DI KEBUT PENYELESAIAN JALAN TEMBUS KLATEN SUKOHARJO TAK PEDULI - TopicsExpress



          

DI KEBUT PENYELESAIAN JALAN TEMBUS KLATEN SUKOHARJO TAK PEDULI MALAM Klaten, . Dua jalan tembus baru yang menghubungkan wilayah perbatasan Kabupaten Klaten dan Sukoharjo dikebut penyelesaiannya oleh warga Desa Sidowarno, Kecamatan Wonosari. Dua jalan tembus baru itu memanfaatkan lahan bekas alur Bengawan Solo di titik Kedung Serngenge. Menurut Kades Sidowarno, Kecamatan Wonosari, Rujito Suprayogo terakhir jalan tersebut sudah selesai ditalut dan diurug dengan tanah. "Dengan jalan itu warga kedua wilayah akan lebih dekat dan tidak harus memutar," jelasnya, Minggu (9/1). Menurutnya jalan tembus baru yang dibuat menghubungkan Dusun Butuh, Desa Sidowarno, Kecamatan Wonosari dengan Desa Sonorejo, Kecamatan Sukoharjo Kota. Satu lagi dibuat antara Dusun Ngawen, Desa Sidowarno dan Desa Sonorejo, Kabupaten Sukoharjo. Masing-masing jalan baru itu sepanjang sekitar 80 meter dengan lebar tujuh meter dan ketinggian dari permukaan tanah sekitar 3- 6 meter, karena dibuat di bekas alur sungai. Dengan mulai dirintisnya dua jalan tembus itu, diharapkan akan menyelesaikan persoalan komunikasi warga di perbatasan. Pasalnya, selama ini warga yang akan ke Sidowarno atau sebaliknya harus memutar dengan jarak hampir delapan kilometer melalui jalur Pasar Cuplik. Jika ditempuh dengan dua jalan tembus itu, jaraknya hanya menjadi 100 meter. Selama belum ada jalan tembus tersebut, warga tidak bisa mempersingkat jarak dan harus melalui cekungan bekas bengawan. Rencana pembuatan jalan tembus itu sebenarnya sudah lama diwacanakan tetapi selalu tertunda. Bahkan tahun 1986 saat alur Bengawan Solo digeser pemerintah menjanjikan akan membuatkan jalan di atasnya untuk menghubungkan dua wilayah. Cara Swadaya Namun , kata Rujito, mimpi itu tidak pernah terwujud dan proyek Bengawan Solo terlanjur selesai. Bahkan pertemuan antara Pemkab Klaten dan Sukoharjo membahas soal perbatasan tidak pernah ada langkah nyata merealisasikan jalan tersebut. Mulai tahun 2007 warga berinisiatif merintis jalan tersebut dengan swadaya dan mencari bantuan. Meski kadang harus iuran Rp 10.000/ KK warga akhirnya bisa mewujudkan jalan tersebut. Untuk jalan tembus Butuh-Sonorejo memakan biaya Rp 109 juta dari Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) dan swadaya Rp 121 juta. Sementara, jalan Ngawen-Sonorejo dibiayai PPIP Rp 59 juta dan swadaya Rp 21 juta. Setelah selesai dibuat, target warga selanjutnya adalan mengeraskan jalan dengan semen. Hanya saja, persoalan bantuan dana, masih dipikirkan warga sehingga keterlibatan Pemkab sangat diharapkan. Apalagi saat ini kendaraan roda empat sudah bisa melintas sehingga arus ekonomi ke Pasar Cuplik, Sukoharjo akan lebih dekat.
Posted on: Fri, 19 Jul 2013 14:06:47 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015