I Present to Nanang Syafruddin Turky Ali Akbar Immawan Ar-Rhysad - TopicsExpress



          

I Present to Nanang Syafruddin Turky Ali Akbar Immawan Ar-Rhysad Arqom Nurdin Bakhtiyar Irmawati Uthy Andi Sri Wahyuni Handayani Andi Ridwan Rifqi Fahlefi NuRu Quartz Adnan Yoesfar .. dan segenap sidang pembaca yang saya muliakan ... Itulah dunia kita .. ! Pada suatu malam, aku terbangun karena dentingan suara keras dari balik jendela kamar, sebuah pohon beringin tumbang setelah angin genit membelainya dengan sedikit kasar. Aku terbangun, bukan karena susah tidur.... tapi pikiranku terganggu dengan pertanyaan penting ”Hadiah apa yang akan kuberikan untuk kekasihku pada hari ulang tahunnya nanti?” .... Dua jam sebelum aku tidur, aku menyempatkan untuk menonton film yang baru saja diberikan oleh teman lamaku, seorang teman yang banyak memberikan inspirasi tentang apa yang harus aku lakukan di masa depan nanti .... sebuah film jepang yang unik. Kisah cinta yang tak kesampaian antara seorang ”juwita malam” ala Slank.. yang tidak bisa beraktivitas di siang hari karena kelainan kulit yang dideritanya jika terkena ”sentuhan” sinar UV, bukan sinar X yang sering digunakan oleh para medis untuk melihat kerangka tulang manusia yang patah karena jatuh karena mau maling jemuran dan lompat dari gedung bertingkat karena ”patah hati” .... atau para teller bank untuk memastikan uang palsu dan uang asli. Ooh.. aku sendiri sudah sukar membedakan dunia yang nyata dan maya ... hahaha Itulah dunia kita ... !! Wanita yang malang ! pria yang dicintainya harus terus dikaguminya, meskipun hanya bisa ia temui pada malam hari. Pria itu sering mengajaknya melihat matahari terbit diatas bukit yang indah... bukan karena negeri itu sering juga disebut negeri matahari terbit, tapi karena sinar sang surya lebih damai dan indah jika ia disaksikan pada saat fajar, selain karena suasananya lebih romantis.. hahaha. Pria itu sangat menyukainya, ia sangat tergila-gila padanya... Perjumpaan awal mereka pada suatu malam yang hening, terdengar suara merdu dari kejauhan. Suara senandung gitar klasik dan lagu pop khas jepang, suara dari sang ”juwita malam”. Perlahan ia mendekat, dan seketika... Laki-laki itu seperti pertama kali terkena virus ”pubertas”, rasa kagum yang di luar-kebiasaan khalayak ramai. Namun, sungguh disayangkan ia tak sempat menyapanya, walau hanya untuk berkenalan, karena hari hampir fajar, ”juwita malam” segera masuk ke dalam rumah. Si pria datang setiap malam ke tempat dimana ia pertama kali melihat gadis itu.. namun malang, ia tidak pernah lagi melihatnya... menurut keterangan tetangga, mereka pindah ke luar negeri untuk segera menebukan obat dan dokter yang mau mengobati putri tunggalnya ... ”Si Juwita malam”... oooh Cintaaa begitulah ia datang dan pergi ... dunia cinta.. itulah dunia kita .. !! Si pria sangat pandai membuat mainan dari kertas... orang jepang menyebutnya ”Origami”.. kertas-kertas ia kumpulkan menjadi bunga bertangkai-tangkai ... bunga-bunga tiruan itu ingin dipersembahkan kepada pujaan hatinya nanti, pada saat ”pacar imajiner-nya” datang dari luar negeri. Namun kapankah mereka akan bertemu lagi .... no bodys know ..! yaah setangaki Origami, itulah yang akan kupersembahkan untuk hadiah ulang tahun kekasihku tahun ini ... di ulang tahunnya yang ke-23. Tapi bukan bunga bertangkai-tangkai sebagaimana yang ingin diberikan pria itu kepada pujaan hatinya, aku akan membuatkan setangkai bungan mawar putih dari kertas dengan ukuran yang paling besar semampu yang aku bisa ... untuk itu aku belajar keras tentang seni melipat kertas itu, meskipun aku sendiri tidak pernah belajar seni ”melipat baju” untuk dirapikan di lemari, menyetrika saja belum bisa dengan baik.. hahaahaa dasar orang aneh ... aku membuka notebook untuk segera menghubungkanya ke dunia maya.. dunia nyata bagi para ”jomblo sejati” untuk menemukan cinta di hati yang lain setelah mereka berkali-kali ditolak dalam ”dua menit” versi film EL Jombloo yang dinarasikan oleh Ringgo Agus Rahman, Hanung Bramantyo bilang itu film perdananya ... hmmm.. hidup penuh dengan sandiwara, Tuhan adalah manajer untuk kita semua ... itulah dunia kita ....!!! Setelah mendapat referensi yang cukup dari Om Google tentang seni melipat kertas, akupun mulai mengumpulkan kertas bekas dari sisa ”Tugas Akhir-ku” yang menumpuk di bawah meja. Ooh tidak... ternyata seni melipat kertas atau membuat ORIGAMI BUNGA MAWAR PUTIH, tidak sesederhana seperti apa yang diungkapkan oleh Yasraf Amir Piliang dalam karyanya ”Dunia yang Dilipat”... dunia yang jaraknya dipersingkat oleh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi virtual. Dunia yang tengah ”gandrung” akan kuasa teknogi. Seorang pengikut Mazhab Frangkfurt dari Jerman, Almarhum Mark Horkheimer sendiri telah pernah mengingatkan kita tentang bahaya dari ketergantungan pada teknologi, meskipun pada zamanya sendiri, belum ada Facebook dan Twiter.. apalagi Frenster ... hahahah.... itulah dunia kita .... !! Tarian jari-jari tanganku diatas papan keyboard ini mungkin tidak akan menghasilkan karya yang fenomenal ... sebagaimana senyum Monalisa dalam kanvas Leonardo da Vinci itu, senyum yang penuh misteri hingga orde ini, eeh.. mirip judul lagu dari Negeri Jiran .”Puteri Misteri” yang dipopulerkan oleh Amy Search.... Ah Masa iya mereka punya keturunan darah .. wkwkwkwwk.... Tapi paling tidak, imajinasiku tentang dunia yang aku huni ini, sudah cukup memuaskan untuk aku tumpahkan ke dalam halaman kertas berwarna putih milik microsoft word, yang hanya dibatasi oleh layar monitor 11 inci milikku, seperti dalam dialog drama yang diucapkan oleh Priseden Lincoln di malam kematianya sebelum ia ditembah mati oleh seorang penghianat perang saudara dari selatan,, ini kata Lincoln.. ”akan kutumpahkan seluruh kasihku padamu laddies, seperti saos tomat yang ditumpahkan ke atas daging panggang milik restoran terkenal di kota Las vegas itu”.. serentak terdengar suara orang ”tertawa berjamaah” setelah mendengar perkataan sang Pejuang Demokrasi itu ... sekarang ini rerstaurat bukan hahya banyak di negeri Pam Sam ... Di Tanah air Indonesia juga telah menunjukan gejala ”konsumtif” seperti yang ”dipraktekkan” oleh masyarakat Eropa dan Amerika ... lihat saja ... stimulus yang kita peroleh dari kotak 14 inci yang bisa ngomong dan bergambar itu, republik fast food berdiri kokoh dimana-mana .... ada yang menawarkan potongan roty yang diapit oleh roti dan ditamah selai, ada juga yang menawarkan potongan ayam dengan ”image” selera yang super elit, padahal ayam bakar buatan nenek gua lebih nikmat ... hahahaahah ... Belum lagi, ”serat-serat” penjara Kapitalisme memiliki ”good opportunity” selama ramadhan ini, dan menjelang lebaran Tentunya ... segalanya dikomersialisasi ... puasa dikomersialisasi dengan iklan pulsa yang ngasih gratisan berlimpah untuk menahan lapar,haus dan bermacam godaan lainya.. (Oee.. pikiran Lho jangan ngeres yaah, bulan puasa coy) haha ... Jilbab dan Kerudung dikapitalisasi ala fashion ”bulan tanpa dosa-lah”... belum lagi hikmah konsumtif menjelang hari raya .. hahahah...... jadi ingat apa yang pernah disampaikan oleh guru intelektual saya ... (Eets .. gue juga sekarang lagi cari guru Spiritual lhoo).. barangkali ada yang mau recomended figur ... hahah .. Guru saya bilang era pos-modernisme ditandai dengan adanya penyakit ”deteritorialisasi” batas-batas kebenaran dan kesalahan .. hmmm.. mungkin ini salah satu contohnya adalah ”berdakwah dalam nada” ala bang haji Rhoma Irama atau ”bertausyiah lewat sms” ala Ustad Maulana yang belakanga jadi duta telkomsel itu ... hahah.. bukankah semua itu tergolong Bid’ah sebagaimana yang sering diulang-ulang oleh khatib jumat ..”tiap-tiap bid’ah adalah sesat, dan setiap golongan yang sesat adalah neraka” .... Eeetts.. jangan kira bahasa arabnya juga ane gak tahu .. mau bukti .. Gak usah wes ... nanti dibilang riya .. haha Itulah dunia kita .... !! Udah yah broo.. entar kapan-kapan kite lanjutin lagi ... gue mau nonton maen gitar dulu.. itung-itung ngabuburit ..hahaha Itulah dunia kita .... !!
Posted on: Mon, 15 Jul 2013 07:31:58 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015