HIDUPKATOLIK - Harry Tjan Silalahi, salah seorang pendiri Centre - TopicsExpress



          

HIDUPKATOLIK - Harry Tjan Silalahi, salah seorang pendiri Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menuturkan, uraian Driyarkara amat membantu memahami Pancasila. Driyarkara, menurut Harry Tjan, bertolak dari eksistensi manusia Indonesia. Dijelaskan, manusia itu hidup atau “berada”, manusia mengakui keberadaannya sebagai keberadaan yang kontinggen, yang tergantung kepada keberadaan Yang Mutlak, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Karena “manusia Indonesia” berada bersama “manusia Indonesia yang lain”, maka ia harus berperikemanusiaan yang adil, beradab, dan bersatu untuk tidak terpecah-belah agar mampu membangun manusia Indonesia sebagai masyarakat yang sejahtera secara sosial. Bagi mantan Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Partai Katolik, Pancasila merupakan dasar filosofis negara dan bangsa Indonesia. Pancasila bukan pilar, karena pilar maknanya tak sama dengan dasar. “Menyamakan Pancasila sebagai pilar adalah sesat pikir! Pancasila adalah dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” tegas pria kelahiran Yogyakarta, 11 Februari 1934 ini. Namun ironi. Kini, Indonesia diwarnai beragam kasus intoleransi. Kasus penyerangan terhadap jemaat Ahmadiyah serta penutupan gereja adalah sebagian contoh kasus intoleransi. “Sampai kini, masyarakat Indonesia masih kerap berdebat untuk menafsirkan Tuhan. Padahal masyarakat memiliki gawe yang sudah tertulis dalam sila kelima, yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia!” tegasnya. Maka, penting bagi generasi muda untuk kembali membuka lembaran-lembaran pemikiran Driyarkara tentang Pancasila. A. Benny Sabdo - See more at: hidupkatolik/2013/06/20/membantu-memahami-pancasila#sthash.12Yqjh0p.dpuf
Posted on: Sun, 23 Jun 2013 21:53:58 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015