Dari Abu Huroiroh rodhiyallaahu ‘anhu, ia bertutur, aku pernah - TopicsExpress



          

Dari Abu Huroiroh rodhiyallaahu ‘anhu, ia bertutur, aku pernah mendengar Rosulullaah shollallaahu ‘alayhi wa’alaa aalihi wasallam bersabda, كُلُّ أُمَّتِي مُعَافى إلاَّ المُجَاهِرِينَ، وَإنّ مِنَ المُجَاهَرَةِ أنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ باللَّيلِ عَمَلاً ، ثُمَّ يُصْبحُ وَقَدْ سَتَرَهُ اللهُ عَلَيهِ ، فَيقُولُ : يَا فُلانُ ، عَمِلت البَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا ، وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ ، وَيُصبحُ يَكْشِفُ ستْرَ اللهِ عَنْه “Setiap umatku akan mendapat ampunan kecuali orang yang terang-terangan (dalam berbuat dosa). Dan yang termasuk terang-terangan (dalam berbuat dosa) adalah seseorang melakukan suatu perbuatan (dosa/kemaksiatan) pada malam hari kemudian pada pagi hari dia menceritakannya, padahal Allah telah menutupi perbuatannya itu, yakni dia berkata, “Hai fulan, tadi malam aku berbuat begini dan begitu.” Padahal pada malam hari Robbnya telah menutupi perbuatannya itu, tetapi pada pagi hari dia membuka sendiri perbuatannya yang telah ditutupi oleh Allah tersebut.” {Muttafaq ‘alayh. HR. Al-Bukhori (X/486-fath) dan Muslim (no.2990). Dan dicantumkan oleh Al-Imam An-Nawawi rohimahullaah dalam riyadhush sholihin hadits no.241.} Orang-orang yang terang-terangan yaitu orang-orang yang mengumumkan diri telah berbuat kemaksiatan dan dengan bangga membicarakannya kepada orang lain. *Kandungan hadits: - Wajibnya setiap manusia untuk bertaubat atas seluruh dosa dan kesalahan kepada Allah dengan taubat nasuha. - Terang-terangan berbuat dosa adalah kemaksiatan di luar dosa itu sendiri, sebab di dalamnya terkandung sikap meremehkan keagungan Allah, di samping mengandung sikap penentangan terhadapNya. - Terang-terangan dalam berbuat dosa berarti menyebarluaskan kekejian di antara orang-orang mukmin. - Siapa saja yang keburukannya ditutupi Allah di dunia ini, maka Dia akan menutupinya pula di akherat kelak dan tidak mempermalukannya. Yang demikian itu merupakan bagian dari keluasan rahmat Allah terhadap hamba-hambaNya. (namun jangan pernah menjadikan hal ini sebagai alas an untuk terus dalam dosa dan kemaksiatan, karena kita tidak mengetahui sampaikan kapan Allah menutupi dosa kita tersebut, atau malah bisa saja kita mati ketika melakukan dosa dan ini su’ul khotimah, dan kita pun tidak mengetahui apakah dosa-dosa itu akan diampuni atau tidak) - Pada sikap terang-terangan dalam berbuat dosa terdapat lima keburukan: 1. Dosa itu sendiri. 2. Menyebut-nyebut dosa itu setelah dilakukan, atau dilakukan di hadapan orang banyak. 3. Membuka penutup aib yang telah ditutupi Allah atasnya. 4. Menggerakkan keinginan untuk berbuat jahat kepada orang yang diperdengarkan atau diperlihatkan dosanya itu. 5. Menanamkan keinginan berbuat jahat pada diri orang lain, menggiringnya kepada kejahatan tersebut, serta mempersiapkan sebab-sebab yang dapat mengantarkannya kepada perbuatan dosa itu. {Dikutip dari “Bahjatun Naazhiriin Syarh Riyaadhish Shoolihiin” Asy-Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali hafizhohullaahu ta’aala, edisi terjemah; “Syarah Riyadhush Shalihin”, Pustaka Imam Asy-Syafi’i.} Via Pustaka Ukhuwah Malang
Posted on: Sat, 21 Sep 2013 10:50:00 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015