Hamburg dalam eksotika Hamburg adalah kota orkestra. Kolaborasi - TopicsExpress



          

Hamburg dalam eksotika Hamburg adalah kota orkestra. Kolaborasi antara hiruk pikuk aktivitas transaksi bisnis export-import, pergelaran high-tech bongkar muat peti kemas di pelabuhan salah satu terbesar di Eropa serta lalu lintas padat kapal-kapal kontainer raksasa antar benua yang lalu lalang dalam kubangan sungai sempit selebar tidak lebih 1.500 meter yang kesemuannya menjadikan atraksi modernitas. Keluar sebentar dari pelabuhan muncul mata rantai kerumitan baru ditandai dengan jaringan rel-rel kereta api “tumpah tindih” yang mengantarkan peti kemas ke berbagai kota di pelosok Eropa. Di sudut sisi yang lain yang agak menyendiri berdiri Airbus pusat industri penerbangan dunia yang menyempurnakan pertujukan supremasi teknologi negara Jerman. Kedigdayaan teknologi tersebut berpadu harmonis dengan alam natural yang tetap dipelihara seperti orkestra kota. Tepat persis ditengah kota Hamburg terdapat oase kota, Danau Alster. Oase kembar seluas 200 Ha ditengah perpaduan bangunan modern Kosmopolitan dengan keantikan gedung-gedung tua. Perpaduan antara spirit bisnis kehidupan kota dan eksistensi bangunan antik yang tetap menjaga citra kota. Meskipun sekutu dalam perang dunia dua menghujani kota Hamburg dengan puluhan ribu ton bom, tampaknya bom tersebut tidak mampu mengalahkan kegigihan penduduk mempertahankan bangunan-bangunan tua yang tersisa. Jika bom sekutu saja tidak mampu „membongkar“ bangunan-bangunan tua bersejarah di kota Hamburg, apalagi kalau cuma rencana pemerintah kota untuk membangun pabrik baru atau pusat perbelanjaan baru (mal) sudah pasti tidak berani mengusik keberadaan bangunan tadi — mungkin disinilah berbedanya Hamburg dengan Jakarta. Gereja St. Micheal berdiri di awal tahun 1600 dan St. Nicolai zu Altengamme berdiri 1247 adalah salah satu bangunan-bangunan yang tetap dijaga oleh masyarakat sehingga berperan sebagai „juru kunci“ untuk menjaga jati diri kota Hamburg. Kota Hamburg dibelah oleh Sungai Elbe seperti belahan pisang goreng, dengan ratusan anak sungai kecil, kanal dan lebih dari 2.500 jembatan menjadikan wisata air sebagai daya pikat tersendiri. Para turis dapat menikmati atraksi alam mengelilingi danau, lalu terus menyusuri anak-anak sungai kecil Elbe ke seluruh pelosok kota. Kemudian tidak jauh dari salah satu sudut tepi Sungai Elbe terdapat St. Pauli, sentra kehidupan malam nan penuh budaya estetika. Beberapa blok berjalan terdapat Repeerbahn pusat "red line", konon khabarnya nomor dua terbesar di Eropa setelah Amsterdam. Disinilah para lelaki hidung belang dan wanita-wanita malam memacu hasratnya. Hanya yang paling menarik buat kita adalah Hamburg ternyata salah satu kota yang teraman meskipun di jantung pusatnya terdapat pusat hiburan malam. Hamburg adalah kota yang nyaris sempurna gabungan antara keindahan natural alamnya, gedung-gedung tuanya, pusat industri teknologinya, pusat budayanya bahkan juga pusat hiburan malam. Sebuah perpaduan lengkap seperti orkestra... Dari Tepian Lembah Sungai Elbe Ferizal Ramli
Posted on: Fri, 16 Aug 2013 22:47:43 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015