Kenapa dalam agama dilarang berpacaran? Karena berpacaran itu mendekatkan seseorang ke zina yang sesungguhnya, yaitu seperti jatuhnya timba ke dalam sumur, plung....rusak deh, terlambat untuk menyesali :( Jika zina itu adalah sebuah rumah, maka berpacaran itu adalah pintu2 dan jendelanya. Mana ada orang berpacaran yang tidak pandang memandang? Mana ada yang tidak saling sentuh? Mana ada yang tidak saling mencium aroma? Mana ada yang tidak saling merindu? Mana ada yang tidak senang mendengar suaranya, jadi kangen2 gitu. Ini bukan menuduh, hanya berbicara fakta yang ada. Ini berpacaran yang Islami, kami tidak pernah bersentuhan? Yakin tidak saling kangen, yakin tidak saling rindu, yakin tidak saling tatap, yakin tidak saling say hello dengan mesra, yakin tidak saling berbagi perhatian dan nanya2, sudah makan belum, sudah sholat belum, sudah istirahat belum, kangen aku tidak hari ini? Itulah sebagian pintu2 yang mendekatkan ke arah yang salah. Gejolak rasa itulah bagian yang berbahaya, apalagi jika ditambah perhatian dan sentuhan. Bahkan seseorang yang sholehpun, sudah menikah pula masih bisa tercemplung ke lembah zina dengan seseorang yang tak kalah sholehahnya. Karena berpacaran itu membuat sepasang anak manusia tidak merasakan ada orang lain di sekelilingnya, yang ia rasakan dunia ini hanya milik mereka berdua meski sekalipun mereka berada di tenah keramaian, sehingga syaithanpun bersemangat mengipas2i mereka. Maka ketika sesuatu benda berbahaya terjatuh ke tangan mereka, mereka akan berfikir alangkah mubazirnya jika benda ini tidak dicoba. Maka kelak mereka akan mempertanggungjawabkan defenisi mubazir yang salah kaprah ini, sedangkan pemberinya akan ditanyai kenapa memberikan benda berbahaya kepada dua anak manusia yang sedang mabuk asmara, sedangkan penonton yang tidak tau apa2 bisa jadi mendapat balanya dan bisa jadi juga akan ditanyai, kenapa dulu masa bodoh saja dengan program maksiat ini? @edisi terlena episode waspada
Posted on: Tue, 03 Dec 2013 17:22:55 +0000
Trending Topics
Recently Viewed Topics
© 2015