4 WIB BIAYA KULIAH: Di Luar Negeri, Butuh Rp500 Juta Roni - TopicsExpress



          

4 WIB BIAYA KULIAH: Di Luar Negeri, Butuh Rp500 Juta Roni Yunianto 130607_kuliah.jpgBISNIS.COM, JAKARTA-- Dewasa ini, melanjutkan pendidikan di luar negeri sudah bukan lagi hal yang langka, bahkan sudah menjadi trend bagi pelajar Indonesia dan untuk anda yang berminat silahkan menyiapkan sejumlah hal penting termasuk dana yang lumayan wahhh. Kecenderungan pilihan ini tidak lepas dari bantuan pihak konsultan yang mempermudah para calon mahasiswa untuk mendapatkan informasi tentang kampus impian mereka di luar negeri. Di Indonesia, khususnya di jakarta terdapat banyak education consultant (konsultan pendidikan) seperti Brightannica (brightannica), Optima Educational Service (optima-education), Sun Education Group (suneducationgroup), dan Uniprep (uniprep.co.id). Education consultant ini memiliki jenis pelayanan masing-masing mulai dari konsultasi gratis seperti yang diterapkan oleh Brightannica, Optima, Sun dan Unistart hingga bantuan informasi mengenai jurusan yang tepat dan lain-lain Banyak calon mahasiswa maupun yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi ke jenjang berikutnya memilih melanjutkan pendidikannya ke luar negeri. Hal ini didukung oleh berbagai macam alasan. Dalam wawancara dengan Klara Bunjamin, pemilik Optima Educational Service, sebuah konsultan pendidikan di daerah Kedoya, Jakarta Barat, Rabu (15/3/13), kepercayaan akan kualitas dan kenyamanan yang di dapat di lur negeri adalah satu dari sekian alasan yang umum dilontarkan. Selain itu, ia juga menyebutkan alasan lain yakni keinginan untuk mengenal budaya negara lain, networking dan kepercayaan dunia kerja. Dengan kuliah di luar negeri maka para mahasiswa akan mengenal lebih banyak relasi yang akan sangat berguna di dunia kerja kelak. Kepercayaan dunia kerja terutama perusahaan asing yang menuntut pemahaman kultur berbeda di samping kemampuan berbahasa asing juga menjadi pertimbangan bagi calon pelajar. Di samping itu, pengalaman kuliah di luar negeri membuka peluang besar untuk mendapatkan pekerjaan di luar negeri, khusunya untuk negara Australia dan New Zeland yang lebih mempertimbangkan pekerja yang lulus dari negara itu sendiri. Menurut wanita berkulit putih dengan postur tubuh yang semampai itu, semenjak berdirinya Optima, Australia merupakan negara favorit tujuan pelajar karena pengurusan visa yang relatif lebih mudah, harga dolar yang masih relatif rendah, tersedianya visa untuk bekerja setelah lulus kuliah, serta masa belajar yang lebih singkat dibandingkan dengan masa belajar di Indonesia. Harga Jual dolar tertinggi selama 2009 – 2010 adalah Rp9190,52 pada 31 Desember 2010. (0rtax.org). Namun, peminat belajar ke luar negeri, khususnya Australia sedikit berkurang karena melonjaknya dolar serta semakin ketatnya peraturan pembuatan visa terutama bagi lulusan S1 yang ingin mengambil Diploma. Meningkatnya mutu pendidikan tinggi serta semakin baiknya kerjasama antara universitas di Indonesia dengan universitas luar negeri juga menjadi alasan berkurangnya minat pelajar ke luar negeri Menurut Unesco, Sejak tahun 2004 hingga 2010, Australia masih menjadi negara favorit tujuan pelajar Indonesia dengan jumlah pelajar sebanyak 10.184 pada 2004 dan 10.135 pada 2010. Sementara, di tahun yang sama, 2010, Malaysia berada di posisi kedua dengan jumlah pelajar 8.604 , disusul USA 6.882, Jepang 1974 , Jerman 1676 , UK 1137, Canada (777), Republik korea (414), Prancis (360), dan Netherland (341). Di sisi lain Eric Chen, seorang pemegang saham sekaligus marketing director Brightannica, salah satu konsultan khusus Australia yang baru saja membuka cabang di Perth, optimis akan penaikan jumlah peminat pelajar ke Australia. Dari data yang dimilikinya terdapat 300 pelajar peminat Australia pada 2012 dengan University of New South Wales sebagai universitas favorit dan diperkirakan akan bertambah sekitar 400 hingga 500 peminat. Setali tiga uang dengan Klara, Habli Barky atau yang akrab disapa dengan Abe, Marketing Manager Sun Education Group, sebuah education counsultant yang merupakan hasil merger dari tiga konsultan pendidikan besar di Indonesia yakni Next Generation (NexGen), Erajasa Globalindo, serta International Student Services (ISS) dan sudah memiliki hampir 20 cabang di kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Medan dan Makassar, mengatakan bahwa bisnis merupakan jurusan dengan peminat terbesar. Selain itu Abe juga menyebutkan bahwa pendidikan merupakan investasi jangka panjang, oleh karena itu para anak Indonesia yang memiliki minat kuiah di luar negeri semakin tahun semakin banyak dan networking merupakan alasan yang cukup kuat bagi mereka karena dengan kuliah di luar negeri mereka akan bertemu lebih banyak orang dari berbagai belahan dunia. Selain itu, Abe menyebutkan bahwa Australia adalah negara tujuan pelajar terfavorit karena negara ini merupakan negara berbahasa Inggris terdekat dengan Indonesia disamping Singapura yang biaya kuliah dan biaya hidupnya lebih tinggi daripada biaya hidup di U.K, di luar kota London, dengan pertumbuhan biaya hidup dan biaya kuliah di tiap negara mengalami penaikan sebesar 3% hingga 10% pertahun atau per dua tahunnya sesuai regulasi masing-masing kampus. Hampir sama dengan pendapat Klara, Abe mengatakan bahwa Bisnis dan Engineering merupakan pilihan favorit di samping Art atau seni sebagai tambahannya. Selain pengurusan visa dan akomodasi, pihak Sun yang menepatkan siswa sebagai sahabat, bekerjasama dengan universitas, juga melakukan monitor terhadap siswa mereka. Jika ada siswa yang mengalami penurunan nilai, maka akan di adakan pendekatan untuk membantu siswa. Sebastian Gunawan, seorang Student Counselor dari Unistart, sebuah Education Consultant di bawah naungan Uni Shadu Guna menyatakan hal yang sama dengan Klara dan Abe bahwa networking merupakan alasan penting. Soal penaikan biaya hidup dan kuliah Sebatian mengungkapkan bahwa pertahunnya ada peningkatan sekitar AUD$1000 untuk Australia dan 1000£ untuk U. K. Selain itu Sebastian juga mengatakan bahwa untuk dapat kuliah di luar negeri masing- masing mahasiswa harus menyiapkan dana sekitar Rp150 juta hingga Rp500 juta pertahunnya. Dia juga menyebutkan bahwa bisnis merupakan pilihan favorit para pelajar dengan presentasi peminat sekitar 50% yang sisanya memilih engineering,arsitejtur, design dan lain sebagainya. Untuk persyaratan visa, siswa diwajibkan memiliki nilai IELTS (International english language test system) sebesat 6,5 atau TOEFL (Test of english as foreign language) sebesar 90 untuk IBT (Internet Based Test). Pada umumnya, setiap konsultan pendidikan memiliki layanan khusus bagi siswa yang belum mampu menempuh nilai sebesar itu, para siswa akan di berikan kursus khusus untuk meningkatkan kemampuan berbahasa mereka. Tujuan tes ini adalah untuk mengetahui kemampuan berbahasa inggris para siswa karena bahsa ini akan digunakan sebagai bahasa penghantar ketika mereka belajar di luar negeri. Berbeda pendapat dengan Klara dan Abe, menurut Sebastian, penurunan grade dari S1 ke D3 bukanlah hal yang mempersulit, khususnya jika calon mahasiswa berniat untuk mengambil jurusan yang berbeda. Sumber : Juli Etha Ramaida Manalu Editor : Martin Sihombing Share : Facebook | Twitter | Kembali BERITA TERKAIT * BEASISWA PENDIDIKAN: Anak transmigran dapat beasiswa * UU PENDIDIKAN TINGGI: Forum 7 Kampus Negeri Dukung Penuh * SISWA MISKIN: Bantuan akan Diintegrasikan dari SD hingga SMA BERITA TERPOPULER * MARHABAN YA RAMADHAN: Ini Jadwal Imsak & Berbuka Puasa (wilayah Jakarta) * Arab Saudi, Jordania dan Mesir Mulai Puasa Ramadan pada Rabu (10/7) * AWAL RAMADAN 2013: Warga Afghanistan Tunggu Keputusan Arab Saudi BERITA PILIHAN * Honda Supra X 125 Helm Diluncurkan, Harga Rp16,5 juta * Rayakan HUT Dalai Lama, Biksu Ditembaki Polisi China * INDUSTRI TEKSTIL: Lebaran Tidak Picu Produksi FRONT PAGE . QUICK NEWS . MARKET . FINANSIAL . INDUSTRI . PROPERTI . OTOMOTIF . GADGET . SPORT . MANAJEMEN Copyright © 2013 Bisnis Indonesia Group. View Full Site
Posted on: Tue, 09 Jul 2013 11:55:33 +0000

Trending Topics




© 2015