Implementasi Kurikulum 2013 Dipaksakan Distribusi Buku Tak Merata - TopicsExpress



          

Implementasi Kurikulum 2013 Dipaksakan Distribusi Buku Tak Merata Denpasar (Bali Post) - Denpasar satu-satunya daerah di Bali yang mengimplementasikan Kurikulum 2013. Sayang, penyebaran buku kurikulum baru itu tak merata. Implementasi Kurikulum 2013 itu pun dinilai terlalu dipaksakan. Sebab, kalau dilihat dari persiapan, baik di pusat maupun daerah, sebenarnya masih perlu pertimbangan yang matang. Kekurangan itu terutama pada sarana pendukung berupa buku. Ketua Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia (Aksi) Kota Denpasar Drs. I Nyoman Mudhita, M.Pd. mengatakan hal itu, Rabu (14/8) kemarin. Kapala SMAN 6 Denpasar ini menegaskan, semestinya harus dianalisis betul validitas data kebutuhan buku dari masing-masing sekolah kabupaten/kota. Demikian juga relevansi buku dengan kurikulum biar nyambung antara materi/isi buku dengan KI (Kompetensi Inti) dan Kompetensi Dasar (KD)-nya dalam silabus agar jangan sampai menyimpang. Diakuinya, kesiapan sekolah dan guru perlu waktu minimal 3-6 bulan sebelum KBM dimulai sudah mendapatkan pelatihan tentang Kurikulum 2013 sehingga guru sudah betul-betul tahu dan paham, bagaimana penerapan Kurikulum 2013 dengan KTSP yang sudah jalan. Hal inilah yang menyebabkan kurang seragamnya implementasi Kurikulum 2013. Dia menyadari, tahun ini baru merupakan pilot project beberapa sekolah saja yang terpilih karena mungkin anggaran pusat yang terbatas atau belum siap. 'Kalau seperti ini kondisinya, timbang-timbang tidak diterapkab secara serentak untuk semua sekolah baik negeri maupun swasta di masing-masing jenjang pendidikan, lebih baik diundur setahun lagi. Apa salahnya sehingga betul-betul siap dan koordanasinya nyambung sampai di tingkat bawah yaitu pelaksana teknis yaitu sekolah,' tegasnya. Soal tidak meratanya pelaksanaan Kurikulum 2013, menurutnya, juga tergantung dari kesiapan sekolah dan dinas pendidikan kota/kabupaten. Bagi kabupaten/kota yang komitmennya serentak mengimplentasikan Kurikuluim 2013, semestinya harus melalui prosedur. 'Harus didaftarkan dulu di pusat oleh dinas terkait yang sekolahnya akan mengimplementasikan Kurikulum 2013 secarar swadaya/mandiri,' jelasnya. Hal ini, lanjutnya, guna mengantisipasi tiga tahun mendatang sehubungan dengan persiapan pelaksanaan Ujian Nasional (UN). Apakah sekolah yang melaksanakan Kurikulum 2013 secara mandiri sudah terdaftar di pusat atau belum, dia berharap agar disdikpora kabupaten/kota atau provisisi lebih awal mengantisipasi sehingga sekolah tidak terlanjur beramai-ramai secara serentak menggunakan Kurikulum 2013. Sementara itu, Kadisdikpora Badung Ketut Widia Astika mengakui Badung tak serentak menerapkan kurikulum baru karena kondisi sekolah berbeda-beda. Dia mengakui buku kurikulum baru juga tersebar tak merata di semua kabupaten. Badung termasuk kekurangan buku di sekolah pilot project. (025)
Posted on: Thu, 15 Aug 2013 00:46:40 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015