~~ Kupu-kupu Kertas ~~ part 5 by Navytha Gyyurii Citra - TopicsExpress



          

~~ Kupu-kupu Kertas ~~ part 5 by Navytha Gyyurii Citra melangkahkan kakinya penuh emosi, ia mencari Tristan. Di tangannya tergenggam erat pamflet yang diberikan Eva tadi. Eva terus mengejar langkah Citra di belakang. "Citraa, mungkin bukan Tristan pelakunya." ujar Eva mencoba mencegah Citra. "Trus siapa lagi kalo bukan dia, Va.."geram Citra. Nampak Tristan duduk sendiri di kursi taman sekolah. Wajahnya nampak kesal ketika Citra datang menghampirinya. "Kamu kan pelakunya?" suara Citra sedikit meninggi, dilemparnya pamflet yang digenggamnya ke arah Tristan. Sekilas Tristan menengok kertas tersebut, pamflet bertajuk "Romansa sore. Akhirnya cinta terkisah antara Citra dan Digta". Sebuah foto saat Citra dan Digta terjatuh di pinggir lapangan kemarin sore, tercetak disana. Namun Tristan tak menghiraukannya, ia hanya diam. "Tristan.. Jawab! Kamu itu keterlaluan.." "Cit, emangnya gue gak ada kerjaan lain apa?" Tristan nampak tak suka. Ia bangkit dan diraihnya pamflet itu. "Gue gak punya urusan dengan ini." tatapan Tristan begitu tajam, ia mengasongkan kertas tersebut ke muka Citra. Tristan melangkah pergi meninggalkan Citra yang tambah kesal dan heran. Bukankah yang seharusnya marah itu dirinya, bukan Tristan. Di dalam kelas, Citra tercenung sendirian. Memikirkan apa yang sedang terjadi sebenarnya. Tiba-tiba dengan penuh emosi, Digta datang menghampirinya ke dalam kelas. Ia langsung menggebrak meja tempat dimana Citra duduk. Membuat Citra terkesiap kaget. "Maksud lo apaan?" teriak Digta sangat marah. Di tangannya terdapat pamflet yang sama. "Digta, soal itu aku gak tau.." "Hehh, elo pikir gue suka sama lo..? Elo gak usah bikin pamflet gila kayak gini..! Murahan..!" teriakan Digta membuat Citra ketakutan, beberapa siswa tak berani masuk kelas. Mereka memilih mengintip dari kaca jendela. Digta menarik tubuh Citra dan menyeretnya ke tembok. Citra mengaduh kesakitan karna punggungnya terjerembab disana. "Kalo mau main-main, gue lebih suka kayak gini." gumam Digta setengah berbisik. Mata Citra terbelalak ketika Digta mendekatkan wajahnya ke wajah Citra. Secara spontan Citra mengalihkan wajahnya, menghindari apa yang hendak dilakukan Digta terhadapnya. Iris matanya dipenuhi buliran bening. Ia sangat ketakutan. Brakk! Pintu kelas terbuka dengan keras. Tristan melangkahkan kakinya cepat, diraihnya pundak Digta agar menyingkir dari tubuh Citra. Sebuah tinju melayang di pipinya hingga Digta terjerembab di lantai. "Jangan pernah elo gangguin Citra.. Cuma gue yang berhak.." bentak Tristan penuh amarah. Digta hanya tersenyum nanar sambil memegangi rahangnya yang seakan telah retak. Tatapan kebencian terarah pada Tristan. Dengan cepat Tristan meraih tangan Citra dan menariknya ke luar kelas. Di luar kelas Tristan masih menuntun tangan Citra, namun Citra langsung mengibaskan tangannya agar terlepas dari genggaman Tristan. "Maksudmu apa sebenarnya? Bukankah semua ini karena ulahmu?" Citra terisak. Tristan merasa sakit, apalagi ia terus-terusan dituduh begitu. (bersambung)
Posted on: Fri, 04 Oct 2013 08:22:26 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015