Author :?_? Judul : Jika kamu menginginkanku Genre : Romance , - TopicsExpress



          

Author :?_? Judul : Jika kamu menginginkanku Genre : Romance , smut Rating : NC 21 Cast : Choi sulli, hwang minhyun, lee taemin ========================== “ ya. Aku akan menikah denganmu “ kupikir ini jawaban yang tulus dan paling membuatku bahagia yang keluar dari mulutnya. Saat 6 bulan lalu aku melamar dirinya. Sungguh alasanku hanya satu yaitu aku ingin membuatnya bahagia. Awal kami bertemu, itu adalah awal aku mencintai sulli. Di mataku Dia adalah seorang yoeja yang cantik, ceria dan anggun. Walau ku tahu kecerianya bukan lah murni dari dalam dirinya, tapi aku yakin dapatmembuat itu berubah. “ ada apa, kenapa memandangku seperti itu ? “ tanyanya memudarkan lamunanku saat aku menatapnya yang sedari tadi makan bersamaku. “ ngh? Ah aniya. Hanya saja kau terlihat cantik , saat seperti ini “ jawabku asal sambil tersenyum kearahnya. Sulli, Dia kini tak terlihat selangsing dulu karena dia sedang mengandung anaknya dengan tuan lee. Aku sempat iri dengan suaminya yang sudah meninggal itu. Karena mendapat cinta darinya yang benar-benar sempurna, dan selama ini kurasa dia belum membuka hatinya untuk diriku yang sudah menjadi suaminya. “ minhyun-ssi aku, lelah. Aku tidur dulu ya? Kau juga cepatlah tidur dan istirahat bukankah besok kau ada jadwal operasi ? “ katanya sembari bangkit dan tersenyum menatapku, lalu perlahan-lahan dia masuk kekamarnya. Hanya dengan sedikit perhatiannya itulah, aku Yakin kalau suatu saat dia akan menerima cintaku. ========================================= “ oenni-yah?? “ teriak eun joo berlari menghampiri kakaknya yang sedang memasak didapur. “ O? Kau datang ? wae ? kenapa kau terlihat senang oe ? “ kata sulli terdengar senang juga karena adiknya datang. “ aishhh, oppa kenapa kau tak membantu kakakku ? dia ini sedang mengandung 9 bulan. Apa oppa tidak kasihan pada oenni dan keponakkanku ini ! “ grutu eun joo melihat kearahku sedikit kesal karena melihatku sedang santai membaca koran di meja makan. Mendengarnya sullipun terlihat tersenyum geli karena ulah adiknya itu yang memarahiku. “ ye, arraaso . eun joo –yah “ sahutku sedikit tertawa geli juga. Sembari bangkit dan menghampiri mereka. “ ayo oenni, kita duduk saja. Biar oppa yang melakukan semuanya “ kata eun joo lagi menarik lengan sulli pelan untuk duduk saat aku sampai didekat mereka. “ mwo ? ta-tapi aku tidak bisa memasak “ jawabku jujur sedikit binggung. “ ah, eun joo-yah. Kau saja yang duduk biar oenni dan oppa yang melakukan ini arra ? “ sahut sulli sedikit ingin membantuku. “ aishhhhh, oennia-ya. Kandunganmu kan sudah masuk bulan ke 9 jadi oenni tidak boleh sering berdiri. Sudah oenni dan oppa duduk saja biar aku yang melakukan oe ? “ tolak eun joo tidak mau kakaknya lelah. Kamipun menuruti kemauan eun joo sekarang. Untung sulli berkata seperti itu. Sehingga akhirnya eun joo juga yang membantunya dan aku tertolong. Kupandangi wajah sulli yang sedikit tertawa karena mendengar eun joo terus-terusan mengerutu tentangku yang payah. Wajahnya terlihat sedikit pucat dan lesu. Apa dia sakit ? atau ini hanya bawaan dari bayinya saja ?. tak beberapa lama aku menatapnya dia lalu mengarahkan pandangannya balik menatap ku sontak aku dan diapun menjadi salah tingkah karena manik mata kami saling bertemu. Memang dari awal aku menikah dengannya dan sampai sekarang, dia masih malu dan enggan seperti menganggapku orang lain. Pernah dia sesekali bergurau dengan terlihat akrab, tapi itutak berlangsung lama. Minhyun POV end ============================================= “ oenni , nanti malam dan seterusnya aku akan tinggal disini menemani kalian, itu aku juga sudah meminta ijin pada orang tua kita dan oppa “. “ mwo ? “ sahutku dan minhyun bersamaan kaget. Bagaimana kami tidak kaget, karena kamar yang biasa eun joo pakaikan di tempati minhyun. Sejak menikah kami tidak lah pernah tidur bersama atau sekamar. Entah kenapa rasanya aku sedikit tidak nyaman dengan kehadirannya. syukurnya diapun mengerti saat aku memintanya untuk menempati kamar yang satunya disebelah kamarku. Ya tentu saja ini aku dan minhyun rahasiakan dari orang tua kami, termasuk eun joo. Hm, bagaimana ini. “ wae oenni, oppa ? apa ada yang salah ? kenapa kalian terlihat sok ? “ “ ah aniyo. Tapi…………. “ sahutku terputus. “ ya, kau tinggallah disini. Kami tidak keberatan. Dan maaf kalau kamar yang sering kau pakai, oppa taruh barang-barang milikku “ lanjut minhyun menghapuskan kata-kataku. Aish, kenapa dia mengiyakan itu ? bagaimana kalau diam-diam eun joo tahu ? ah cincha mau bagaimana lagi, aku tak bisa berbuat banyak . keluhku kesal didalam hati. ================================================== “akkhh…” tiba tiba aku tersadar dari tidurku karena aku merasa sesuatu menghantam perutku. Dan ini bukan rasa sakit yang biasa aku rasakan saat bayiku menendang-nendang. Pinggangku kini juga terasa sangat sakit. Minhyun tidak mengetahui ini, karena kulihat dia sangat pulas tertidur disampingku. Ya sekarang kami harus tidur sekamar karena eun joo tinggal dirumah ini. “kau kenapa aegy?” ucapku sambil mengelus perutku sendiri. Ya tahun , kurasa aku tak bisa menahan lebih lama rasa sakit ini. Sulli POV end ==================================================== Tiba tiba tidurku sangat terusik dengan rintihan seseorang yang terdengar menahan sakit.. apakah itu sulli ? cepat-cepat aku membuka mata dan melepaskan rasa kantukku yang sangat menjalar dimata. “sulli-yah ? gwaenchana?” tanyaku sembari duduk lalu menatapnya khawatir. Dia lalu mengangguk dan berkata “hanya saja rasanya sakit. Dan aku tidak bisa tidur”. Benar saja dia terlihat berkali kali mengelus perutnya diiringi ekspresi wajahnya yang menahan sakit. “kajja kita kerumah sakit..” ajakku tapi dia menahan tanganku. “shireo.. aku tidak apa-apa minhyun-ssi. Kembalilah tidur, aku juga akan tidur lagi “ katanya menolak “Cincha ?. tapi …….. ah baiklah “ jawabku sedikit ragu dengan perintahnya Setelah beberapa menit aku merebahkan badanku Tiba-tiba. “ minhyun, Kenapa aku bisa mengompol disini..” ucapnya sambil menunjuk cairan yang terkeluar dari dibawahnya… sontak aku bangkit lagi dan melihat apa yang ditunjuknya “ O? Kau akan melahirkan sulli…..!!” kataku langsung kepadanya karena aku tahu itu adalah cairan ketuban(?) yang telah pecah. “ eun jooo. Eun jooo yah ?! “ teriakku sedikit cemas memanggil eun joo agar dia membantuku mempersiapkan beberapa baju bayi untuk kami bawa kerumah sakit. “ wae? “ tanya eun joo sembari membuka pintu kamar sulli sedikit tergesah. “ cepat bantu aku, siapkan beberapa baju bayi dan baju sulli. Oennimu ini akan melahirkan “ sahutku cepat sembari menggendong sulli yang sudah terlihat sangat kesakitan memegangi perutnya untuk membawa dia ke mobil. “ ye, oppa “ jawab eun joo sambil berlari mengambil semua barang yang aku suruh. ===================================== “ akhhh…. ”.” Oenni , apa benar-benar sakit ? o, ottokke? Tahan sebentar ya oenni-yah ? . tinggal beberapa menit kita sampai “ kata eun joo khawatir menenangkan sulli. Sesekali aku juga melihatnya. karena aku menyetir jadi tidak bisa selalu memperhatikannya. Wajahnya dipenuhi keringat,dan terlihat meringis kesakitan. sungguh ini membuatku sangat panik. Untung saja sekarang adalah malam hari jadi jalanan sangat sepi. Ah bagaimana kau ini hwang minhyun kau kan juga seorang dokter. “Perawaaattt! Istriku akan melahirkan. Cepat panggil dokter soe dan bantu akuu!!!” teriakku setelah turun dari mobil. 3 perawat yang keluar membawa tempat tidur beroda(?). “sulli tahan ne?? Sebentar lagi pasti akan baik-baik saja ” ucapku lalu memapah sulli agar pindah ke tempat tidur beroda itu. Belum sempat dia ditidurkan ditempat tidur. Tiba-tiba saja badannya lemah dan tak sadarkan diri. Astaga apa yang terjadi? “ oennni!!! “ teriak eun joo memanggil sulli. “ sulli, sadarlah? Sulli-ah “ panggilku menepuk-nepuk pipinya. Minhyun POV end ======================================== “ chagiya, chagiya? “ suara ini? lalu ku cepat-cepat membuka mataku untuk mencari tahu siapa yang memiliki suara yang sama dengan seseorang yang lama aku tak dengar. Benar saja, dia ada, dan terduduk di sampingku yang terbaring. Dia terlihat tersenyum gembira dan seperti biasa dia menaik turun kan alisnya membuat semua terlihat lucu. “ yo- yoebo ? “ panggilku tak percaya sembari bangkit dan langsung memeluknya. “ yakk. Wae chagiya ? “ katanya terlihat terkejut dengan perilakuku. Tapi tak kuperdulikan itu. Sungguh aku sangat merindukannya. Tanpa sadarpun air mataku juga mulai mengalir sebagai tanda aku sangat merindukannya dan senang. “ hufft, gwenchanna . aku disini “ katanya lagi sedikit menghela nafas pelan sembari membalas pelukkanku dan mengelus rambutku. “ yoebo, kemana saja kau? Kenapa kau baru datang. Sungguh aku sangat merindukanmu yoeboo “ kataku terdengar terbatah didalam isakkanku. Dia pun hanya terdiam masih membalas pelukkanku. “ kata siapa aku pergi darimu chagiya ? asal kau tahu, selama ini aku selalu didekatmu dan bayi kita “ jawabnya lagi menanggapiku. “ yoebo. Bawa aku pergi denganmu “ tegasku. Sembari melepas pelukkanku an menatapnya. Wajahnya kini berubah menjadi datar, saat aku berkata seperti itu. “ akh, yak !! appo “ jeritku pelan karena dia tiba-tiba menjitak kepalaku pelan. “ seharusnya kau tak berkata seperi itu ! apa kau mau meninggalkan anak kita ?? “ katanya sedikit terdengar kesal. “ sulli-ah. Suatu saat pasti aku akan membawamu pergi bersamaku “ “ tapi kapan ? “ potongku langsung. “ aku. Tak bisa terus seperti ini. aku ………” belum sempat aku melanjutkan kata-kataku. tiba-tiba dia menciumku kasar, tapi itu tak lama. Dan “ nado bogoshipoo “ katanya sembari meletakkan keningnya di keningku. Air matakukupun tak berhenti mengalir dan aku kembali terisak. “ dunia kita berbeda sulli, dan aku tak bisa seenaknya membawamu dan anak kita keduniaku. Kalian masih mempunyai takdir yang panjang. Dan takdirku telah terhenti saat aku meninggal. Kita tidak berjodoh. Dan kau adalah jodoh orang yang sekarang ada disampingmu “ katanya lagi menatapku penuh kesedihan. Dia sedikit terlihat ingin menangis. Hm aku rasa aku tahu, kalau dia sama tersiksanya denganku. “ sekarang kembalilah keduniamu, kembalilah kesampingnya, dan kembalilah menjaga anak kita, aku disini akan selalu disampingmu, menjagamu dan anak kita dari langit “ apa dia akan meninggalkanku lagi? “ taemin-ssi ? “ panggilku saat dia tiba-tiba menyingkirkan tubuhnya dari sampingku. “ selamat tinggal chagiya, naneun joengmal sarange “ katanya kemudian sebelum di berbalik dan menghilang dari hadapank. Tiba-tiba semua pandanganku menjadi gelap dan aku mendengar suara minhyun serta tangisan seorang bayi. Dan tak beberapa lama, samar-samar aku melihat mereka. “ O? Perawat !! perawat . istriku sadar… “ teriak minhyun terlihat senang melihatku sadar. Sambil berlari keluar. Sulli POV end ========================================= “ sulli- yah ? sulli-yah ?? “ panggilku sambil mengendong anaknya. Ah bukan anak kami yang sedari tadi menangis. Tiba tiba saja aku terpaku melihat mata sulli perlahan terbuka. Hah dia sadar? Segera aku berlari keluar memanggil perawat,dengan tetap menggendong bayi kami. Hingga beberapa perawat menanyaiku. “dokter hwang anda mau kemana? Dan Mau dibawa kemana bayinya?”. “O? Perawat !! perawat istriku sadar “ Teriakku terbata. “ cepat panggilkan dokter soe ppalli….” Lanjutku sedikit Senang juga bercampur khawatir. karena sudah 4 hari ini dia tidak sadarkan diri. “ sulli-ya? gwaenchana?” tanyaku saat soe sudah mengatakan sulli baik baik saja. Diapun mengangguk dan tersenyum. Sambil mengendong bayi kami, yang baru saja diberikan oleh suster padanya. Akupun lalu bernafas lega melihatnya sudah tidak apa-apa. Sungguh sebenarnya aku sangat takut kalau dia tak sadar-sadar tadi. Mengingat kondisinya memang lemah dan operasi sesar itu membuat sulli banyak kehabisan darah. Ah, ini sebuah pengalaman yang teramat menegangkan, bahkan kurasa ini lebih menegangkan ketika aku sedang mengoperasi pasien-pasienku. “ hey, tuan hwang. Jangan biarkan istrimu sering kelelahan dulu. Agar luka bekas operasinya cepat kering. Arra ? “ kata soe, dokter sekaligus temanku sambil menatapku sedikit kesal. Aish kenapa di selalu seperti ini sih. “ minhyun-ssi , dimana eun joo ? “ tanya sulli sambil melihat sekeliling ruangan. “ ah, dia aku suruh pulang, karena dia terlihat sangat lelah setelah terus menemanimu 4 hari ini “ jawabku seadanya. “ ah, lihat dia perempuan sulli-ya. Pasti dia akan cantik sepertimu “ kataku mengalihkan pembicaraan, namun dia sepertinya tak mendengarkanku. Dan dia terlihat memperhatikan bayi kami itu. Tak beberapa lama air matanyapun menetes. Kurasa aku tahu, pasti dia berharap kalau dia tuan lee bisa berada disisinya sekarang. Minhyun POV end =============================================== Ku sentuh sedikit demi sedikit wajah anakku, mengamatinya dan mengeceknya. Hidungnya, dan bibirnya terlihat sama sepertimu taemin. Tanpa sadarpun air mataku menetes. Entah apa yang aku rasakan, sedikit senang dan kecewa. Ini bukan kecewa karena aku melahirkan dia, tapi kecewa karena bayiku tidak bisa melihat dan mendapat kasih sayang dari ayah kandungnya. “ sulli-ah , wae ? “ tiba-tiba suara minhyun membuyarkan lamunanku. Akupun menghapus air mataku lalu menggelangkan kepala dan tersenyum padanya. Dia kini terlihat sedikit sedih menatapku, entah apa yang dipikirkannya. Tapi dari wajahnya dia sepertinya memikirkan sesuatu. “ minhyun-ssi, benar katamu dia cantikkan? “ tanyaku menghapus kecanggungan diantara kami, kemudian dia menganggukan kepalanya. Dan tersenyum menatap bayi perempuanku. “ oaooooooaoooooa (?) “ tiba-tiba saja bayiku menangis, sontak aku sedikit menimangnya dan berkata. “ ommoo, cup,cup . wae aegy? Apa tatapan appa,mu menyeramkan ? “. “ mwo appa? “ tanya minhyun sedikit terdengar terkejut. “ wae-yo ? apa ada yang salah ? “ tanyaku balik padanya. “ ah, aniyaa. Hanya saja kupikir. Kau tak akan mengijinkan dia memanggilku appa “ sahut minhyun sedikit terdengar berhati-hati. “ aniyo, tentu saja boleh. Kaukan sudah menikahiku, dan sekarang kau harus memberi nama padanya “ jawabku langsung dengan tersenyum kepadanya. “ O? Cincha ? aku yang memberikan nama ?” tanyanya lagi tak percaya dengan ekspressi senang. Mendengarnyapun aku hanya bisa mengangguk dan tersenyum. “ bagaimana kalau, na-ya ? hwang na-ya . sulli-ya ? apa itu bagus ? “ katanya sedikit terlihat berpikir sambil menatap bayiku . “ ya, minhyun-ssi. Itu sangat bagus “ jawabku sembari melihat dan mengecup kening bayiku. Sulli POV End =================================== “ oppa, bantu aku. Na-ya mengompol oppa, ppalii “ teriak eun joo keras kepadaku yang berlari kearah kamar, untuk mengambilkan popok baru. Ya ini sudah hari kelima na-ya dan sulli diperbolehkan keluar dari rumah sakit setelah 2 minggu lebih dirawat disana. Dan hal buruknya sekarang eun joo. Malah benar-benar pindah kerumah kami karena 2 alasan. Satu : karena kampus eun joo dekat dengan rumah kami, kedua : karena dia ingin ikut serta menjaga na-ya. Hm itu, sangat berat untuk ku karena dia terlalu cerewet, tapi ada untungnya juga sih dengan kehadirannya aku tidak kerepotan mengurus na-ya. “ O? Sulli-yah. Kau mau kemana ? “ tanyaku kaget ketika sulli tiba-tiba bangun dari tempat tidurnya. Dan berjalan ke luar. “ biar aku saja yang mengantikan popok na-ya . tolong ambilkan popok itu “ sahutnya sembari melanjutkan jalannya. “ ah, aniyoo. Kau tiduran saja. Seo bilang kau tidak boleh banyak berjalan dulu. Ini akan menganggu proses menyembuhan luka operasimu “ kataku lagi. Mencegah dia untuk menghampiri eun joo dan na-ya diluar.mengingat dia mengalami beberapa gangguan diluka sesarnya. segera Aku mendekatinya dan memapahnya kembali ketempat tidur, “ aku akan membawa na-ya kesini. Jadi kau bisa memperhatikannya “ kini diapun terlihat senang dan menganggukan kepalanya. “ opppaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa, palliiiiii !! “ teriak eun joo lagi dari luar yang membuatku sedikit geleng-geleng kepala. Kini sulli sedikit terkikik melihatku. “ mianhe “ katanya disela-sela tertawanya. “ untuk apa? “ . “ untuk adikku karena dia teralu cerewet “ sahutnya kemudian. Mendengarnya akupun menganggukan kepala serta tersenyum lalu keluar dari kamar menghampiri eun joo. “ sulli-ya. Lihat dia bisa tersenyum melihatku “ kataku pada sulli saat aku sudah membawa na-ya ke dekat sulli. * pletak. Dan kini jitakan keras eun joo mendarat cepat di kepalaku. “ aishh, de de na-ya belum bisa mengeluarkan espresi . kenapa oppa bohong “ kata eun joo sembari merebut na-ya dari gendonganku dan memberikannya pada sulli. “ eun joo, ya. Kau ini. bisa tidak tidak cerewet sedikit. Dan berkata dengan suara keras seperti itu ? ini membuat na-ya dan aku menjadi pusing tahu “ sahutku kemudian sambil memanyunkan bibirku. “ sudah, sudah. Kalian jangan seperti ini terus. Eun joo-ya, bukankah kau ada jam kuliah? Cepat berangkat nanti terlambat. Dan kau minhyun-ssi pergilah bekerja. Sudah hampir 1 bulan kau cuti bekerja karena menjagaku dan na-ya jadi sekarang pergilah “ lerai sulli dan menyuruh kami melakukan tugas kami masing-masing. “ arraso. Baiklah aku akan kuliah dulu oenni, dadah na-ya ? “ kata eun joo menurut dan kemudian pergi dari kamarku dan sulli. “ sulli-ya. Aku sudah mengambil cuti selama 2 bulan. Jadi mana mungkin aku tiba-tiba muncul disana “ jelasku pada sulli sedikit terdengar manja. Dia lalupun mengerti dan membiarkanku menemaninya. Minhyun POV end ========================================= ( skip time & days : 2 bulan kemudian ) “ sulli, kau juga harus melahirkan anak untuk minhyun jadi kalian tidak boleh lelah melakukan itu arra ?. O satu lagi anakmu yang kedua harus sama tampan atau cantiknya seperti cucu pertamaku ini. “ kata ibu minhyun mengendong na-ya dengan penuh kasih sayang. Hah cucu? Aku dan minhyun ? melakukan itu ? tapi aku belum pernah melakukannya bersama minhyun. Ottoke ? aish tentu saja kau harus melakukan itu sulli, kau kan sekarang sudah menikahinya. “ nde , omma “ jawabku singkat sedikit tersenyum canggung. Minhyunpun juga terlihat sama canggungnya denganku walau dia hanya diam sedari tadi. Karena tiba-tiba saja ibu mertuaku membicarakan itu. * dirumah Kenapa tiba-tiba perutku sangat sakit, ada apa ini. “ Oenni-yah. Kaki oenni mengalir darah oenni “ . “ eun joo ya, ottokke ?? ada apa denganku ? “ jawabku merasa takut. Sesegera eun joo mengendong na-ya dan menuntunku keluar rumah dan masuk dalam mobil , karena minhyun sekarang sedang bekerja jadi aku hanya dibantu eun joo. “ Sulli-yah , gwenchanna ? “ tiba-tiba minhyun masuk dengan terlihat terburu-buru, setelah aku selesai diperiksa dan disuntik obat pengurang sakit di ruang periksa. “dokter hwang aku harus berbicara padamu sebentar “ kata dokter soe , lalu keluar diikuti dengan minhyun. Tak beberapa lamapun minyhun masuk kembali. Kali ini raut wajahnya benar-benar berbeda. Dia terlihat sedikit menahan kesal dan terlihat dingin. Akupun lalu bertanya “ wae ? apakah ada sesuatu denganku ? “ tanyaku sembari meraih tangannya yang kemudian duduk di sampingku. Diapun lalu hanya tersenyum menanggapiku. “ apa yang dokter soe katakan padamu? “ tanyaku lagi penasaran dengan apa yang telah membuat minhyun sedikit berbeda. “ sulli mianhe “ katanya kemudian meminta maaf padaku. Aku yang tidak mengertipun hanya mengerutkan alisku dan menatapnya binggung. “ dokter seo , membuat sebuah kesalahan kecil waktu mengoperasimu. Sehingga jaringan sel rahimmu mengalami sebuah kerusakan parah. Dan hal ini baru dia ketahui sekarang. Sulli-yah maafkan dokter soe “ lanjutnya menceritakan apa yang dokter yang menanganiku katakan. “ maksudmu? Aku tak bisa hamil lagi?? “ tebakku cepat mengira sesuatu yang sangat aku takutkan, bagaimana tidak aku tak takut dan merasa marah. Sebagai wanita mengandung itu sangat penting untuk memberikan keturunan pada seseorang yang mencintainya dan dicintainya. “ ya, kau tak bisa hamil lagi, dan besok kau harus menjalani operasi untuk pengangkatan rahimmu “ jawabnya sedikit kecewa kemudian. “ tapi tenang lah kita sudah mempinyai na-ya. Jadi itu sudah cukup “ * Plakk !! kini tamparanku dengan cepat mendarat dipipinya. Hatiku panas, entah kenapa kata-katanya membuatku seperti ini. aku rasa mungkin aku merasakan hal yang sama dengan minhyun. Yaitu merasa kecewa. “ bagaimana kau bilang ini kesalahan kecil, bagaimana kau bisa berkata hanya memiliki na-ya itu sudah cukup !!! lalu bagaimana dengan kau dan orang tuamu?? “ teriakku memarahinya dengan di ikuti air mataku yang mulai tak terbendung mengalir. “ aku……… “ kataku terhenti karena terisak. “ aku juga ingin membuatmu bahagia dengan melahirkan anak untukmu, mengabulkan apa yang diminta orangtuamu “ lanjutku membuat dia sedikit sok. Diapun lalu melukku dan menenangkanku. Sekilas kurasa pelukkannya mengingatkanku pada taemin. ya , dia memang sama dengannya. Karena dia selalu menjagaku, melindungiku, dan memperhatikanku. Jujur hatiku kini mulai terbuka untuk menerimanya dan mencintainya. “ mianhe, aku pikir kau tak menginginkanku sampai sejauh itu,dan aku pikir kau tak memperdulikan kata-kata ibuku sungguh maafkan aku sulli-yah ? “ bisiknya dengan lembut namun terdengar menyesal ditelingaku. ======================================== Dua hari ini eun joo omma dan appa membawa na-ya tinggal bersama dirumah mereka . otomatis aku dan minhyun kini hanya berdua dirumah. Entah apa yang dipikirkan eun joo sehingga bersih keras meminta kami tinggal berduaan. Kuakui dia kini sudah tahu tentang rahasia aku dan mihyun selama ini. dan hal itu membuat dia menjadi aneh . “ yoebseo ?? O? Onnie ya ? ada apa ? “ tanyanya dari sana, saat aku meneleponnya. “ O, eun joo-ya ? kalian sedang apa . dan mana na-ya ? sahutku kemudian menanyainya. “ aish, oenni. Kau jangan khawatir, na-ya bersamaku dengan baik-baik saja. Ini sudah ke 30 kalinya , oenni meneleponku dalam 2 hari ini . dan menanyakan hal yang sama. Sudah-sudah aku dan na-ya sibuk. Bye oenni “ katanya kemudian menutup teleponnya Ah, bena-benar adikku ini, kenapa begitu berbeda denganku. Huh aku itu sangat cemas dengan na-ya . tapi dia malah seenakknya saja seperti itu. “aku pulang “ tiba-tiba suara minhyun memudarkan grutuanku, dan aku lalu berjalan menghampirinya. “ O, kenapa pulang cepat ? inikan baru jam 7 malam. Apa tidak ada jadwal operasi ? “ tanyaku kemudian mengintrograsinya. “ semua kata-katamu benar sulli-ya “ jawabnya sambil tersenyum menatapku lalu masuk kedalam kamar. Akupun tak tinggal diam dan mengikutinya masuk kamar. Entah sejak kejadian itu, aku menjadi sering memperhatikannya lebih. Apa aku sudah gila ? tapi kurasa tidak, dari dalam hatiku sungguh aku sedikit merasa bersalah padanya. Sulli POV End ============================================= Sejak soe berkata kalau sulli tidak bisa hamil lagi, dan sulli menjalani operasi untuk pengangkatan rahimnya, aku jadi sedikit merasa kesal dan bahkan menyesal. Bukannya aku ingin sulli juga mengandung dan melahirkan anakku, tapi memang hal itu yang aku inginkan. Selain dapat dia cintai, aku juga ingin dia melahirkan anakku. Dan aku benar-benar binggung dengan keadaan ini. Sudah beberapa minggu ini dia merespon semua perhatianku padanya. Bahkan dia sudah memperlakukanku selayaknya suami. Dan hal itu membuatku sedikit menghilangkan rasa kekesalanku. “ aku sudah mempersiapkan air panas untukmu. Mandilah dulu minhyun-ssi “ katanya sembari membantuku melepas jas dan tas yang aku bawa untuk disimpannya. Disinilah aku mulai memperhatikan sesuatu yang membuatku tertarik untuk melihatinya terus. Kini dia begitu cantik dan mengoda dimataku. Entah kenapa aku tiba-tiba sekarang memeluknya dari belakang. Dan perlahan menendus bahunya. “ minhyun-ssi , waey o? “ tanyanya kaget dengan terdengar bergetar padaku. Tapi hal itu tak aku indahkan. Kini tanpa sadar, perlahan aku memutar badannya sehingga berhadapan denganku. Wajahnya benar-benar cantik kalau dilihat sedekat ini. tak ingin membuang waktu aku lalu dekatkan bibirku kebibirnya, menciumnya lembut dengan penuh kasih sayang. Hal inipun sepertinya disetujui oleh sulli, karena dia kini mulai membalas ciumanku. “ apa kau mengijinkanku ? “ tanyaku padanya saat aku melepas ciuman kami, dengan wajah merahnya diapun tersenyum dan mengangguk. Ya tuhan, aku benar-benar tidak menyangka dia akan menjawab seperti ini. apa dia mulai mencintaiku dan menerimaku ? cincha aku benar benar senang sekarang. Kurasa kini ekpressi wajahku menjadi sangat lucu karena sulli terlihat terkekeh kecil menatapku. Cepat-cepat aku kembali menciumnya , membuat dia sedikit terkejut. Aku langkahkan kakiku pelan menuntun sulli untuk mendekati ranjang. Tak beberapa lama akupun merebahkan tubuhnya dan tubuhku diatas ranjang dengan posisi aku menindihnya. “ minhyun-ssi, tunggu dulu “ katanya sambil mendorong tubuhku pelan. “ wae sulli-yah ? “ tanyaku sembari menatapnya yang kini menaatapku juga. “ apa, kau benar-benar . mengnginkanku ? “ . “ mwo ? “ sahutku dengan sedikit kaget. “ aku, takut mengecewakanmu. Aku takut kau marah padaku “ katanya lagi sembari bangkit dan menjauh dariku. akupun lalu terduduk dan masih dengan menatapnya. “ kau tahukan, aku tak mungkin bisa memberimu keturunan. Apa tak sebaiknya kau mencari yoeja lain yang dapat……….. “. “ sulli-yah !! kau pikir aku menikah denganmu karena aku menginginkan anak ? bukan ini sulli, sama sekali bukan ini “.potongku dengan nada sedikit tinggi. “ aku … menikah denganmu, karena aku mencintaimu dan ingin membuatmu bahagia. Itu saja tak lebih, kini aku sudah cukup bahagia memiliki na-ya dan kau. “ lanjutku sembari meyakinkan sulli bahwa perkataanku benar-bnar tulus. Diapun sedikit terlihat ingin menangis, wajahnya yang tadi terlihat malu. Perlahan-lahan mulai terlihat sedih, dan matanya terlihat berkaca-kaca. Tak ingin dia kemudian menangis. Aku lalu langsung memeluknya dan berkata “ percayalah padaku “ . diapun mengangguk dan aku mulai menciumi kening, kelopak mata , hidung dan bibirnya lagi. Minhyun POV End =============================================== Minhyun kini kembali membaringkan tubuhku dengan lembut diatas ranjang lalu tersenyum menatapku. dIa memposisikan tubuhnya diatas tubuhku. Tangan kanannya mulai membelai lembut pipiku dan meyingkirkan beberapa helaian rambutku yang menempel diwajahku. Dengan perlahan ia kembali mencium bibirku dan melumatnya dengan lembut. Aku hanya bisa memejamkan mata menikmati setiap inci bibirnya. Sangat manis dan ini terasa sama dengan seseorang yang telah melakukan itu denganku. Ya kini aku membiarkannya karena aku mulai menginginkannya. Kurasa ini juga yang diinginkan olehmu taemin, aku menerimanya dan mencintainya . Tak lama Ku rasakan lumatan bibirnya semakin menuntut. Kini lidahnya mulai bermain dan mencoba menerobos memasuki rongga mulutku. Kali ini kusambut kehadiran lidahnya dimulutku, membiarkannya bermain dengan lidahku dan saling bertukar saliva. Lidahnya terus bermain dengan lidahku dan sesekali menariknya lembut. “Eeungh….” desahku saat ia menghisap lidahku. Lama kami saling berpagutan hingga akhirnya ciuman kami terlepas karena kami hampir kehabisan nafas. Kini bibirnya mendarat tepat dileherku dan memberikan kecupan-kecupan kecil disana. Ku jenjangkan leherku untuk memberinya lebih banyak ruang. sekarang bibirnya tidak hanya memberikan kecupan di leherku, tapi juga mulai menghisapnya. “Aahhh….” lagi-lagi aku mendesah merasakan aktivitas bibirnya di leherku yang memberikan rangsangan hebat dalam tubuhku. Aku yakin, dia sudah berhasil membuat beberapa kissmark di leherku karena aku bisa merasakan sedikit rasa perih di beberapa bagian leherku. Ku rasakan lidahnya yang basah menjilati beberapa bagian rasa perih tersebut sehingga membuatnya terasa sangat nikmat. Tanganku tidak tinggal diam. Aku mulai membelai tengkuknya . Kulihat dia memejamkan matanya dan kembali melumat bibirku. Sambil tetap melumat, tangan kanannya mulai meraba payudara kiriku yang masih terlindungi pakaianku. Ia meremasnya dengan lembut membuatku sangat menikmatinya. “Emmpphh…” desahku tertahan karena bibirnya yang masih mengunci rapat bibirku. Seolah mengerti, dia pun melepaskan ciumannya dan membiarkanku mendesah dengan bebasnya. “ minhyun ssi……… ” kali ini desahanku mengalun bebas. Ia tersenyum sambil terus meremas payudaraku. “bolehkah aku membukanya?” tanyanya , dan aku menganggukan kepalaku memberi isyarat iya padanya. Tangannya mulai menarik kaos longgarku dan meloloskannya dari tubuhku, menyisakan sebuah bra berwarna hitam yang masih melekat di tubuh bagian atasku. Bibirnya langsung mendarat di daerah payudaraku yang tidak tertutup bra, memberikan kecupan dan jilatan disana. Tangannya mengelus perutku yang sudah rata walau masih sangat jelas terlihat bekas luka operasiku saat melahirkan na-ya dan meyelipkannya di pinggangku. Tangannya yang sejak tadi berada di pinggangku mulai meraba naik menuju pengait bra ku dan.. ctek! Pengaitnya pun terlepas. Ia langsung melepaskan bra itu dari tubuhku dan membuangnya ke sembarang arah. Kini tangannya kembali ke perutku lalu semakin turun dan berhenti tepat di vaginaku yang masih terlindung hotpants. Membelainya lembut dan sedikit menekan-nekannya membuatku menggelinjang. “ ahhhhhh hh.. ” desahan kini keluar lagi dari bibirku merasakan sensasi kenikmatan di vaginakuTangannya mulai membuka kancing hotpantsku dan dengan mudahnya meloloskan hotpants tersebut dari tubuhku. Kini bibirnya mulai meninggalkan payudaraku yang sudah dipenuhi dengan tanda miliknya dan mulai menciumi perutku. Tangannya kembali meraih underwareku dan mulai menurunkannya melewati kakiku hingga terlepas. Lihatlah, betapa mudahnya dia membuatku naked. Wajahnya semakin turun dan berhenti tepat di depan vaginaku. Aku bisa merasakan terpaan nafasnya disana yang membuatku menutup rapat mataku menanti kenikmatan-kenikmatan lain yang akan diberikan olehnya. Mulai kurasakan bibirnya yang lembut menyentuh bibir vaginaku yang sudah basah, mengecupi setiap inci bagian vaginaku membuatku merasa benar-benar melayang. “Enghh.. ahh…” aku benar-benar tidak bisa menahan desahanku saat lidahnya mulai bermain dengan lembut di bawah sana, menggodanya dengan menggerakkan lidahnya naik dan turun di daerah tersensitif itu. “Ohh.. minhyun ssi aahhhh…” desahanku semakin gila dikarenakan permainan lidahnya yang semakin gila di vaginaku. Lidahnya mulai menerobos memasuki liang vaginaku dan memainkannya disana, mengeluarkannya lagi lalu menghisapnya. Aahhh. ini benar-benar membuatku gila. Dia masih terus aktif bermain dibawah sana sampai aku merasakan sesuatu ingin mendesak keluar. Hingga akhirnya “Aaaaahhhhhhh……..” lenguhku panjang saat cairan cintaku mengalir keluar. Aku orgasme. Dapat ku rasakan minhyun menghisap habis cairanku dan memberikan kecupan-kecupan kecil disana. Ia kembali merangkak di atas tubuhku hingga wajah kami sejajar. Nafasku masih tersenggal menikmati orgasme pertamaku. “sulli-yah ? Kau menikmatinya?” tanyanya lembut. “Emm..” aku hanya mampu menganggukkan kepalaku menanggapi pertanyaannya. “ padahal ini pertama kalinya bagiku ” Ucapnya lagi dan kurasakan jari tangannya mulai membelai lembut vaginaku. Apa pertama kali ? kenapa bisa sehebat ini ? sungguh ini membuatku mengingat kejadian konyol waktu pertama kalinya juga aku melakukan itu dengan taemin. berbeda jauh berbeda dengan taemin yang harus mempelajarinya dulu lewat film-film xxx yang sengaja kami sewa. “ wae sulli-yah ? kenapa kau terus-terus tersenyum ? “ tanyanya kemudian mengalihkan ingatanku. Akupun hanya menggelengkan kepalaku dan kembali menatapnya. “Aaahh..” desahku lagi saat aku merasakan jarinya bermain menggoda vaginaku. “Eeenngghh…. minhyun.. ahhhh…” pekik ku saat dua jarinya mulai memasuki tubuhku dan mulai menggerakkannya keluar masuk. Bibirnya kembali mendarat di bagian leherku dan menghisapnya kuat. “Ooohhh… ssshhhh…” sentuhan di kedua titik sensitifku ini sungguh membuatku merancau tak karuan. minhyun semakin mempercepat gerakan jarinya di vaginaku . “Aahhh…. Minhyun ssi.. aku… aaahhhhh….” lenguhku lagi saat aku mendapatkan orgasmeku yang kedua. Kini minhyun mengeluarkan jarinya yang basah oleh cairanku lalu menjilatnya hingga bersih. Mataku masih terpejam merasakan sensasi tersebut, ku rasakan bibirnya mengecup lembut kembali keningku, dan sontak aku membuka mataku. Kulihat dia kini bangkit dan menanggalkan semua kain yang masih melekat menutupi tubuhnya. ah benar juga dia sama sekali belum melepas pakaiannya. Sulli POV End ============================================ “Eeemmpphhh….” Sulli mendesah saat aku kembali merangsangnya di bibir, payudara serta vaginanya secara bersamaan. Aku lalu melepaskan ciumanku dan menatap wajahnya yang terlihat memerah. “Aku akan mulai sulli-yah..” ucapku lembut lalu mencium keningnya. Dengan perlahan, aku mulai melakukan penyatuan terhadap tubuhnya. Sedikit demi sedikit milikku mulai memasuki tubuh istriku ini. yang benar saja ini masih sangat sempit. “Aaakkhhh.. appo..” rintih sulli saat menahan rasa perih yang terlihat dari wajahnya. “Tahan sebentar sulli-yah, sedikit lagi ” kataku terus mendorong milikku hingga terbenam sempurna di dalam tubuhnya. “Aaahhhhh….” desah ku dan sulli bersamaan saat penyatuan tersebut sudah berhasil kami lakukan. Ku diamkan sejenak milikku didalamnya. Agar rasa perihnya berkurang. “Saranghae…” kataku lembut sambil menyentuhkan hidungnya pada hidung Hidungku. “Nado, sarange ” jawabnya dengan sedikit terdengar tak jelas. Apa ? dia mencintaiku ? “ mwo ? kau mencintaiku ? “ tanyaku kemudian terdengar terkejut. Diapun mengangguk dan tersenyum padaku. “ aku akan lakukan sekarang sulli-yah” kataku dan diikuti anggukan lagi darinya. aku mulai menggerakkan milikku. Mengeluarkannya perlahan dan memasukkannya lagi. Terus seperti itu dengan tempo yang teratur. “Sssshhhh… akhh ahhh “ desahnya terdengar mengoda ditelinggaku. Dan tanpa sadar akupun semakin mempercepat gerakan pinggulku untuk memasukkan miliku lebih dalam lagi. “Aaaahhhhhh… .. minhyn aaahh… pelan nghhhhhhhh………” katanya didalam sela-sela desahannya. Akupun tak menghiraukannya karena ini begitu sangat nikmat. Tak beberapa lama kurasakan vaginanya mulai berkedut. “Aaaaaahhhhh…. Minhyun a..kuuuuu… mau ke…luaarrrr…” “Seben…taarrr… sulli-yah… kita keluar….kan ber…sama…..” sahutku dan akupun semakin cepat mengerakan milikku didalamnya tak terkendali, menekan titik rangsangnya semakin kuat. Kurasa dia juga dapat merasakan milikku yang sudah semakin membengkak di dalamnya sekarang. “Aaaaaaaahhhhhhhhhhhh…….” Desahku dan sulli saat klimaks kami datang. Akupun menjatuhkan badanku diatas tubuh sulli. Kepalaku kini tepat berada diantara kedua payudaranya dan dapatku dengar jantung sulli berdetak sangat kencang. Kami berduapun saling mengatur nafas kami yang tersenggal. aku mengangkat tubuhku dan melepaskan kontak di antara kami. akupun menyandarkan tubuhku pada headbed di samping tubuh sulli yang masih mengatur nafas. Dadanya masih terlihat naik turun seolah mengumpulkan oksigen sebanyak-banyaknya. Kemudian meraih kepala sulli dan membimbingnya untuk bersandar di dadaku. sullipun menurutiku dan menyandarkan kepalanya di dadaku dengan tanganku yang memeluk pinggangnya. “ gumawo ? “ kataku kemudian . “ emggh ? untuk apa ? “. “ untuk mencintaiku dan percaya padaku “lanjutku sambil tersenyum menatapnya yang mendongak menatapku. Diapun lalu terlihat mengangguk dan tersenyum membalasku. Minhyun POV End ============================================ Taemin, maafkan aku telah membagi cintaku padamu untuknya. Tapi bukankah ini yang kau inginkan?. Ya aku kini mulai mencintainya dan berharap dia bisa menjadi penganti dirimu yang sangat aku cintai. Gumawo, kau telah membimbingku untuk mempercayainya dan mencintainya. Sungguh dari dalam hatiku, hanya kau dan kau yang selamanya akan aku cintai. Gumawo lee taemin ssi. ———–THE END-———–
Posted on: Mon, 26 Aug 2013 10:02:46 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015