)|( Hakikat Kemenangan )|( Kemenangan adalah tujuan dari sebuah - TopicsExpress



          

)|( Hakikat Kemenangan )|( Kemenangan adalah tujuan dari sebuah perjuangan. Tak ada yang tahu pasti, seberapa besarkah sebuah pencapaian itu memberi makna kemenangan bagi sang pejuang. Namun yang pasti, tak ada jalan mudah untuk mencapai kemenangan itu. Jika pencapaian dunia adalah ukuran kemenangan, maka kaum materialis adalah para pemenangnya. Namun seandainya ada yang meyakini bahwa hakikat kemenangan itu ada pada kepuasan jiwa, maka kemenangan tak dapat diukur dari hasil akhir sebuah perjuangan, melainkan juga dari proses menuju titik akhir itu. Ekspresi kemenangan adalah perubahan sikap dari jiwa yang dahaga menjadi sikap pemurah. Seorang pemenang akan tampil dengan kebesaran jiwa yang dibuktikan dengan karakternya sebagai penguasa yang arif bijaksana. Pandanglah Nicolae Ceaucescu, saat memimpin perjuangan Rumania yang akhirnya mendudukkannya sebagai penguasa dengan tangan yang berlumur darah. Ceaucescu memang berkuasa, tetapi bukan menjadi pemenang. Satu saat, pengadilan rakyat di Hari Natal 1989 akan mengakhiri riwayatnya di ujung senapan seorang serdadu. Ceaucescu akhirnya menjadi pecundang. Pasangan sikap kebesaran jiwa pada diri seorang pemenang adalah sikap kerendahan hati. Perilaku tawadhuk adalah hiasan jiwa seorang pemenang yang akan menjaga dirinya untuk tidak besar kepala dan menepuk dada. Kemenangan adalah 99% anugerah Allah dan 1% jerih payah manusia. Tanpa kebesaran jiwa dan kerendahan hati, kemenangan menjadi bias makna. Sulit mengetahui, yang mana kemenangan dan yang mana lampias keserakahan. Tetapi tanyakan hal itu pada Thariq bin Ziyyad. Sejarah indah ummat ini pernah dihiasi oleh pesona seorang Thariq bin Ziyyad, panglima yang diutus oleh Musa ibn Nushair, Gubernur Tunisia, untuk menaklukkan Semenanjung Iberia (Andalusia) yang waktu itu dibawah kendali King Roderick. Atas izin Khalifah al Walid, pemimpin Daulah Abasiyah di Damascus, berangkatlah Armada Marinir Thariq bin Ziyyad yang berkekuatan 12.000 orang namun hati mereka penuh taqwa dan tawadhuk. Subhanallah... Lihatlah aksi sang Panglima yang selepas pendaratan pasukannya di Jabal Thariq (Gibraltar) malah membakar seluruh kapalnya. Kemudian mengucapkan pidato singkat yang bersejarah: “ya Mujahid ... Al Aduwwu ‘amamakum, wal Bahru waraakum, fakhtaru ayyuma syiktum” (wahai para pejuang, musuh telah didepanmu, lautan di belakangmu, silakan pilih yang kalian kehendaki) Pasukan yang bertakwa tadi memilih maju, bukan karena perahu mereka telah dibakar sang Panglima namun demi menghancurkan pasukan kerajaan Visigoth yang 100.000 orang namun berperang tanpa hati itu. Roderick tewas disitu. Allah mempercepat kemenangan itu karena pasukan berperang dengan etika, kerendahan hati dan dedikasi yang tinggi, melindungi rakyat sipil, dan tetap menjaga ketaatan ibadahnya. Mereka adalah pemenang yang sebenarnya dan Allah-lah yang memenangkan mereka. Mungkin.., Thariq bin Ziyyad tak sempat melihat indahnya Qurthubah (Cordoba) icon peradaban Andalusia yang menjadi luar biasa saat berada di pangkuan Islam, namun semangat juangnya akan menjadi bingkisan sejarah tak ternilai bagi para pengikut jejaknya yang mengobarkan jihad di manapun sebagai bukti cintanya pada Dinullah yang mulia. :: Salam 3 Besar|Salam Kemenangan Islam|Militan Keadilan ::
Posted on: Sat, 14 Sep 2013 04:04:50 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015