Kisah Kesabaran dan Ketabahan Masyitah Masyitah adalah - TopicsExpress



          

Kisah Kesabaran dan Ketabahan Masyitah Masyitah adalah seorang perempuan yang bekerja sebagai tukang sisir keluarga Raja Fir’aun di mesir.Fir’aun adalah raja yang sangat berkuasa di wilayah mesir ketika itu.karena kekuasaannya,Fir’aun menjadi lupa diri.Ia menjadi raja yang angkuh,sombong,dan sangat kejam terhadap rakyatnya. Meskipun tinggal di lingkungan istana raja yang menganggap dirinya tuhan, masyitah dan suaminya yang bernama hizkil serta anak-anaknya tetap beriman kepada allah swt. Iman mereka disembunyikan dalam hati,sebab jika raja Fir’aun mengetahui, akan membahayakan keselamatan masyitah dan keluarganya. Pada suatu hari, ketika masyitah sedang menyisir rambut putri Raja Fir’aun, tiba-tiba sisir yang digunakan terlepas dan terjatuh.masyitah terkejut sambil menyebut nama allah. Ucapan masyitah itu terdengar oleh putri Raja Fir’aun . “SIAPA ALLAH ITU?” Tanya putri Fir’aun ”ALLAH adalah tuhan yang maha esa,” jawab masyitah. “apakah ada tuhan selain ayahku?” Tanya putri Fir’aun. “ada yaitu ALLAH.Hanya dia yang patut disembah,” jawab masyitah. “jangan sebut nama itu lagi!” kata putri Fir’aun. “tidak! Saya akan tetap akan menyebut nama ALLAH. Dia adalah tuhan saya, tuhan ayahmu juga,” kata masyitah. Putri Fir’aun sangat tersinggung kemudian mengancam: “awas,akan ku adukan kepada ayahku.” “silahkan ,saya tidak takut!” jawab masyitah dengan tenang dan tegas. Rupanya putri Fir’aun benar-benar mengadukan hal itu kepada ayahnya. Fir’aun marah mendengar pengaduan putrinya itu. Masyitah pun dipanggil menghadap Raja Fir’aun. “Betulkah kamu menyebut nama tuhan selain aku?” Tanya Fir’aun. “Betul” jawab masyitah. “Siapa tuhanmu itu?” Tanya Fir’aun. “Tuhanku adalah ALLAH,” jawab masyitah dengan tegas Mendengar jawaban masyitah, Fir’aun bertambah marah ,”kalau kamu masih ingin hidup , jangan sebut lagi nama tuhan ALLAH itu!” Masyitah diam saja.karena masyitah diam saja, Fir’aun membentak lagi sambil mengancam,”kalau kamu tidak mencabut kata-katamu itu aku akan menceburkan dan anak-anakmu kedalam air mendidih.” Masyitah tidak gentar sedikitpun mendengar ancaman Fir’aun .dengan tenang ia menjawab , “saya tidak takut kepada siapa pun. Saya hanya takut kepada ALLAH, tuhan seluruh alam.tidak ada tuhan selain ALLAH.” “Cukup” bentak Fir’aun. Fir’aun sangat marah . kemudian ia menyuruh para pembantunya untuk menyiapkan belanga besar yang terbuat dari keningan . belanga itu diisi air , kemudian dimasak sampai mendidih . setelah itu Fir’aun memerintahkan agar anak-anak masyitah diceburkan ke dalam belanga. Sebelum masyitah dan anak-anaknya diceburkan , masyitah memohon agar tulang-tulangnya dan anak-anaknya dikuburkan. Permintaan itu dikabulkan Fir’aun . kemudian satu persatu anaknya di lemparkan ke dalam air mendidih. Kini tiggal anaknya yang masih bayi. Masyitah sangat iba dan kasihan terhadap anaknya yang masih menyusu itu. Ia kelihatan ragu-ragu .melihat hal itu Fir’aun menawarkan , “jika kamu saying kepad bayimu, kamu dan bayimu akan di selamatkan , asalkan lupakan tuhanmu itu.” Pada saat itu keajaiban terjadi ,atas kehendak ALLAH ,bayi yang sedang di gendong masyitah berbicara: “bersabarlah wahai ibuku. Janganlah ibu merasa ragu. Sesungguhnya ALLAH bersama kita.” Mendengar ucapan bayinya , hati siti masyitah bertambah yakin bahwa ALLAH adalah tuhan yang maha esa,yang maha pengasih lagi maha penyayang. Akhirnya , dengan wajah berseri-seri sambil mengucapkan “bismillahi tawakaltu ‘alallah, allahu akbar ,” masyitah bersama bayinya terjun kedalam air yang mendidih. KESIMPULAN: Dari cerita diatas kita dapat mengambil hikmah yang besar yaitu: Ø Masyitah, adalah contoh orang yang memiliki Akidah dan Iman yang kuat,teguh pendirian,dan berani mempertahankan Akidah dan Imannya.meskipun harus mati dalam air mendidih karena mempertahankan Akidah dan keimanannya. Ø Masyitah memberikan contoh sikap yang tabah dalam menghadapi ujian dan cobaan yang sangat berat . masyitah tidak menyesal bahkan menghadapi ujian dan cobaan itu dengan sikap tenang dan penuh ketegasan. Ø Sikap rela berkorban juga dicontohkan masyitah. Ia rela mengorbankan diri dan keluarganya demi Akidah,kebenaran dan keimanannya. Oleh karena itu, marilah kita mencontoh dan meneladani masyitah dengan berupaya memiliki Akidah dan keimanan yang teguh. Membiasakan tabah dalam menghadapi ujian hidup yang datang silih berganti.
Posted on: Wed, 03 Jul 2013 11:40:25 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015