Kamera Alia Akhir-akhir ini ada yang berbeda dengan Alia. Ia - TopicsExpress



          

Kamera Alia Akhir-akhir ini ada yang berbeda dengan Alia. Ia sering berpikiran bahwa waktu untuk bermain-main sudah habis. Bukan lagi saatnya untuk hunting ke mol, ke bioskop, dan pemborosan lainnya. Suasana sudah berbeda. Memang masih banyak pilihan, tapi waktu untuk memilih itu sangat sedikit. Cepat memutuskan, cepat dilaksanakan. Salah, belajar. Sudah tidak ada waktu untuk bingung dan sebagainya. Lakukan sekarang atau tidak sama sekali. Berlari atau mati. Ride or die! Umur Alia sudah 23 tahun. Ada yang bilang sudah, ada yang bilang masih. Yang jelas, diumur seperti ini, kebutuhan dirinya semakin kompleks. Bukan hanya persoalan besok makan apa, tapi besok tinggal dimana, bayar pengobatan suami pakai apa? Haikal, suami Alia yang menikahinya 6 bulan yang lalu, baru saja mengalami kecelakaan parah. Haikal harus dirawat inap selama 3 bulan. Setelah itu, ia baru diizinkan bekerja lagi kalau sudah 1 tahun. Selama 6 bulan itu, pasangan suami istri itu nggak ada penghasilan sama sekali. Alia sadar, ia harus berbuat sesuatu. Sangat berat sekali kalau hidup berumah tangga tapi nggak ada income. Beruntung, di umur 23 tahun, ia sudah menentukan pilihannya. Ia sudah fokus di satu hal. Tidak ada lagi waktu untuk coba-coba, harus memulai sesegera mungkin. Menekuni bidang ini, atau tidak sama sekali. Menjadi seorang fotografer. Itulah passion-nya. Itulah panggilan jiwanya. Alia yang tadinya rajin memakai rok dan jilbab besar, sekarang berubah drastis. Meskipun tetap berjilbab, ia lebih sering memakai celana jeans dan sepatu kets. Supaya larinya lebih kencang dan nggak ribet, itulah alasannya. Waktu terus berjalan, profesi sebagai fotografer terus ia lakukan. Namun, hasilnya masih sangat kurang. “Passion dan karier itu bagus banget kalo bisa jalan bareng. Butuh perjuangan panjang untuk menjadikan profesi kamu ini menghasilkan. Tetapi disamping itu, ada keluarga yang butuh makan. So, you still need money to feed your family first before your passion. Carilah pekerjaan sambilan,” Seorang mentor di KMB komunitas TDA mencoba memberinya masukkan. Mendengar masukkan itu, ia jadi sadar. Memang butuh waktu supaya passionnya menghasilkan. Tapi, sekarang ia butuh banyak uang. Tidak lain untuk pengobatan suaminya. Juga untuk kehidupan sehari-harinya. "Ya Allah, jadi istri yang mandiri itu enak, tapi susah dijalanin," Alia curhat sama Tuhannya. Ketika jalan serasa buntu, tidak ada cara lain yang lebih menenagkan selain berdoa sama Tuhan. Itulah yang Alia lakukan. "Alia, nggak ada yang susah kalau Aku berkehendak," Tuhan menjawab. "Apa yang harus aku lakukan supaya Engkau berkenan membantuku, Ya Allah?" Tanya Alia. "Bantulah anak-anak yatim piatu, sayangi mereka, sejahterakan mereka." Jawab Tuhan. "Tapi.... aku lagi butuh banyak uang, Tuhaan," Alia masih belum ikhlas kalau tabungannya harus di sedekahkan. "Sesungguhnya rezekimu itu milik-Ku. Mengapa kau berat hati mengeluarkannya? Sedangkan Aku bisa memberimu rezeki yang lebih besar lagi. Sesungguhnya, jika hamba-Ku berakal, maka tidak ada yang ia khawatirkan soal rezeki. Kecuali, kalau ia tidak beriman lagi kepada-Ku," Peringatan dari Allah itu membuat hatinya plong. Pikiran Alia jadi lebih tenang. Ya, pikiran yang bisa tenang itu adalah cara untuk memunculkan berbagai solusi permasalahan. Apa yang akan Alia lakukan? Akankah ia mempertahankan profesi fotografinya itu? Dan memulai pekerjaan baru? Meninggalkan profesi impiannya, dunia fotografer, yang sudah ia bangun sejak sebelum ia menikah. Demi sebuah realita yang harus dihadapinya, demi kesembuhan suaminya, demi masa depan keluarganya. Apa yang akan dilakukan Alia?... bongrizqi/2013/07/kamera-alia.html *terinspirasi dari kisah nyata
Posted on: Tue, 16 Jul 2013 12:56:15 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015