Berulang kali krisis ekonomi telah melanda perekonomian dunia. - TopicsExpress



          

Berulang kali krisis ekonomi telah melanda perekonomian dunia. penyebabnya pun bervariasi. dari mulai krisis minyak dunia hingga ke krisis financial. sementara sistem ekonomi yang ada sekarang ini ( kapitalisme) tidak mampu membendung krisis tersebut. sistem kapitalis yang menjadi kebanggaan dan kesombongan masyarakat modern. sekarang ini tidak dapat lagi mengatasi permasalahan – permasalahan krisis ekonomi yang muncul. apa pun alasanya hal ini membuktikan bahwasanya sistem ekonomi kapitalis merupakan rekayasa untuk membohongi umat manusia atas teori-tori yang di buat oleh pakar – pakar ekonomi klasik terdahulu yang hanya bersifat individualistik dan hedonisme yang sesaat. Sala-satunya adalah Kesejahtraan sosial, kesejahtran sosial begitu mahal untuk dibangun di negara kaptalis. Negara kapitalis menempatkan nilai-nilai material untuk memperoleh kesejahtraan, tapi sangat sayang nilai-nilai material harus ditanggung oleh negra kapitalis sendiri. denagan adanya kesenjangan ekonomi (gap). antara kaum kaya dengan kaum miskin yang tidak menikmati adanya kesejahtraan dalam sebuah negara maju. Hal inilah yang menjadi konflik sosial dan permasalahan-permaalahan yang akan muncul kemudian. Amerika merupakan negara kapitalis terbesar. Selain dikenal sebagai negara maju. Ternyatanya amerika juga dikenal sebagai pusatnya krisis global yang bermuara dari negeri paman Sam ini hingga kepenjuru dunia (khususnya negara Amerika dan Eropa). Amerika serikat yang selama ini menjadi Negara super power ternyatanya harus menderita akibat krisis global dengan semakin membengkaknya utang Amerika. Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Partai Republik sepakat menaikkan pagu utang dari 14,3 triliun dollar AS menjadi 16,7 triliun dollar AS sambil mengurangi defisit sebesar 2,1 triliun dollar AS dalam sepuluh tahun mendatang. Masalah kunci AS adalah besar pasak daripada tiang. Sekarang ini rasio utang AS terhadap produk domestik bruto (PDB) sudah mendekati 98,5 persen, sedangkan penerimaan pajak hanya 30,5 persen dan pembelanjaan 46,5 persen. Utang AS sebesar 14,3 triliun dollar AS nyaris setara PDB 14,8 triliun dollar AS, membebani setiap penduduk AS 46.825 dollar AS, sedangkan bagi pembayar pajak 130.000 dollar AS per kapita. Kata kuncinya adalah mengurangi belanja, konsumsi, dan menambah pendapatan negara.begitu juga dengan Negara eropa harus memangkas anggaran pmerintah (kompas) Dengan semakin melonjaknya utang amerika setiap tahunya, hal ini mengakibatkan ketidakpuasan atau penolakan masyarakat amerika terhadap sistem kapitalis yang berkembang di negerinya sendiri. Maka terjadilah aksi demonstrasi besar-besaran yang belum pernah terjadi dinegara amerika untuk menentang sistem kapitalis. Para pendemostran melakukan aksinya dengan menduduki kantor wallstreet (Occupli WallStreet) di kota manhattan, bahkan aksi Occuply WallStreet menyebar kepenjuru kota amerika dan berbagai negara penjuru dunia terutama negara uni eropa. Aksi ini terjadi karena begitu besanya kesenjangan antara kaum pemodal (Kaya) dengan kaum miskin. Serta ketidak percayaan terhadap pemerintah dalam mengatasi persoalan ekonomi yang semakin buruk, dengan bertambahnya pengangguran yang terjadi di negara kapitalis. Tidak cukup hanya amerika saja. Korban dari kegagalan kapitalis juga menyeret sala-satu negara Uni Eropa yaitu Yunani. yang masih dalam penanganan serius yang akan mendekati negara “gagal” yang Sedang dikaji dalam UniEropa. Seperti yang diungkapkan oleh Perdana Mentri Yunani George Papandreou bahwa Menurutnya, kondisi ekonomi Yunani saat ini bahkan lebih buruk dari kondisi pada masa perang. Dikatakannya, tidak ada orang yang menginginkan kondisi seperti itu bahkan terhadap musuh-musuhnya. bagaimana tidak. yunani mempunyai utang lebih besar dari GDP-nya,Saat ini utang Yunani diperkirakan telah mencapai 120% dari posisi GDP-nya, dimana banyak analis yang memperkirakan bahwa data yang sesungguhnya kemungkinan lebih besar dari itu. Ada satu harapan yang akan menolong perekonomian yunani. KTT G-20 di kota Cannes, Prancis, telah berakhir 4 November 2011 lalu. yang dihadiri oleh para pemimpin 20 negara maju.Anggota G-20 yang memegang 80 persen produksi bruto dunia ternyata tidak mampu menetapkan keputusan yang memberikan harapan dalam upaya pemulihan ekonomi. Sebaliknya, dengan melihat pada transformasi ekonomi dan politik Eropa, masa depan perekonomian negara-negara kapitalis di Eropa dan Amerika Serikat, semakin suram. Sementara gejolak ekonomi dan politik di Yunani, juga semakin membuat Eropa kebingungan, mengingat nasib mata uang euro sangat bergantung pada krisis ekonomi di Yunani. Bahkan yunani ada rencana untuk keluar dari negara Uni Eropa yang semakin membingungkan eropa sendiri. Belum masalah Italia yangg lebih parah lagi dari pada Yunani, Italia tengah berjuang menghadapi krisis finansial yang lebih buruk dari Yunani. Tingkat utang negara Italia telah melampaui 1,9 trilyun euro, sementara tingkat dana stabil Uni Eropa tidak dapat membantu Italia keluar dari krisis Utang. Sangat Ironis padahal Italia adalah negara ketiga terbesar di zona euro. Hal ini akan menyebabkan sentimen negatif terhadap pasar global di uni eropa. Ditambah lagi dengan mundurnya Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi pekan lalu, bisa menyebabkan situasi ekonomi dan politik di unieropa semakin terganggu. Inilah akhir tragis dari sederetan cerita dunia kaum kapitalis saat ini. Yang semakin menggila dan harus mengorbankan kepentingan rakyat (Kesejahtraan) untuk diganti dengan penderitaan rakyat yang dicaplok oleh kaum kapitalisme. Paul Omerod dalam bukunya, The Death ofEconomics (1994). Menuliskan bahwa : “ ahli ekonomi terjebak pada ideologi kapitalisme yang mekanistik yang ternyata tidak memiliki kekuatan dalam membantu dan mengatasi resesi ekonomi yang melanda dunia. Mekanisme pasar yang merupakan bentuk dari sistem yang diterapkan kapitalis cenderung pada pemusatan kekayaan pada kelompok orang tertentu.”. Dengan demikian, krisis ekonomi global sejatinya berakar pada cacat bawaan dari sistem ekonomi kapitalis itu sendiri, bukan karena kesalahan implementasi semata. Dalam dekade terakhir, kesadaran global tentang kelemahan sistem ekonomi konvensional itu sebenarnya mulai tumbuh. Contohnya, Presiden Perancis, Nicholas Sarkozy yang berpendapat bahwa “capitalism based on financial speculation as an immoral system that has perverted the logic of capitalism. He argued that capitalism needs to find new moral values and to accept a stronger role for governments”. Ternyatanya kegagalan ekonomi kapitalis bukan hanya pada sisi praktisi saja tetapi dari sisi Akademisi (Ahli Ekonomi) juga sudah diwanti-wanti akan terjadi gejolak yang begitu besar (Tsunami Ekonomi) terhadap perekonomian dunia kedepan. Banyak pakar-pakar ekonomi kapitalis melirik rujukan sistem ekonomi lain. Untuk dapat keluar daripermasalahan ekonomi saat ini. Sala satunya adalah Sistem Ekonomi Islam. Ekonomi islam dibangun atas prinsip etika dan moral untuk mendapatkan Maslahah. Maslahah adalah segala bentuk kebutuhan yang dapat terpenuhi baik material maupun nonmaterial yang dapat meningkatkan kedudukan manusia sebagai makhluk yang mulia atau kata maslahah itu sendiri sering diartikan ”kesejahtraan” dunia dan akherat. Kesejahtraan inilah yang akan menjadi kajian lebih mendalam dalam semua sistem ekonomi termasuk ekonomi islam itu sendiri. Cuma prinsip dan mekanisme untuk memperoleh kesejahtraan itu sendiri yang berbeda. Dalam ekonomi islam kesejahtraan diperoleh jika adanya kepuasan antara kebutuhan material dan nonmaterial untuk menuju kehidupan yang sebenarnya(Akherat). Sedangkan dalam sistem ekonomi konvensional kesejahtraan bisa diartikan jika tercukupi semua kebutuhan material dan hedonisme. Kehadiran ekonomi Islam telah memunculkan harapan baru bagi banyak orang, khususnya bagi umat Islam akan sebuah sistem ekonomi alternatif dari sistem ekonomi kapitalisme dan sosialisme sebagai arus utama perdebatan sebuah sistem ekonomi dunia saat ini yang terjadi. Dalam hal ini, keberadaan ekonomi Islam sebagai sebuah model ekonomi alternatif memungkinkan bagi banyak pihak, muslim maupun non-muslim untuk melakukan banyak penggalian kembali berbagai ajaran Islam, khususnya yang menyangkut hubungan pemenuhan kebutuhan antarmanusia melalui aktivitas perekonomian maupun aktivitas lainnya. Ketika sistem ekonomi kapitalisme mengalami keguncangan, maka sekali lagi ditegaskan, bahwa peluang (chance) ekonomi syariah makin terbuka luas untuk berkembang dan menjadi solusi sistem perekonomian dunia. Hal ini bisa dilihat di Inggris sendiri yang menganut sistem ekonomi kapitali, memposisikan diri sebagai pusat keuangan Syariah global terbesar di Eropa, Inggris mengamandemen Undang-undang agar dapat menarik investor timur tengah untuk dapat berinvestasi di keuangan syariah. Alhasilnya perkembangan dan pertumbuhan perbankan inggris selalu mengalami kenaikan. Ekonomi Syariah bukan hal yang asing lagi buat negara-negara dunia. baik di Asia, Eropa, Amerika maupun Australia. Demikian pula dalam bidang akademis, beberapa universitas terkemuka di dunia sedang giat mengembangkan kajian akademis tentang ekonomi syariah. Harvard University merupakan universitas yang aktif mengembangkan forum untuk kajian-kajian ekonomi syariah tersebut. Di Inggris setidaknya enam universitas mengembangakan kajian-kajian ekonomi syari’ah dan progam study keuangan syariah di berbagai universitas di inggris . Demikian pula di Australia oleh Mettwally dan beberapa negara Eropa seperti yang dilakukan Volker Ninhaus. Para ilmuwan ekonomi Islam, bukan saja kalangan muslim, tetapi juga non muslim. Hal ini menandakan bahwasanya ekonomi Islam bersifat universal. Siapapun bisa menjalankannya selama tidak melanggar dari aturan islam itu sendiri (Al-Qur’an dan Al-Hadits). Kontribusi Ekonomi syariah saat ini tidak bisa diragukan lagi. Untuk Indonesia sendiri ekonomi syariah lagi Boomingnya terutama dalam perkembangan Lembaga keuang Syariah. Setiap tahun selalu ada pendatang baru Lembaga Keuangan Syari’ah yang akan menambah daftar pemain baru dinegeri ini. Hal ini menandakan bahwasanya kinerja Perbankan syari’ah selalu positif dalam merespon kebutuhan global. Terutama dalam menghadapi krisis ekonomi. Menurut Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Halim Alamsyah, Lebih lanjut dia mengatakan, pertumbuhan perekonomian syariah di Indonesia sendiri telah melebihi pertumbuhan syariah dunia yaitu mencapai angka 40 persen. (Okezone) bahkan menurut beliau “Rata-rata pertumbuhan total aset perbankan syariah di Indonesia 40 persen dalam lima tahun terakhir. Dunia hanya 10-15 persen,”. Artinya pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia dua kali lipat lebih besar dari pada pertumbuhan perbankan syariah global. Ternyatanya ekonomi syariah (lembaga keuangan syari’ah) yang ada di Indonesia dapat mengantarkan perekonomian Indonesia “Lulus” dalam daftar negara yang terimbas krisis global pada akhir tahun 2008. Indonesia masuk 3 besar pertumbuhan ekonomi terbesar didunia (belum pernah terjadi dalam sejarah Indonesia) pada saat itu (2008) dengan pertumbuhan 4%, seusai China 8% dan India 6%. keberhasilan ini tidak lepas dari lembaga keuangan syariah dalam menempatkan pembiayaan pada sektor riil sebagai pondasi dari perekonomian indonesia. Sehingga sewaktu-waktu terjadi krisis global dapat bertahan. Dibandingkan sektor moneter. Dalam arti bukan ekonomi islam mengsampingkan sektor moneter. Tetapi yang ditawarkan oleh Ekonomi Islam itu adalah sistem ekonomi yang mengedepankan adanya underlying asset, yaitu adanya kesetaraan antara sektor moneter dan sektor riil. Sering juga disebut sebagai economic one of one. Artinya, kalau ada pertumbuhan 1 persen disektor moneter, maka di sektor riil juga harus tumbuh 1 persen. Itulah yang terjadi di sistem ekonomi Islam. Perlu diingat juga bahwasanya system ekonomi syariah atau keuangan syariah untuk mengatasi krisis yang terjadi pada saat ini bisa menjadi solusi atas krisis keuangan global. ada dua alasan yang mendasar yaitu pertama system keuangan syariah hanya membolehkan penyaluran dana kredit atau pembiayaan bila memang ada asset yang di jadikan dasar transaksi jadi tidak adanya transaksi maya. kedua system keuangan tanpa bunga dan memakai system profit and lost sharing tidak memperbolehkan adanya system derivatif. seperti yang dikatakan oleh Robin Hahnel dalam artikelnya Capitalist Globalism In Crisis:Understanding the Global Economic Crisis (2000), mengatakan “bahwa globalisasi – khususnya dalam financial market, hanya membuat pemegang asset semakin memperbesar jumlah kekayaannya tanpa melakukan apa-apa”. Dalam kacamata ekonomi Islam, mereka meraup keuntungan tanpa ‘iwadh (aktivitas bisnis riil,seperti perdagangan barang dan jasa riil) Mereka hanya memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang terdapat dalam pasar uang dengan kegiatan spekulasi untuk menumpuk kekayaan mereka tanpa kegiatan produksi yang riil. Dapat dikatakan uang tertarik pada segelintir pelaku ekonomi meninggalkan lubang yang menganga pada sebagian besar spot ekonomi. Sedangkan saat ini yang sedang terjadi di kehidupan kapitalisme modern, Ekonomi digerakkan secara dominan oleh ekonomi berbasis sektor keuangan (sektor maya), bukan sektor riil. Keuntungan ekonomi diperoleh bukan dari aktivitas investasi dan usaha produktif dengan menghasilkan berbagai barang dan jasa, tetapi melalui investasi spekulatif di sektor finansial seperti valas, saham, obligasi, dan produk derivatives. sektor riil di negara maju kurang mendapat prioritas untuk kesejahtraan ekonomi masyarakat. Pemerintah negara maju (Negara penganut paham Kapitalis) lebih mementingkan sektor moneter dari pada sektor riil. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya fenomena Decoupling (Fenomena terputusnya Sektor Riil dan Moneter) yang dipicu karena adanya transaksi gharar (Tidak jelas), Ihtiar (Spekulatif) pada transakasi moneter. Sejak bergeloranya globalisasi di awal 1990-an, sektor moneter melesat secara fenomenal meninggalkan sektor riil. Pada 2007, transaksi sektor maya mencapai 95% dari total perdagangan dunia. Sedangkan, transaksi di sektor riil berupa perdagangan barang dan jasa kurang dari 5%. Volume transaksi maya yang terjadi di pasar uang dunia mencapai US$ 1,5 triliun/hari, sementara perdagangan barang dan komoditas hanya sebesar US$ 6 triliun/tahun (IMF and World Bank, 2008). Artinya apa? Ini merupakan buah dari kegagalan kapitalis. Sektor riil yang seharusnya mewakili seluruh kebutuhan masyarakat harus dijual mahal dengan adanya pelaku-pelaku yang tidak bermoral dan beretika disektor moneter yang merampas seluruh hak masyarakat. Maka wajarlah kalau masyarakat dunia sekarang ini ”marah” terhadap kaum kapitalis. Sehingga tercipta gerakan Occupli WallStreet diberbagai penjuru dunia. Yang menentang adanya ketidakadilan ekonomi dunia. Gerakan ini mempunyai dasar dan tujuan yang sama terhadap perekonomian global. Bukan seperti yang dikatakan Presiden Amerika Obama ” Masyarakat yang tergabung dalam Occuply WallStreet hanya Frustasi sesaat saja”. Ini akan menjadi Frustasi sepanjang sejarah perekonomian dunia yang menceritakan sederetan kegagalan ekonomi kapitalis. Ekonomi Syariah melarang adanya transaksi gharar dan Derivatif (Spekulasi). Keadilan ekonomi yang menjadi dasar dari sistem ekonomi syariah harus kita jaga dan terapakan dalam kehidupan kita. Ini bukan tugas akademisi dan praktisi ekonomi saja.tetapi tugas kita semua, (Politisi, Pemuka agama, tokoh masyarakat, dan lain-lain). Karena krisis ekonomi yang saat ini terjadi, bukan hanya menghantam akademisi dan praktisi ekonomi. Tetapi semua kalangan, semoga tulisan ini dapat mempertimbangkan kembali sistem ekonomi kapitalis dan kita kembali ke sistem ekonomi syariah.
Posted on: Thu, 20 Jun 2013 05:55:06 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015