan Itu, Luna Memilih Untuk Mencari LebiH dulu Informasi Mengenai Panggilan Kerja Yang di Terimanya. Ia Mengeluarkan sebuah amplop Undangan Berwarna Hitam Yang Terbungkus Plastik, Membuka, Dan Membacanya Sebentar Untuk Meyakin kan Diri. Lalu, Ia Bertanya Kepada Resepsionis. Selamat Pagi Mbak. saya Menerima Panggilan Dari PT imperindo Visitama, Ujarnya Sopan. Belum Sempat Mbak Resepsionis Itu menjawab , Tiba - Tiba Rafael Bertanya Dgn suara Keras Kepada Resepsionis. Maaf Mbak, Ada Apa , sih, Itu? Rafael...., Desis Luna , Pelan Tetapi Menusuk. Pacarnya Ini memang Sering Bikin Malu Karena Tak Bisa Menahan Rasa Ingin Tahunya Yang selalu Besar. Mentang - Mentang Wartawan! Rafael Tak Menanggapi Reaksi Luna. Ia Menunggu Jawaban Dari resepsionis Itu Yang Nampak enggan Menjawab. Kurang Tahu. Baru Tadi Pagi Kejadian nya, Sahut Di Resepsionis Tanpa Memandang Mata Rafael. Luna Tersenyum Untuk Menetralkan suasana, Lalu Mengeraskan Suaranya, Mbak.... Saya Dapat Panggilan dari..... Sudah ada Pers Yang Datang Meliput Belum Mbak? Potong Rafael Lagi dgn Nada Suara Mendesak. Rafael....! Kali Ini, Nada Luna Begitu Tegas. Si Resepsionis Hanya Menggeleng Pelan Pada Rafael. Lalu, kembali Menatap lUna. Saya Dapat Panggilan Untuk Interviu, Lanjut Luna. Tempatnya Di gedung Imperial.... Lantai 13. Petugas Resepsionis Itu Menatapnya Terkejut. Lantai .... 13? Iya... Lantai 13, Sahut Luna Heran. Aaaaaagggggghhhhhhh! Tiba - tiba , Terdengar Suara Teriakan Histeris Dari Arah Kerumuman : . Hal Itu Membuat Semua Orang Bereaksi Kaget. Kerumunan Itu Pun Kocar - Kacir. Dgn sigap , Rafael Segera Berlari Mendekat Ke Tengah Kerumuman.
Posted on: Sun, 24 Nov 2013 01:57:42 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015