Kadang ada pola pragmatis yang memang susah diingkari, misal seperti tayangan televisi, "Lihat bukankah lebih baik acara ceramahnya ustadz-ustadz salon daripada acara yang mengumbar aurat?" Pola pragmatis ini sekilas nampak idealis bagi pemirsa, namun akan sangat pragmatis dari sisi si ustadz salon tersebut. Sampai di sisi ini bahkan kita lupa akan potensi berbahaya ketika agama suatu ketika akan menjadi bahan baku industri entertainmen. Budaya modern dari masyarakat industri seperti ini memang susah kita hindari. Alih-alih kita mencoba meminimalisir industrialisasi agama, kita malah dijebak dalam tuduhan pro-acara umbar aurat. Yah, sampai di sini saya justru terpikat pada model pemikiran ortodoks konservatif di mana mereka uzlah dari si kotak televisi. Sementara dunia informasi dari sisi lain menyerbu kita secara membabibuta hingga kita pun secara tidak langsung terjebak dalam kenarcisan diri dengan menampilkan ide-ide sok idealis. Apakah lagi-lagi manusia modern ini harus terjebak dalam kumparan pragmatisme dan harus eksodus menuju keprimitifan? Benar kata Einstein; "I fear the day that technology will surpass our human interaction. The world will have a generation of idiots."
Posted on: Mon, 26 Aug 2013 18:34:31 +0000
Trending Topics
Recently Viewed Topics
© 2015