Berikut ini kami kutipkan berita mengenai gambaran keadaan - TopicsExpress



          

Berikut ini kami kutipkan berita mengenai gambaran keadaan pemukiman di kawasan pantai timur surabaya. ------------------- SURABAYA - Warga Surabaya khususnya di Pantai Utara (Pantura) dan Pantai Timur Surabaya (Pamurbaya) harus ekstra waspada terhadap banjir rob dan ancaman abrasi. Sebab, ketebalan lahan mangrove di kawasan pesisir terus menipis. Ini karena banyak kawasan mangrove ‘dimakan’ pengembang perumahan dan pendirian gudang serta pabrik. Berdasarkan pengamatan kalangan DPRD Surabaya di lokasi, banyak kawasan mangrove sudah dipetak-petak. Ada yang sudah dipakai untuk tambak dan ada pula yang sudah didirikan bangunan perumahan. Di kawasan Pantura Surabaya ada yang didirikan pabrik, sedangkan di Wonorejo, Gununganyar, Keputih, Sukolilo dan sekitarnya sudah banyak area mangrove dikuasai pengembang perumahan. “Itu yang kami lihat belakangan ini. Saat kami sidak ke kawasan tersebut mangrove di Pamurbaya banyak yang ludes dan ada yang jarak dari Pamurbaya kurang dari 50 meter. Padahal, seharusnya area mangrove ini minimal harus 50 meter dari bibir pantai,” kata Sachireole Alim ketua Komisi C DPRD Surabaya, Senin (3/6). Menurutnya, seharusnya atau di dalam Perda Rrncana tata Ruang Wilayah (RTRW) Surabaya No3/2007 sudah tercantum batas konseravasi mangrove sehingga tidak ada pembalakan atau penebangan mangrove. Namun, tampaknya karena perubahan Perda itu masih terkantung-katung, hal itu dimanfaatkan pengembang perumahan itu untuk menguasai kawasan mangrove. Hasil penelusuran komisinya di lapangan beberapa minggu terakhir menyebutkan di kawasan Keputih ada pengembang perumahan City Home melanggar kawasan konservasi mangrove. Kemudian di kawasan Rungkut ada perumahan Semanggi dan lain sebagainya. “Batas lahan konservasi mangrove kabur, kawasan mangrove terus berkurang, jadi wajar kalau banjir rob menghantui warga di Pamurbaya,” ungkap Sachireol Alim. Sementara Kepala Bidang Perikanan dan Kelautan di Dinas Pertanian (Distan) Kota Surabaya Aries Munandar mengatakan, batasan normal ketebalan lahan yang memisahkan antara daratan dan bibir pantai adalah minimal 50 meter. Namun, di beberapa kawasan Pamurbaya dan Pantura Surabaya ketebalan itu sudah tak sesuai standar karena ada yang hanya 20 meter saja. Ia melanjutkan, salah satu wilayah yang patut diwaspadai adalah Morokrembangan dan Roomokalisari. Dua wilayah yang menjadi kawasan pinggiran Kota Pahlawan itu memiliki potensi untuk terjadi banjir karena lahan untuk menangkal air laut terlalu tipis. “Beberapa tempat di Pantura dan Pamurbaya sudah berubah fungsi, ada yang sudah jadi tempat sampai maupun dipakai untuk tambak ikan,” ungkapnya. Sementara itu, Kepala Distan Kota Surabaya Samsul Arifin mengatakan, hilangnya ketebalan lahan di kawasan pesisir harus dikembalikan sebagaimana fungsinya. Kawasan pantau yang kawasan mangrovenya sudah berkurang ketebalan lahannya akan terus ditambah. “Jadi standar ketebalan bisa dipertahankan ,ini yang akan kami lakukan dengan mengajak serta warga,” jelasnya. Saat ini, katanya, pihaknya menyediakan bibit mangrove gratis bagi warga yang ingin menanam. Makanya mereka tak perlu mengeluarkan uang sepeserpun untuk membeli bibit mangrove. “Ada 230.000 bibit yang kami siapkan. Silakan kalau warga ingin menanam, kami akan berikan secara cuma-Cuma,” tegasnya. Selain itu, katanya, Distan juga mengajak siswa di sekolah untuk menanam serta memahami konsep penyelamatan lingkungan. Siswa-siswa itu diutamakan bagi mereka yang tinggal di dekat pesisir. “Warga juga ada yang dilibatkan, sehingga kerja untuk mengembalikan fungsi lahan di pesisir akan dilakukan secara bersama-sama,” ungkapnya. pur surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=0796ae2917d230ffc048f2580ccb2a06&jenis=c81e728d9d4c2f636f067f89cc14862c --------------------------------------------------- Kesimpulan: brkaitan dengan smakin tergrusnya kawasan mangrove pantai timur, maka kami sarankan agar lebih mmperhatikan dengan lbih dtail jika ingin berinvestasi properti di kawasan tersbut. langkah awal yang bisa dilakukan adalah mmperhatikan ketinggian lantai bangunan terhadap sirkulasi air skitar trutama bagi kawasan reklamasi rawa, biasanya kanan kiri masih terdapat bekas rawa yang trgenang air, lihat selisih ketinggian dengan lantai rumah atau ruko anda. yang kedua prhatikan drainase nya. jangan sampai air itu beredar mendekati rumah anda, jika ada yang ingin ditanyakan silahkan tulis komen :D
Posted on: Thu, 01 Aug 2013 19:05:58 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015