#Benda Paling Besar Buatan Manusia Bukanlah Tembok Besar Cina# - TopicsExpress



          

#Benda Paling Besar Buatan Manusia Bukanlah Tembok Besar Cina# Walaupun tidak terlihat dari luar angkasa (sama halnya dengan tembok itu), benda buatan manusia terbesar di dunia ini areanya melebihi besar Indonesia, 700,000km2. Lebih kerennya lagi kita semua berpartisipasi dalam pembuatannya! Ya,... aku dan kalian membuatnya lebih besar ketika kita buang sampah sembarangan. Yang dimaksud yaitu : Great Pacific Garbage Patch, Bukti Nyata Kerusakan Masif Bisa Datang dari Sampah Budaya membuang sampah sembarangan. Sebagai pengamat orang-orang yang suka membuang sampah seenaknya, saya mendapat kesimpulan bahwa ada beberapa alasan orang-orang ini tidak mau (atau tidak tahu dan tidak bisa?) membuang sampah ke tempatnya karena malas dan tingkat kepedulian terhadap kebersihan lingkungan yang sangat rendah. Terkadang saya mencoba memposisikan diri saya sebagai mereka, mencoba untuk lebih memahami lagi perilaku yang cukup biadab ini. Ternyata, alasan lain yang saya temukan, bisa saja, sebabnya adalah ketika orang-orang ini membuang sampah sembarangan, mereka tidak melihat dan merasakan sendiri akibatnya. Saya akan memperkenalkan kepada anda semua, orang-orang terhormat yang membuang sampah pada tempatnya dan orang-orang “sesat” yang masih belum sadar pentingnya pembuangan sampah yang benar, hasil dari benih yang telah ditebarkan, namanya Great Pacific Garbage Patch. Great Pacific Garbage Patch. Bisa dikatakan, Great Pacific Garbage Patch ini adalah TPA terapung dan terbesar di lautan. Fenomena ini terletak dan terjadi di tempat yang sama dimana North Pacific Gyre (salah satu dari lima arus besar dengan pergerakan arus yang berputar dikarenakan pertemuan arus-arus yang datang dari wilayah sekitarnya) juga terjadi, dan merupakan salah satu yang terkena dampaknya. Pemberian adjektifa “great” tidak berlebihan, sebaiknya anda cari nama fenomena ini di mesin pencari internet dan lihat sendiri sebesar apa “bak sampah” ini. Great Pacific Garbage Patch terjadi karena sampah yang bersumber dari daratan dan lautan terbawa North Pacific Gyre tadi, setelah terbawa, permukaan arus yang digerakan oleh hembusan angin membawa sampah-sampah yang terbawa arus tadi ke tengah perputaran North Pacific Gyre, yang menyebabkan sampah-sampah ini terjebak dan terus terkumpul. Fakta menyatakan bahwa sampah daratan lebih bertanggungjawab dengan sumbangsih sebesar 80% daripada sampah asal laut yang “hanya” 20%. Mungkin sekarang ada yang bertanya, “apa hubungannya dengan daratan? Bukankah fenomena ini terjadi di laut?”, jawabannya tentu saja ada. Kita tentu masih ingat liputan di berita- berita di stasiun tv kita ketika Jakarta ditenggelamkan oleh banjir. Salah satunya, menyororti sungai-sungai yang penuh dengan sampah, di sekolah dasar kita sudah diajarkan kalau sungai pasti menuju ke laut, begitu juga dengan berton-ton sampah yang mengambang di sungai. Perlu diketahui, sampah- sampah yang membentuk Great Pacific Garbage Patch ini telah mempengaruhi kehidupan hewan-hewan laut dan bisa mempengaruhi kehidupan manusia, kita. Saya menemukan foto bangkai burung Albatros, burung bersayap lebar yang tinggal di sekitar pesisir pantai, dengan cup agar-agar, bungkus makanan ringan, hingga botol plastik menumpuk di bagian perut burung malang ini. Salah satu protein yang dibutuhkan manusia berasal dari ikan. Nah, ikan-ikan di sekitar perairan itu juga memakan sampah plastik dan ikan-ikan yang tercemar ini bisa sampai ke dalam perut kita. Benar, pasti ada yang menyatakan “ada ikan pemakan plankton, kita pasti akan baik-baik saja”, salah. Plastik terurai sangat lama dan perlahan, yang berarti plastik akan terus menyusut sampai benar-benar terdegradasi. Masalahnya, ukuran plastik bisa menyamai ukuran zooplankton karena proses degradasi, dan perbandingan zooplankton dengan plastik adalah 1:6. Ikan di lingkungan itu tetap akan memakan plastik. Kesadaran dari dalam diri sangat diperlukan untuk menyelamatkan sesama makhluk hidup dan kita sendiri, beserta dengan bumi yang kita tinggali. Bahaya yang belum terlihat lebih mengerikan dari bahaya yang langsung terlihat. Sumber: jurukunci
Posted on: Tue, 02 Jul 2013 09:28:20 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015