Kabayan (906): Hari terakhir puasa tahun ini. Oh ada kesyahduan. - TopicsExpress



          

Kabayan (906): Hari terakhir puasa tahun ini. Oh ada kesyahduan. Dari pagi suasana itu terus menyelimuti lelangit alam semesta, alam pemukiman, dan alam jiwa-raga diri ini. Tiada hujan, tiada badai. Tiada juga pancaraan menyengat matahari. Hanya ada cuaca sejuk, dan suasana kesyahduan. Akankah ini menjadi Ramdhan terakhir? Akankah kita jumpa lagi sang Ramadhan tahun depan. (Semoga ‘yes’. Dan semoga tanpa kehebohan…). Kabayan sendirian, bahagia membayangkan ketiga anak-mantu-dan lima cucu sama-sama, tentu para besan juga, sama terlibat dalam kesibukan menjelang Idul Fitri. Nyi Iteung sudah duluan mudik ke rumah orangtuanya, dan Kabayan baru akan menyusul sore ini, insyaallah. Dari masjid-masjid sekitar sesekali terdengar seruan petugas zakat menyerukan panggilan untuk umat membayar zakat fitrah, sejenis pajak kepala,karena mengenai setiap orang muslim, bahkan yang baru lahir sebelum Ramadhan berakhir. Di ruang kerjanya, Kabayan menuliskan catatan akhir Ramadhan: “SELAMAT HARI RAYA FITRI 1434 H Taqobbalallahu minnaa wa minkum. Minal-‘aaidin wal-faaizin” Semoga kita berkualifikasi ‘laik ber-hari-raya’ dan ‘laik meraih kemenangan’….” “Allah, dalam al-Qur’an memberi kualifikasi penting, sekaligus motivasi bagi umat : ‘Kalian adalah umat terbaik nan hebat, yg dilahirkan untuk manusia sejagat (sebab) kalian menyuruh kepada kebenaran-kebaikan-keutamaan, dan mencegah timbulnya kerusakan dan kalian itu beriman’ (QS. Keluarga Imran/ 003:110) Allah mengajarkan untaian do’a ini, yg jadi provokasi sukses material dan spiritual: “ Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia, dan berilah kami pula kebaikan di akhirat” (QS. al-Baqarah/ 002:201) Bahkan, Allah janjikan posisi kepemimpinan : “… Allah telah berjanji kepada org-org beriman di antara kalian dan mengerjakan ‘amal saleh’ bahwa sungguh Dia-akan-jadikan mereka memimpin di muka bumi, sebgmn Dia-pernah-jadikan org-org sebelum mereka memimpin juga, dan sungguh Dia-akan-teguhkan bagi mereka agama yg telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dlm ketakutan menjadi aman sentausa. (Asalkan di balik ‘amal saleh’ itu) mereka konsisten menyembahku-Ku tanpa mempersekutukan sesuatu apapun dgn Aku (QS. an-Nuur/ 024:055) HUKUM BESI : MASA KEJAYAAN ITU DIPERGILIRKAN DI ANTARA BANGSA-BANGSA Itu elemen pertama ayat ‘Kepemimpinan Dunia’. Terbukti umat Islam selama sebelas abad dlm sejarah pernah menjadi adidaya, sejak kemunculan Nabi Muhammad sebagai Nabi (612) memulai babak Mekkah, lalu hijrah ke Madinah (622) : memulai masa Madinah, lantas kekuatan muslim menguasai seluruh Jazirah Arab (632), kemudian sewafat beliau para sahabat dan pemimpin selanjutnya membawa Islam menjadi adidaya yg menginspirasi dan mendorong munculnya rangkaian revolusi sosial pembawa Zaman Pencerahan Eropa, dan mendorong Revolusi Industri (1753), serta bermunculannya negara-negara kebangsaan moderen di barat yg meninggalkan agamanya Kristen Ortodoks yg hegemonik-tiranik-korup lalu dgn kekuatan rasionalisme-individualisme-liberalisme-materialisme-positivisme-saintismenya menjadi kekuatan kolonialisme-imperialisme yg hingga kini masih menyisakan jejak-jejak merusak …. “Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia (sebagai pembelajaran); dan supaya Allah membedakan org-org beriman (atas hukum Allah tentang prinsip kejayaan dan kehancuran) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Krn Allah tidak menyukai org-org yg zalim, Dan agar Allah membersihkan org-org beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan org-org ingkar”. (QS. Ali Imran/ 003:140-141) Terbukti, Allah objektif, hukum besi itupun objektif, tidak diskriminatif. Kekuasaan adidaya bangsa muslim itu lambat laun merosot. Penyebabnya banyak: Umat terpecah-belah krn aliran politik bertumpu monarki (elitisme, kekeluargaan dan turun-menurun), krn aliran mazhab dan juga aliran kesufian, krn kehidupan intelektual merosot akibat berkembang sikap taklid (membebek buta) , dan akidah dan ibadah tercampur elemen-elemen khurafat-bid’ah, umat menjadi jumud. Umat muslim kehilangan karakter pencari-penghasil produk keilmuan, karakter pembaharu sosial, Dan, ‘ujungnya’, berakhirlah kekalifahan Islam terakhir: Khilafah Usman Turki 1924, ditandai munculnya keluarga Saudi memimpin Arab Saudi (ironisnya dibantu kekuatan nonmuslim a.l. Inggris, kelak dibantu juga AS), dunia Islam terjatuh dlm status keterpurukan, kehidupan ekonomi, sosial dan politik…. banyak yg menjadi bangsa terjajah…. MENGAPA UMAT MUSLIM MUNDUR, DAN APA ETOS KEBANGKITAN-KEMAJUAN ITU Amir Sakib Arselan dlm bukunya ‘Li-madza taakhorol-muslimin, wa li-madza taqoddama ghoiruhum’ (Mengapa bangsa muslim mundur, mengapa bangsa nonmuslim maju), memberi diagnosa menggemparkan: “Bangsa-bangsa Muslim terpuruk krn meninggalkan agamanya, bangsa-bangsa nonmuslim/Barat bangkit berjaya krn meninggalkan agamanya’…. Ini artinya, diagnosa itu sesuai dgn sinyalemen ayat ‘Kepemimpinan Dunia’ di atas, yaitu elemen kedua ayat, yg bunyinya begini: .”….. Namun siapa ingkari itu, maka mereka itulah org-org yg fasik (yg akan terpuruk)”. (QS. an-Nuur/ 024:055) Dan, itu artinya melupakan bahkan melanggar pesan Nabi Muhammad saw, sang Teladan Mulia: “Kutinggalkan bagi kalian dua warisan, yg bila kalian pegang teguh, kalian takkan sesat selamanya, yaitu: Kitab Allah (al-Qur’an) dan as-Sunnah (Teladan historis-empiris Nabi Muhammad)” (HR Bukhari, dan Muslim) Bangsa muslim harus merebut kembali, mencerna, menginternalisasikan, meng-install ulang, semua etos-etos pembawa kemajuan. Apa itu? Prof Rokhmin Dahuri (Republika, 5 Agustus 2013) dgn ringkas menampilkan etos-etos yg membuat bangsa-bangsa barat maju-makmuritu (yg dipandu para pemikir kapitalisme mereka: Adam Smith, David Ricardo dan John M Keynes) (1) suka kerja keras (2) cinta ilmu (3) gemar menabung (4) sadar disiplin (5) taat hukum. Etos itu ditambah oleh bangsa China pengusung Sosialisme-Komunisme ketika membuka diri, demi hubungan internasionalnya: (6) hormat kepada senior dan (7) santun kepada orgtua. Perlu kita tambahkan catatan kyai Rokhmin dgn catatan bhw kebangkitan Jepang menyaingi kemajuan Barat itu krn mereka memiliki ketujuh etos itu. Catatan lain: seiring revolusi sosial mereka, bangsa Barat itu menggunakan sistem demokrasi, yg jadi etos ke(8) yg juga lalu dianut Jepang, dan belakangan oleh China. Lantas, apa pelajarannya bagi kita? Sejatinya beruntunglah umat muslim. Dlm dua warisan itu, al-Qur’an dan as-Sunnah, bertebaran akar-akar keseluruhan etos itu! Bahkan lebih istimewa: Barat, China dan Jepang terjebak dlm ‘sekularisme’ (juga kembarannya : ’hedonisme’) yg cenderung melupakan agama sehingga mengalami kehampaan spiritual. Padahal Islam, dgn basis spritualisme yg kuat: sistematika keimanan Rukun Iman berbasis Tauhid, sistematika sosial Islami bersendi Rukun Islam, Rukun Ihsan yg merangkum ‘nutrisi nilai-nilai’ kedelapan etos itu, memberikan ‘bara-bakaran’ motivasi agar umat ini tampil membawa visi-misi ‘khalifatullah fil-ardh’ yg rahmatan lil-‘alamin. Dan inilah sebenarnya inti pewujud kesuksesan di masa lalu, yg dijanjikan pada elemen pertama ayat ‘Kepemimpinan Dunia’ di atas. Krn meninggalkan itulah, jatuhlah umat muslim ke situasi-kondisi keterpurukan sebagai ‘adzab Allah’ akibat kefasikan, yg dinyatakan elemen yg kedua dari ayat itu. KINI MOMENTUM PENTING BAGIAN DARI SEJARAH BESAR KITA: Maka setiap kali kita memimpikan kebangkitan dan kemajuan umat, salah satu yg perlu kita pegang adalah pesan HOS Tjokroaminoto, guru politik Bung Karno dan bbrp tokoh lain : Kita harus memiliki trilogi ini : (1) Sebersih-bersih Tauhid (2) Setinggi-tinggi ilmu pengetahuan dan (3) Sepandai-pandai siyasah. Ini merangkum pesan Nabi tentang warisan itu, dlm bentuk strategi , yg tentu menygkut tujuh etos di atas. Wadah umat muslim Indonesia untuk mewujudkan visi-misi di atas, di mana lagi kalau bukan di nusantara ini, yg resminya terlahir melalui Proklamasi Kemerdekaan, 17 Agustus 1945, yg bertepatan dgn 19 Ramadhan? Dan, etos ke-8 adalah pesan usulan Bung Karno (1 Juni 1945) yg kemudian lahir dlm bentuk resminya sebagai produk politik berupa Pancasila (18 Agustus 1945). Dgn kata lain hak dan kewajiban muslim sebagai mayoritas adalah besar. Ini adalah peluang, dan tanggungjawab. Ciri penting etos ke-8: demokrasi di kawasan asalnya adalah ‘sekularisme’, sebagai bentuk perlawanan atas Gereja Ortodok yg hegemonik-tiranik-korup dahulu. Namun, terbukti bahwa sekularisme yg hendak menyisihkan peran agama dari ruang publik, ternyata tidak menghilangkan agama-agama, bahkan pasca terbentuknya masyarakat modernis, di mana manusia menjadi hampa spiritual, sesuai naluri manusia lalu melahirkan gejala keberagamaan yg meningkat. Maka kini, karakter sekularisme dlm demokrasi harus kita maknai: ‘antisektarianisme, dan antipartisanisme’, bukan anti agama. Kedua, secara nasional umat muslim yg mayoritas, dan secara global bangsa-bangsa muslim, harus kian mendekat, konvergensi, saling mengenal lebih baik, konsolidasi, jauhi perselisihan teologis yg tidak akan ada habisnya. Kalau, berbagai mazhab, aliran, kita lambangkan dgn berbagai bentuk spt segitiga, segi-empat, jajaran genjang, prisma, dsb. perlu kita ingat bahwa di dlm bentuk-bentuk itu ada lingkaran yg sama dan mendasar, ini ‘aspek ushuliyah’, krn ada dua warisan yg sama. Sunni-Syi’ah-Ahmadiyah dasarnya sama: Syahadatain, dua testimoni: Laailaahaillallah, Muhammadur-Rasulullah. Ini luar biasa! Tonjolan-tonjolan di luar lingkaran itu hanyalah perbedaan-perbedaan tidakmendasar, ‘aspek furuiyyah’, yg sepele. Perubahan nasib umat di masa depan, tergantung bagaimana perubahan diri kita sendiri, sebagaimana mandat Allah kepada kita: “Sungguh Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan internal mereka sendiri…. (QS. ar-Ra’du/ 013:008-010) Maka, yuk kita kaji dan amalkan pesan-pesan suci berikut: “Tegakkanlah agama dan jgnlah kamu berpecah belah. Amat berat bagi kaum musyrik agama yg kamu seru itu….” (QS.asy-Syuuraa/ 042:012-013) “… berpeganglah kpd tali (agama) Allah, jgn bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah saat kamu dulu bermusuhan, Allah persatukan, lalu jadi bersaudara;”, (QS.Ali Imran/ 003:103-105) “… taatilah Allah dan taatilah Rasul, dan ulil amri di antara kamu. Lantas jika kamu berlainan pendpt, maka kembalikanlah ia kpd Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnah), jika benar beriman kpd Allah dan akhirat. Itu lebih utama dan lebih baik akibatnya”. (QS. an-Nisa’/ 004:059) Yuk, sambil muhasabah umat atas sejarah gemilang dan sejarah pecundang di masa lalu, simak lagi janji kepemimpinan dunia itu, elemen pertama, sekaligus elemen keduanya: "…. Allah telah berjanji kpd kaum beriman dan mengerjakan amal saleh (saleh = tepat menurut nilai Islami dan tepat menurut kaidah sains-teknologi, kaidah sosial-budaya, kaidah hukum positif, dan etika-moral yg umum diakui) bahwa Dia sungguh akan jadikan mereka pemimpin di muka bumi, sbgmana Dia telah jadikan kaum sebelum mereka itu pemimpin, dan sungguh Dia akan teguhkan bagi mereka agama yg telah diridhai-Nya utk mereka, dan Dia benar-benar akan tukar (keadaan) mereka yg sebelumnya dlm ketakutan menjadi aman-damai…. Namun siapa ingkari itu, maka mereka itulah org-org yg fasik (yg akan terpuruk)" (QS. an-Nuur/ 024:055) Ketiga, mulailah susun dan jalankan program kegiatan merebut kedelapan etos kemajuan di atas dan memantapkan etos ke-9, yg harusnya jadi etos mendasar: Iman-Islam-Ihsan yg mantap. Sekali lagi, Selamat Kembali ke Fitrah, Mohon Maaf Lahir dan Batin…
Posted on: Wed, 07 Aug 2013 06:18:51 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015