KORBAN GEMPA GAYO PERTANYAKAN BANTUAN PRESIDEN. DATA TIDAK AKURAT, - TopicsExpress



          

KORBAN GEMPA GAYO PERTANYAKAN BANTUAN PRESIDEN. DATA TIDAK AKURAT, KEBUN PUN DIKATAGORIKAN BANGUNAN RUSAK BERAT Takengon - Masyarakat korban gempa di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah (dataran tinggi Gayo) mempertanyakan bantuan yang dijanjikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dana stimulus yang disampaikan Presiden SBY kepada korban di pengungsian Kecamatan Ketol senilai Rp 40 juta bagi rumah rusak berat, Rp 20 juta rusak sedang dan Rp 10 juta rusak ringan, belum sepeser pun diterima korban gempa. Padahal, gempa berkekuatan 6,2 SR yang mengguncang daerah dataran tinggi Gayo 2 Juli lalu meninggalkan derita dan luka panjang bagi masyarakat setempat. Banyak pihak menilai penanganan pascagempa Gayo sangat lambat dan BNPB masih belum siap, takut terbelenggu jika penyaluran dana bakal jadi temuan BPK atau KPK. Dua bulan lebih masyarakat korban hanya menunggu tanpa ada kepastian. Begitu juga dengan janji Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat, Syamsul Maarif yang akan membantu dana dana pembersihan rumah pengganti dana lauk-pauk yang diusulkan Bupati Aceh Tengah, Ir H Nasaruddin MM. Walau status tanggap darurat dan darurat menuju pemulihan telah dicabut, korban gempa masih belum menerima dana-dana tersebut. Sebagian korban gempa terpaksa membangun kembali rumah dari sisa-sisa puing rumah mereka yang rubuh. Buyung (45 thn), seorang warga Simpang Juli, Kecamatan Ketol yang rumahnya rusak karena gempa menyebutkan, dia terpaksa membangun kembali rumahnya dengan bahan seadanya. “Tidak mungkin saya dan keluarga tidur di tenda terus pak. Bantuan pembangunan rumah sampai hari ini tidak jelas,” kata Buyung. DATA TIDAK AKURAT Dia mengharapkan pendataan rumah yang rusak perlu kejelian karena pendataan di tingkat kampung banyak tidak akurat. Buyung mencontohkan ada warga di kampungnya yang menempati Polindes, namun didata kampung masuk kategori rusak berat. Sepengetahuan Buyung, Polindes ada pos pembiayaan lain untuk pembangunannya. Buyung mempertanyakan apakah rumah permanen, semi permanen dan rumah gubuk yang tidak dapat dihuni lagi semuanya masuk kategori rusak berat. “Maaf pak, di kampung kami ada rumah gubuk untuk berteduh di kebun juga tercatat masuk dalam kategori rusak berat. Data yang saya sampaikan sesuai dengan data BPK kampung,” tegas Buyung. Ketua Umum BPBD Aceh Tengah, Drs H Taufik MM kepada Analisa di ruang kerjanya, kemarin (27/9) mengatakan, terkait penyaluran bantuan dana bagi korban gempa Gayo sebaiknya menanyakan langsung kepada tim dari pusat yang hari ini turun ke Aceh Tengah. Masyarakat korban tentu tidak mau tahu, kalau sudah dijanjikan kepada masyarakat ya harus cepat direalisasikan. “Saya kurang paham penyebab lambatnya bantuan bagi korban gempa karena yang menangani BNPB Pusat dan BPBD Provinsi Aceh. Data yang diminta sudah kita upayakan yakni mengacu data Bappeda dan Cipta Karya. Begitu juga dengan dana tanggap darurat Rp 64 miliar lebih dari provinsi banyak masyarakat yang menanyakan”, kata Taufik yang juga Sekda Aceh Tengah. Menurut Taufik, terkait dana Rp 21 miliar yang dipersiapkan untuk pembangunan rumah sementara bagi korban gempa, dialihkan untuk pembangunan sarana umum yang rusak. “Sebaiknya dapat langsung ditanyakan kembali kepada tim dari pusat”, ujarnya. Sementara tim pendataan dari pusat dan kepala Pelaksana Harian BPBD setempat, Subhan Sahara belum dapat dikonfirmasi terkait realisasi bantuan dana bagi korban gempa. (jd)
Posted on: Sun, 29 Sep 2013 04:48:08 +0000

Trending Topics




© 2015