Janin 8 Bulan Tewas karena Peluru Sniper Assad Menembus - TopicsExpress



          

Janin 8 Bulan Tewas karena Peluru Sniper Assad Menembus Otaknya Selasa, 22 Oktober 2013 - 05:33 WIB null sahabatsuriah Berita yang menampilkan foto ronsen janin yang tewas dengan peluru bersarang di otaknya Hidayatullah | Sahabatsuriah--Para snipers rezim Bashar al-Assad dengan sengaja mentarget dan menembaki wanita-wanita hamil di Suriah untuk membunuh janin-janin mereka, demikian dilaporkan seorang dokter Inggris. Dr David Nott yang baru saja bertugas di sebuah rumah sakit yang dirahasiakan lokasinya, menggambarkan betapa setiap hari para snipers mentarget bagian tubuh tertentu warga sipil yang setiap harus berlari dari satu lokasi ke lokasi lain demi membeli makanan dan kebutuhan hidup. Di satu hari tertentu, mereka mentarget daerah kelamin. Hari berikutnya mereka mentarget leher, dan hari berikutnya dada, demikian Nott kepada harian The Times yang berbasis di London. “Dari pasien pertama yang datang di pagi hari, saya sampai bisa menebak, (korban dengan luka) seperti apa yang akan saya temui sepanjang hari. (Buat para snipers), semua ini semua seperti game. Kami dengar mereka akan dapat hadiah rokok kalau bisa menjatuhkan sekian korban.” Dalam satu hari, misalnya, lebih dari enam orang wanita hamil jadi korban tembakan snipers. Hari berikutnya, dua orang. Wanita-wanita ini selamat tapi bayi mereka meninggal, termasuk di antaranya salah satu janin yang didapati dengan peluru di otaknya. “Wanita-wanita itu tertembak di bagian rahim, jadi pastilah memang (bagian tubuh) itu yang ditarget. Ini disengaja. Ini sudah lebih dari neraka.” Nott, seorang dokter yang sudah pernah menjadi relawan di Bosnia, Libya, Chad, Sudah dan Congo, baru saja kembali dari Suriah. Dia menggambarkan negeri Syam ini sebagai kawasan perang yang paling mengerikan, di mana warga sipil dan terutama wanita hamil dengan sengaja ditarget dan dikorbankan. “Lebih dari 90 persen pasien saya adalah warga sipil,” kata Nott. Teror Penjelasan Dr Nott sejalan dengan penjelasan seorang dokter Muslim yang ditemui Sahabat Suriah ketika mengantarkan bantuan musim dingin ke Aleppo pada Februari lalu. Dr Abu Nur menjelaskan bahwa para snipers Assad sengaja melakukan game yang sangat kejam itu demi menteror warga Aleppo. “Kalau ada ayah dan ibu menggandeng anaknya di tengah mereka, karena ingin melindungi anak mereka, maka snipers akan sengaja menembak si anak. Kalau si ibu atau si bapak berusaha menolong si anak maka ganti mereka yang ditembaki. Ini teror,” demikian Dr Abu Nur. Sering kali terjadi, para korban tidak bisa diambil dan akhirnya terpaksa ditinggal di jalan-jalan sampai jenazah mereka rusak. Tetapi ada pula diketahui warga tentang seorang mujahid yang syahid (Insya Allah) karena ditembak sniper dan jenazahnya tidak bisa diambil sampai berminggu-minggu. Ketika akhirnya berhasil dievakuasi, ditemukan jenazahnya masih cukup baik dan menguarkan bau harum. Sahabat Suriah sudah pernah memberitakan kekejaman para snipers Assad ini beberapa kali, termasuk ketika seorang wanita yang habis diperkosa lalu dilemparkan ke jalan dan ditembak. Empat orang mujahidin yang berusaha menolong wanita itu ikut syahid bersama si wanita itu karena tembakan para snipers Assad. Ancaman terhadap Para Dokter Dr Nott menggambarkan kondisi parah di rumah-rumah sakit Suriah karena tidak adanya perlengkapan dan peralatan medis yang bahkan paling mendasar. Para dokter setempat juga terpaksa bekerja di bawah ancaman kekerasan rezim, dan sejumlah dokter menderita depresi namun tidak mau meninggalkan pos mereka. “Saya lihat tidak ada, atau sedikit saja, bantuan asing yang datang ke tempat-tempat yang justru sangat membutuhkan,” demikian Dr Nott. Selama lebih dari 2,5 tahun revolusi yang meletus pada Maret 2011, rezim Bashar al-Assad sudah membantai sedikitnya 120 ribu warga Suriah, terutama kaum Muslimin. Puluhan ribu masih dipenjara di berbagai instalasi militer dan disiksa; setiap hari selalu ada berita tentang warga yang tewas karena disiksa oleh pasukan Assad. Sementara itu, jumlah wanita yang diperkosa di penjara-penjara juga tidak terhitung. * Rep: Anonymous Editor: Cholis Akbar
Posted on: Thu, 31 Oct 2013 02:12:11 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015