BOCAH 7 TAHUN RELA KEHILANGAN KEDUA MATANYA -- SEMARANG - Sandi - TopicsExpress



          

BOCAH 7 TAHUN RELA KEHILANGAN KEDUA MATANYA -- SEMARANG - Sandi Septiono (7) mengaku rela dua matanya diambil. Siswa kelas 3 SD Banjaratma, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah ini sudah pasrah. Sebab, tumor ganas yang menyerang matanya ini sudah menjalar hingga saluran pernapasan. "Betul. Sandi mengatakan tidak masalah bila dokter mengambil dua matanya. Dulu ia sempat mengharapkan agar bisa sehat kembali. Namun, matanya yang sakit terus membuat anak saya sadar bahwa ia tidak akan bisa melihat lagi,” kata Sandi, buruh tani yang dengan setia menunggui putranya di Rumah Sakit Umum Pusat Dr Kariadi Semarang, Jumat (27/9). “Padahal, ia ingin bisa bermain seperti teman-temannya.” Tim dokter yang merawat Sandi mengatakan bocah itu menderita tumor ganas atau kanker Primitive Neruroectodermal Tumor di syaraf matanya. Kondisi bola mata bocah itu makin bengkak dan membesar sehingga menonjol keluar. Dua bola mata itu harus diambil agar tumor ganas itu tidak menjalar ke organ lain. Apalagi, tumor Sandi hampir menjalar ke saluran pernapasan Sandi. Menurut Nano, Sandi adalah bocah yang ceria dan banyak teman. Seperti bocah lain, dia bermain apa saja, termasuk main layang-layang yang jadi kesukaannya. Namun, pada Oktober 2012, Sandi mengeluh mata kanannya sakit. "Kami segera memeriksakan Sandi ke RS Budi Asing di Brebes. Kemudian dirujuk ke RSUP Dr Kariadi Semarang. Ia dirawat selama tiga minggu dan mendapat kemoterapi. Kondisinya membaik, kami membawa pulang," kata Nano yang untuk menambah penghasilan keluarganya berjualan mainan anak-anak berkeliling kampung. Akan tetapi pada awal September 2013, Sandi mengeluh dua matanya sakit. Bahkan, disertai muntah-muntah. Bocah ini pun dibawa kembali ke RSUP Kariadi. Setelah menjalani perawatan 25 hari, kondisi penglihatan Sandi makin merosot dan akhirnya buta. Yang membuat Nano tak bisa menahan perasaannya adalah ketabahan dan semangat Sandi. Demi sembuh, bocah itu mau kedua matanya diangkat. Sandi kini dirawat di Gedung Anak RSUP Dr Kariadi. Nano dan istrinya Qorisa menunggui hingga operasi pengangkatan kedua bola mata Sandi. Bagaimana dengan biaya pengobatan? Biaya perawatan dan pengobatan gratis karena mereka mengantongi kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat. Namun, untuk keperluan sehari-hari, mereka tergantung pada pemberian para dermawan. "Beruntung waktu kami berangkat ke sini ada tetangga yang memberi bantuan Rp 800.000," tutur Nano. Untuk meredakan rasa sakit luar biasa yang menimpa Sandi, tim dokter terpaksa memberi morfin. Sambil menunggu pengangkatan dua bola mata itu, Sandi terus menjalani kemoterapi. Sumber : Sinar Harapan
Posted on: Mon, 30 Sep 2013 02:56:25 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015