14 Tahun Siwalima Tuntutan untuk Terus Berubah Tepat di hari ini, Harian Pagi Siwalima genap berusia ke-14 tahun.Usia yang masih tergolong belia. Berdiri 25 Oktober 1999 lalu, di tengah berkecamuknya konflik bernuansa SARA di Maluku.Kala itu Siwalima terbit dengan format delapan halaman hitam putih, berukuran tabloid. Kelahiran Siwalima, tak bisa dilepas pisahkan dari reaksi simultan dari reformasi politik tahun 1998, yang membuka peluang bagi berkembangnya pers lokal atau pers daerah. Tren pers lokal yang berkembang di dunia sebenarnya sudah lebih dulu mewabah dibanding Indonesia. Cakupan nasional tidak lagi dilirik, karena tingginya biaya distribusi dan liputan. Dalam perjalananya, untuk menjawab tuntutan pembaca dan realitas yang berkembang di masyarakat, Siwalima terdorong untuk merubah penampilan baik dari sisi layout maupun esensi pemberitaan agar tetap terlihat “genit”dan “menggoda”. Itu semua dilakukan, karena kami sadar sungguh bahwa pers dan wartawan lahir dari dan untuk masyarakat, karena merekalah yang menyiapkan wartawan dan yang menghidupi pers. Dan karena mereka pula yang membutuhkan informasi dalam kerangka memenuhi right to know dan right to express. Warga masyarakat sangat menyadari arti pentingnya pers dalam kehidupan mereka dan karenanya mereka rela menitipkan dua hak asasi manusia yang paling hakiki itu kepada pers dan wartawan. Bahkan untuk kepentingan itu mereka pun rela membayar koran atau bila perlu menjadi sumber public donation demi terwujudnya kehidupan pers dan wartawan yang benar-benar memiliki komitmen pada penyediaan informasi yang baik dan benar untuk mereka. Di sinilah pers memiliki tanggung jawab yang disebut sebagai contracted responsibility yakni tanggung jawab yang muncul karena kontrak sosial dengan publik walau kontrak sosial itu tidak selalu harus diwujudkan tertulis. Tetapi karena secara hakiki pers dan wartawan adalah bagian dan lahir karena keinginan dan dorongan warga masyarakat maka sudah sepantasnya pers memiliki tanggung jawab yang muncul karena kontrak sosial itu. Dalam konteks itu, pers memiliki peran sebagai penghubung yang mengaitkan berbagai kepentingan dari seluruh elemen yang ada di ruang publik, termasuk warga, pemerintah daerah, institusi ekonomi, institusi budaya, dan institusi politik yang lain. Pemerintah daerah membutuhkan pers dan wartawan untuk mendapatkan informasi tentang apa yang diharapkan dan dibutuhkan publik dalam rangka mempertajam tugas dan kewajibannya. Begitupun publik membutuhkan pers dan wartawan untuk mewujudkan keinginan dan kebutuhannya yang paling hakiki agar terakomodasi dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Selain itu karena pers dan wartawan juga lahir tidak bisa dilepaskan dari konteks sosial budaya masyarakat, pers juga sudah seharusnya memiliki tanggung jawab yang disebut sebagai social responsibility, yakni tanggung jawab yang muncul sebagai konsekuensi pers sebagai bagian dari masyarakat. Itu berarti terhadap semua ketidakberesan yang terjadi dalam dunia politik, pemerintahan, sosial budaya, dan sosial ekonomi, menjadi kewajiban pers untuk melakukan konservasi dan pengawasan. Dalam konteks itu pers dan wartawan memang sudah sewajarnya kalau diberikan peran penjagaan (surveillance). Pers mendapatkan amanat yang tertinggi dari masyarakat untuk menjadi instansi pengawas sosial bahkan agar ia dapat menjalankan peran itu dengan seksama publik pun rela menaikkan kelasnya sebagai the fourth estate dalam tata pemerintahan. Itu sebabnya pemahaman mengenai peran dan tanggung jawab pers menjadi penting untuk dipahami oleh kita semua, tetapi yang lebih penting juga adalah pemahaman tentang keterkaitan peran pers, peran pemerintah daerah dan peran publik. Pemerintah membutuhkan pers untuk mempertajam pelaksanaan kewajibannya kepada publik di setiap periodenya.Sebaliknya publik pun membutuhkan pers untuk menghubungkan hak-hak sipil mereka kepada institusi pemerintahan daerah. Begitupun pers membutuhkan keduanya agar ia tetap eksis menjalankan peran korelasi dalam kerangka menghubungkan kepentingan publik dan pemerintah daerah. Sementara itu penyelenggaraan pemerintahan daerah agar tetap memiliki spektrum politik yang berprinsip pada local good governance dengan topangan pemimpin dan pemerintah yang bersih (clean leader & government) maka sudah sewajarnya untuk tetap memberikan peluang pada pers dapat menjalankan peran penjagaan. Hanya saja instansi pers seperti Siwalima juga harus berhati-hati karena tengah berada dalam konteks pers industrial, dimana banyak perangkap tersedia dan memungkinkan untuk meninggalkan peran pers yang hakiki, bahkan beralih fungsi menjadi ‘’lembaga peres’’ bukan ‘’lembaga pers’’ lagi. Kehormatan pers tetap harus dijaga karenanya siapa pun berhak berkepentingan dengan pers. Karena itu, mau dan tidak mau, idealisme jurnalis harus menjadi pegangan. Idealisme jurnalis adalah melaksanakan tugas sesuai dengan kode etik. Prinsip dasarnya adalah menyampaikan kebenaran, bersikap independen dan meminimalisir dampak buruk dari pemberitaan yang dibuat. Untuk mempertahankan idealisme dan independensi jurnalis, Siwalima harus berupaya untuk menjaga idealisme segigih mungkin, dan tak sekedar mengembangkan bisnis, namun juga mengedepankan nilai pengabdian pada publik. Memang menjalankan dan mempertahankan idealisme bukan hal mudah. Tetapi itu “wajib hukumnya” untuk dilakukan. Siwalimasadar sungguh, bahwa keberadaan pers lokal sebagai subsistem arena percaturan politik di tingkat lokal mengharuskan adanya landasan profesionalisme dan idealisme yang kuat. Tanpa profesionalisme, pers tidak akan memperoleh kepercayaan masyarakat. Di sisi lain, sebagai sebuah institusi bisnis, pers lokal juga harus meningkatkan mutu manajemennya yang pada gilirannya mampu menyehatkan perusahaan dan meningkatkan kesejahteraan para pekerjanya. Kini, di ulang tahun 14 ini, kami yakin sungguh bahwa keberhasilan yang diraih Siwalima adalah berkat bantuan banyak pihak, termasuk pembaca dan relasi setia, juga pemangku kepentingan. Akhirnya, seluruh kritik dan masukan yang diberikan selama ini, dijadikan simbol dukungan bagi perjalanan dan kejayaan Siwalima ke depan.
Posted on: Fri, 25 Oct 2013 06:33:25 +0000
Trending Topics
Recently Viewed Topics
© 2015