DI SYURGA BELUM ADA_PIJAT KHUSUS DG PAYUDARA dan LIDAH Layanan - TopicsExpress



          

DI SYURGA BELUM ADA_PIJAT KHUSUS DG PAYUDARA dan LIDAH Layanan kemanjaan lelaki hidung belang metropolitan makin lengkap. Setelah sarang-sarang maksiat ‘langsung tembak’ makin kentara, layanan plus-plus yang ujungnya tetap urusan syahwat turut menggurita. Pijat, lulur, sauna (mandi uap-red) hingga ‘mandi kucing’ makin mewabah. Terik matahari membakar langit Jakarta, medio akhir September lalu. Padahal jarum jam sudah bergeser dari angka 15..00 wib. Suasana jalan Gunung Sahari Raya, tak jauh dari pintu air Mangga Besar Jakarta Pusat dipadati pengendara yang lewat. Maklum, tiap akhir bulan, jalan menuju arah rekreasi terbesar di Jakarta Utara ini selalu dijejali manusia yang ingin memburu tujuan masing-masing. Sekedar ingin berwisata ke Ancol, atau berwisata birahi ke Mangga Besar, yang merupakan barometer jajanan seks Jakarta Di sisi badan jalan Gunung Sahari Raya, membentang sebuah aliran sungai yang lebarnya lumayan luas, mengikuti jajaran jalan tersebut. Diseberangnya, berderet-deret bangunan berdiri dengan megahnya. Diantaranya berdiri bangunan mewah gaya spanyol didominasi warna krem. Belakangan diketahui bangunan itu tak lain adalah pusat kebugaran PS. ‘Bungkusnya’ yang menonjol adalah fasilitas sauna, meskipun faktanya memberikan layanan plus-plus berbuntut transaksi seks. Prakik seperti itu sudah bukan barang baru lagi di Jakarta. Hampir di tiap sudut Jakarta bisa ditemui, mandi uap atau lebih populer dengan sebutan sauna ini. Mulai di tempat kebugaran berkelas seperti di hotel berbintang, gedung perkantoran mewah hingga di panti pijat, mandi uap sudah dikonsumsi menjadi ‘paket’ kebutuhan sehari-hari. Bahkan salon-salon kecantikan, banyak diantaranya yang dilengkapi dengan sauna hingga spa. Rata-rata tempat tersebut, memiliki ruangan yang nyaman, hangat dan eksklusif hingga membuat konsumennya yang rata-rata kalangan berkocek tebal jadi kerasan. Anehnya, tempat-tempat tersebut tetap melayani konsumen wanita. Tentu saja, dengan tidak bermaksud mengganggu privacy langganan pria, tempatnya didisain terpisah. Sehingga mereka yang ingin mendapatkan layanan plus lancar-lancar saja. Hal itu nampak terjadi di PS. Sebenarnya PS bukan tempat ‘hiburan’ baru alias saat Jakarta ‘banjir’ panti pijat, pub maupun klub malam di tahun 1980-an, keberadaannya telah memberi ‘warna’ tersendiri. Tidak hanya sauna plus yang ditawarkan, namun aktivitas serupa, seperti spa, body massage makin melengkapi gemerlapnya PS. Tentu saja ini menjadi ladang buruan para laki-laki yang tidak sekedar ingin tampil ‘bugar’, namun juga ingin mencicipi nikmatnya gadis-gadis muda yang rata-rata cantik menggiurkan. Mereka adalah aset –bahasa halus untu sebutan barang dagangan—di PS. Meskipun kejayaannya beringsut loyo alias mulai kalah mewah dibanding tempat kebugaran di hotel-hotel berbintang, PS memiliki daya tarik tersendiri. Dengan interiornya yang didisain klasik, dan tata lampu yang cenderung temaram, membuat lokasi ‘merah’ itu memiliki pasar tersendiri. Di siang hari, terutama di saat jam istirahat kantor, tempat ini mulai ramai pengunjung. Apalagi pada hari libur. Pengunjungnya rata-rata laki-laki paruh baya alias om-om yang notabene berkocek dobel. Namun demikian tak sedikit pemuda kalangan eksekutif. Suasana nyaman sangat terasa. Setelah melewati pintu masuk, sebuah bangku bar berbentuk sofa untuk tempat ngobrol dan menunggu sudah terpampang. Layaknya tamu tempat kebugaran lain, mereka yang hendak menggunakan fasilitasnya harus membayar sejumlah uang terlebih dulu sebelum mendapatkan pelayanan, cara ini disebut booking room. Saat melakukan pembayaraan itulah para hidung belang yang datang bisa memilih wanita yang akan ‘mendampingi’ dalam ‘wisata birahi’ di PS. Berbeda dengan panti kesehatan lain yang tamu biasanya memilih nomor atau nama dari foto. Di PS tamu lebih dimanjakan, dengan diberi kebebasan melihat atau bahkan bertemu langsung dengan wanita yang bakal menemani menelusuri ‘lembah’ sauna. Untuk lebih memuluskan jalannya ‘perburuan’, beberapa Mami –kata lain dari germo-- yang berdandanan modis dan masih terlihat cantik siap membantu para tamu mencari ‘kasur berbulu’ yang hendak dibidik. Tarif yang dipatok bervariasi. Di PS dikenal dua tipe, standar dan VIP. Model standar maksudnya berwisata seks beramai-ramai, sementara VIP lebih bersifat pribadi. Untuk kelas standar tarifnya sekitar Rp 150 ribu per jam sudah termasuk ‘anggaran’ buat pelayanan satu orang gadis cantik yang akan membimbing pengunjung. Pembayaran buking kamar dilakukan diawal transaksi saat membuking kamar. Harga tersebut adalah harga paket. Layanannya, setelah mandi sauna, mereka bisa melanjutklan aktivitas kebugaran lain. Tentu saja tetap dengan ditemani wanita-wanita muda, cantik dan menggairahkan yang telah dibukingnya. Sementara untuk kamar VIP Rp 250 ribu, angkanya bisa berubah jika ternyata wanita-wanita yang menjadi ‘guide’ mampu memberikan layanan lebih.
Posted on: Thu, 22 Aug 2013 04:08:31 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015