Gerakan Underground Islam, Tidak Semua Boleh Kita Dukung! The - TopicsExpress



          

Gerakan Underground Islam, Tidak Semua Boleh Kita Dukung! The Kominas, band punk yang mengaku Islami namun justru sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Underground Tauhid– Di negara Barat, beberapa tahun terakhir ini seperti terheran- heran. Di kalangan akademisi, budayawan, musisi, dan beberapa pihak lain terlihat memiliki rasa penasaran yang tinggi tentang fenomena munculnya gerakan-gerakan underground yang mengusung ide-ide Islam di Indonesia. Beberapa peneliti Barat sampai jauh-jauh mencari data kualitatif dan kuantitatif dengan berbulan-bulan menetap di Indonesia demi meneliti fenomena ‘aneh’ ini. Bagaimana tidak aneh, mereka tidak pernah mengira, agama Islam yang selama ini dikenal sebagai ‘momok’ bagi Barat sebagai agama yang militant, kaku, dan unfriendly dengan budaya Barat, tiba-tiba menyatu dengan gerakan musik underground seperti metal, punk, hardcore, dan berbagai cabangnya. Awal kelahiran fenomena ini adalah pada sekitar tahun 2008-an. Saat itu One Finger Movement muncul sebagai manifestasi gerakan metal yang mengusung ide-ide Islam. Gerakan ini kabarnya diawali dengan niatan Ombat – vokalis band Tengkorak – untuk melawan kultur Barat yang masuk ke Indonesia melalu musik rock, khususnya metal. Gerakan ini berhasil mengganti image metal yang beridentik muatan satanis dengan metal Islami. Simbol metal ala satanis dengan bentukan jari mirip kepala kambing, mereka geser dengan simbol tauhid satu jari. Pada tahun-tahun selanjutnya, bermunculan gerakan-gerakan lain yang ikut membawa misi Islam dalam scene underground, terlebih memiliki spesialisasi dakwah yang berbeda-beda. Punk Muslim dan Ghuraba Militant Tauhid, misalnya. Kedua gerakan ini muncul dengan fokus dakwah melalui pendidikan dan penyebaran arus informasi di media. Pembinaan dan kaderisasi lebih di utamakan dalam gerakan ini. Disamping itu, Ghuraba Militant Tauhid juga lebih menguatkan perlawanan pemikiran melalui media seperti situs, zine, dan rilisan rekaman. Kemudian ada juga komunitas Anti-Mammon di Bogor yang juga fokus pada ranah pemikiran Islam. Namun kita tidak bisa begitu saja melihat fenomena gerakan underground Islam ini sebagai fenomena yang pasti bermuatan positif. Mengapa? karena tidak semua diantara para penggerak yang dari gerakan ini memiliki niat yang murni untuk berdakwah di kalangan anak-anak muda yang keranjingan musik-musik rock Barat, dan tidak semua band-band yang mengaku beraliran underground Islam memiliki pemahaman Islam yang benar (ahlussunnah wal jamaah). Ada yang membuat band underground Islam karena ingin mengikuti trend. Ada yang ingin terkenal. Ada yang sekedar ingin membuat kontroversi. Disisi lain ada juga band-band yang mengusung tema-tema Islam namun setelah ditelisik lagi, ternyata pemahaman para personel dan ajakan-ajakan mereka dalam lirik lagunya sangat bertentangan dengan ajaran Islam yang lurus. Sebut saja di Indonnesia, band metal yang mengaku Islami, memiliki banyak fans yang fanatik, tapi dalam formasi personelnya ada yang beraliran sesat Syi’ah. Jika para penggemarnya hanya melihat label ‘islami’ yang mereka pakai, maka mereka pasti akan ikut tersesat. Karena Syiah jelas sesat, bahkan sebagian besar dihukumi kafir oleh para ulama ahlussunnah. Hampir bersamaan dengan munculnya fenomena underground Islam di Indonesia, di Amerika muncul pula komunitas Taqwacore yang dipicu oleh orang-orang imigran dan blasteran Pakistan yang tinggal di Amerika. Fenomena Taqwacore juga membuat heboh seluruh dunia. Tidak pernah disangka ada gerakan punk/hardcore yang identik dengan perlawanan dan anti-otoritas, tiba-tiba menyatu dengan Islam. Novel Taqwacore karangan Muhammad Knight terjual diseluruh dunia bak kacang goreng. Video dokumenter mereka ditonton oleh jutaan manusia di seluruh dunia. Tapi jangan ikut bangga dulu. Karena jika kita telisik lebih jauh, mengamati dengan seksama, dan menganalisi cara beragama orang-orang di dalam komunitas Taqwacore itu, yang kita dapatkan justru bukan gambaran Islam yang benar dan lurus. Tapi disana justru lebih banyak gambaran orang-orang yang keranjingan liberalisme, urakan, arogan, sok tahu dan benar-benar anti-otoritas yang berusaha mengobrak- abrik ajaran Islam agar tunduk dengan gaya hidup baru mereka yang aneh dan mereka labeli sebagai ‘Islam’ dan ‘taqwa’ itu. Saya tidak bisa membayangkan jika seluruh dunia yang bodoh tentang Islam, lalu menganggap apa yang Taqwacore bawa itu benar-benar dari ajaran Islam, pasti rusak sudah image Islam itu sendiri. Jadi kesimpulannya simpel sebenarnya. Tulisan ini saya hanya ingin menyampaikan satu kata kunci dalam melihat fenomena menjamurnya underground Islam diseluruh dunia. Kata kunci itu adalah: Jangan cepat percaya dengan label ‘Islami’! Kita harus lebih dalam melihat. Apakah apa yang mereka bawa semakin membuat kita mendekatkan diri kita kepada agama ini, atau justru malah menjauhkannya. Atau justru mengajak kita mengikuti aliran-aliran sesat yang berkedok ‘Islam’. Ini tidak bisa dibiarkan! Kamu harus terus belajar agar peka menyeleksi siapa sebenarnya mereka! Oleh: Aditya Abdurrahman Abu Hafizh a.k.a Aik
Posted on: Mon, 24 Jun 2013 01:46:43 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015