Demi Masa, sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian, - TopicsExpress



          

Demi Masa, sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian, kecuali bagi mereka yang berimana kepada Allah, dan senantiasa berbuat kebajikan, serta senantiasa saling ingat-mengingatkan dijalan kebenaran, dan saling mengingatkan mengingatkan agar senantiasa bersabar” (Al-Qur’an surah Al-Ashr) Waktu terus bergerak, tidak terasa malam ini kita sudah memasuki hari ke 18 atau 19 bagi yang lebih awal melaksanakan ibadah puasa. Puasa khakikatnya, ada “jihad” suatu momentum pertarungan melawan diri sendiri. Melawan hawa nafsu dan godaan yang muncul dari dalam diri sendiri, maupun godaan dari luar diri yang ingin agar seorang muslim lalai dari ikhtiar mereka untuk mensucikan jiwanya agar kembali menjadi insan yang fitra, suci dengan gelar taqwa di akhir ramadhan. Hampir bisa dipastikan bahwa sebagian besar umat Islam sudah “kalah” dilihat dari kian berkurangnya isi masjid-masjid untuk melaksanakan sholat berjamaah, dibanding awal-awal masuknya bulan suci ramadhan. Mungkin juga sudah ada yang “bolong” pelaksanaan ibadah puasanya. Sebagian besar lainnya sudah disibukkan dengan urusan THR, urusan persiapan mudik, dan berbagai urusan duniawi lainnya, yang semuanya itu dimotivasi bukan lagi untuk mendekatkan diri kepada Allah, tetapi lebih banyak dimotivasi oleh dorongan nafsu duniawi. Kecintaan kepada harta, sanak pamily, dan pekerjaan, telah jauh lebih tinggi daripada kecintaannya kepada Allah SWT. Padahal, memasuki pase 10 hari terakhir dibulan ramadhan, seharusnya umat Islam harus jauh intens mendekatkan diri kepada Allah. Bukan hanya karena pada 10 hari terakhir itu, janji akan ampunan Allah dari siksaan api neraka akan diberikan, atau bukan pula karena pada 10 hari terakhir itu semangat perjuangan sudah makin banyak tergerogoti oleh berbagai godaan duniawi seperti yang telah disebutkan diatas, namun juga karena 10 hari terakhir dibulan ramadhan itu, seharusnya menjadi momentum reevaluasi dan revitalisasi makna ibadah ramadhan, yang dengan melakukan tafakkur, i’tikaf dan berbagai upaya mujahadah, seorang akan dituntun dalam memasuki alam musyahadah. Dimana dialam musyahadah atau penyaksian itu, umat Islam akan memiliki pandangan yang jernih akan khakikat kebenaran. Memperolehnya adalah bekal yang sangat penting untuk menapaki 11 bulan berikutnya. Apalah artinya ucapan Minal aidzin wal faidzin diakhir ramadhan, disaat hari fitri itu tba, jika kita tidak termasuk didalam orang-orang yang menang. Ungkapan seperti itu hanya akan menjadi ungkapan yang klises, tanpa makna. karena sesungguhnya hati kita, kesadaran diri kita tahu, bahwa sesungguhnya pelaskanaan ibadah yang telah kita lakukan biasa-biasa saja. Tidak ada yang istimewa dari hari-hari diluar bulan ramdhan. Kita tentu tidak ingin seperti itu. Kita ingin benar-benar menjadi pemenang, karena kita patut untuk menang. Kita patut menang karena kualitas kita patut untuk memperoleh gelar orang yang bertaqwa. Kita tidak ingin menang semata-mata karena pencitraan saja, melalui berbagai kegiatan-kegiatan seremonial yang dipublikasikan luas. Bukan itu khakikat kemenangan. Khakikat kemenangan adalah ketika kita mampu mengalahkan diri kita sendiri, ego kita, kerakusan kita, ketamakan kita, dan lain-lain bentuk-bentuk prilaku buruk lainnya. Akhirnya saya menggugah para pembaca semua, agar mari kita maksimalkan ibadah kita di 10 hari terakhir bulan ramadhan tahun ini. Sebab, belum tentu kita bertemu kembali bulan penuh rahmat, bulan penuh ampunan ini pada tahun berikutnya. wallahu, a’lam bi-al-shawab.
Posted on: Wed, 31 Jul 2013 17:21:19 +0000

Trending Topics




© 2015