LIGA INDONESIA XII TAHUN 2006 (TERSELAMATKAN GEMPA BUMI) Republik - TopicsExpress



          

LIGA INDONESIA XII TAHUN 2006 (TERSELAMATKAN GEMPA BUMI) Republik Design - Astrajingga Emoticon SEJARAH DAN FOTO-FOTO DI SITUS INI AKAN TERUS DIUPDATE BERDASARKAN PENEMUAN BUKTI SEJARAH TERBARU | SEBAGAI BOBOTOH YANG BIJAK, APABILA BERMAKSUD MENYALIN ARTIKEL DARI SITUS INI HARAP MENCANTUMKAN JUGA LINKNYA | NANTIKAN, AKAN SEGERA HADIR BUKU SEJARAH PERSIB 1933-2013 LIGA INDONESIA XII TAHUN 2006 (TERSELAMATKAN GEMPA BUMI) Pada Liga Indonesia XII tahun 2006, Risnandar Soendoro kembali dipercaya sebagai pelatih, dibantu oleh Encas Tonif dan Dedi Sutendi sebagai asisten. Sementara di posisi Manajer Tim dipegang oleh Yossie Irianto. Di tangan Risnandar, Zaenal Arief yang saat itu termasuk pemain bintang Indonesia yang bersinar di Persita kembali ditarik, selain itu nama-nama besar seperti Charis Yulianto, Salim Alaydrus, dan Gendut Doni direkrut untuk melengkapi bintang-bintang Bandung yang dipertahankan seperti Yaris Riyadi, Boy Jati Asmara, Eka Ramdani, Gilang Angga dll. Berbeda dengan Arief yang kembali, Suwita Patha justru lagi-lagi meninggalkan PERSIB, kali ini ia memilih PSIS. Sementara sang el capitano PERSIB, Dadang Hidayat memutuskan untuk pensiun, untuk itulah PERSIB kemudian menarik Charis Yulianto, seorang palang pintu tangguh yang juga tercatat sebagai bagian dari tim Nasional untuk mengisi kekosongan sektor libero. Di sektor pemain asing, Risnandar mempertahankan Antonio Claudio dan Pradit Taweetchai, dan hanya menambah dengan Nipont Chanarwut (Thailand). Lewat penampilannya, Zaenal Arief dengan cepat menjadi idola baru bagi bobotoh. Begitu pula dengan Salim Alaydrus, pemain tim Nasional itu langsung menjadi pujaan bobotoh ketika menyajikan skill yang diatas rata-rata pemain Indonesia. Hasil dari 2 kali seri saat pertandingan ujicoba menjelang kompetisi melawan tim yang levelnya di bawah PERSIB yaitu Saint Prima dan Persikab, kemudian 2 kekalahan beruntun partai kandang di awal kompetisi, membuat Risnandar didemo oleh ribuan bobotoh dan dilengserkan dari jabatannya. Risnandar terpaksa kehilangan tahtanya saat Liga baru menginjak ke pertandingan ke-3. Keputusan mundur Risnandar diikuti asistennya Encas Tonif sebagai bentuk solidaritas. Posisinya kemudian digantikan oleh Arcan Iurie, Pelatih asal Moldova yang sebelumnya menukangi “musuh bebuyutan“ Persija. Arcan Iurie dibantu oleh Dedi Sutendi dan Djadjang Nurjaman, salah satu legenda PERSIB yang saat itu tengah menukangi PERSIB U-23. Arcan Iurie kemudian menambah amunisi dengan mendatangkan penjaga gawang asal Thailand, Kosin Hathairatanakool, dengan kelincahannya menyelamatkan gawang serta ditunjang wajah yang mirip artis Mandarin, mendadak nama Kosin menjadi begitu populer di kalangan bobotoh. Selain Kosin, pemain asing yang dibeli Iurie adalah Redouane Barkoui, pemain asal Marocco. Baru pada pertandingan ke-5, PERSIB baru bisa memetik kemenangan saat melawan PSIM di Yogyakarta. Di paruh musim, Iurie melakukan perombakan besar-besaran. Pradiith Taweetchai dan Nipont dianggap tidak memberi kontribusi, mereka akhirnya didepak. Dari pemain lokal, nama Boy Jati Asmara dan Anwarudin memutuskan hengkang karena gerah terus-terusan tidak mendapat tempat di tim inti. Sebagai gantinya Iurie mendatangkan Brahima Traore (Burkina Faso) dan Ayouck Louis Berty (Kamerun). Perombakan tidak membawa hasil yang signifikan, 2 pemain asing baru yang diharapkan mampu mengangkat PERSIB lebih banyak duduk di bangku cadangan karena kalah bersaing dengan pemain lokal. PERSIB menunjukan prestasi yang buruk, dimana pada klasemen akhir menempati posisi ke-12 dari 14 tim di wilayah Barat. Point antara PERSIB dengan PSDS yang berada di posisi 13 (zona degradasi) sebenarnya sama-sama 29 point, hanya PERSIB unggul selisih gol (23-30) sementara PSDS (32-41). Sementara posisi juru kunci ditempati oleh PSIM (26 point) yang pada 6 pertandingan terakhir tidak bermain dikarenakan terjadi gempa bumi yang terjadi di Yogyakarta, sehingga dianggap kalah 3-0 di setiap pertandingan. Entah apa jadinya jika tidak terjadi gempa di Yogyakarta, bisa jadi PERSIB yang turun ke Divisi I. Karena sebenarnya, hingga pertandingan ke-20 (sebelum PSIM “mengundurkan diri”), PERSIB berada di zona degradasi yaitu urutan ke-13 dengan point 22, beda 4 point dengan PSIM di posisi atasnya. Starting Eleven PERSIB LSI XII Catatan lain dari liga ini ialah terpilihnya Maman Abdurahman (PSIS) sebagai pemain terbaik, dimana kelak pada tahun 2009, Maman bergabung dengan skuad PERSIB. Skuad PERSIB LI XII Tahun 2006: Eddy Kurnia, Cecep Supriatna, Kosin Hathairatanakool (Kiper) Usep Munandar, Nipont Chanrawut, Antonio Claudio, Charis Yulianto, Edi Hafid Murtadho, Salim Alaydrus, Pradit Taweechai, Try Sutrisno, Anwaruddin, Enjang Rohiman, Gilang Angga, Cucu Hidayat, Deden Hermawan, Eka Ramdani, Yaris Riyadi, Ayouck Louis Berty, Dicky Firasat, Boy Jati Asmara, Zaenal Arief, Gendut Doni Christiawan, Redouane Barkoui, Brahima Traore. Di ajang Piala Copa Dji Sam Soe II, PERSIB seolah-olah mengulang kesialannya di musim lalu, bahkan lebih buruk lagi. Dimana kali ini langkah PERSIB sudah kandas di babak awal (48 Besar), karena harus takluk oleh PSIS (draw 0-0 di Bandung dan kalah 1-2 di Semarang). Kegagalan PERSIB merebut gelar di 2 ajang bergengsi Indonesia itu membuat manajemen PERSIB melakukan evaluasi untuk menghadapi musim berikutnya. Nama Arcan Iurie sebagai pelatih dan Yossie Irianto sebagai Manajer dipertahankan, tetapi perombakan terjadi di sektor pemain, dari pemain asing yang musim lalu memperkuat PERSIB, yang dipertahankan hanya Redouane Barkoui. Sebenarnya PERSIB mengharapkan Kosin untuk tetap di kota kembang, namun status pinjamnya telah habis dan Kosin tidak dilepas oleh Klub asalnya di Thailand. PERSIB benar-benar jor-joran belanja pemain bintang. Di sektor penjaga gawang PERSIB merekrut Tema Mursadad yang musim sebelumnya bermain gemilang untuk Persikota. Secara mengejutkan PERSIB mendatangkan seorang pemain tim nasional Kamerun, Christian Bekamenga. PERSIB harus rela merogoh kocek sekitar 1 Milyar untuk memboyong pemain itu, bahkan beberapa pengurus sempat diutus langsung ke Vietnam ketika Kamerun mengadakan ujicoba di sana. Pemain yang musim lalu bermain untuk sebuah klub di Malaysia itu menjadi harapan baru bagi bobotoh. Di posisi gelandang dan pertahanan PERSIB mendatangkan gelandang kreatif Lorenzo Cabanas, pemain asal Paraguay serta pemain kharismatik Patricio Jimenez yang keduanya berpengalaman malang melintang di beberapa klub besar Indonesia. Tidak cukup disitu, sektor belakang PERSIB menyuntikan darah baru yang kemudian jadi idola bagi bobotoh, Nyeck Nyobe, stopper tangguh dari Kamerun serta pemain nasional Bayu Sutha dan Nova Arianto idola Surabaya melalui proses negosiasi yang alot. Nama lain yang masuk ke jajaran tim adalah Sonny Kurniawan (Persija), Suwitha Patha (PSIS) dan Aji Nurpijal (Mitra Kukar). Amunisi baru itu kemudian diuji dalam sebuah pertandingan ujicoba melawan klub Kelantan FA dari Malaysia pada tanggal 6 Desember. Pertandingan yang disaksikan oleh puluhan ribu bobotoh yang menyemut hingga pinggir lapangan itu, mengukuhkan bahwa PERSIB dapat menjaga citra sepakbola Indonesia. PERSIB begitu perkasa dengan mengalahkan tamunya itu dengan skor cukup meyakinkan 3-1, lewat gol pemain anyarnya, dua gol dari Christian Bekamenga dan dilengkapi oleh gol dari Nova Arianto. Berbicara mengenai negosiasi, sebenarnya ada seorang pemain yang ingin direkrut oleh PERSIB di musim depan. Pemain itu adalah Atep, yang bermain gemilang bersama tim rival Persija. Sebagai pemain berdarah Sunda serta dibesarkan di UNI dan sempat menjadi bagian PERSIB Junior, tentunya akan lebih pas apabila ia bergabung dengan pasukan Maung Bandung, apalagi di PERSIB saat ini terdapat nama Eka Ramdani dan Zaenal Arief, rekan seangkatannya di UNI. Tapi apa mau dikata, Atep lebih memilih tetap bertahan di Persija dengan alasan berbagai pertimbangan. Bobotoh pun geram, pemain yang satu ini kemudian dicap sebagai seorang penghianat. Kejadian menarik ketika Tim Nasional Indonesia yang diperkuat oleh Eka Ramdani, Zaenal Arief, dan Atep beruji coba melawan PERSIB di Stadion Siliwangi. Di pertandingan itu Atep bermain sangat cemerlang bahkan berhasil menjebol gawang PERSIB melalui tendangan volley yang cantik dari luar kotak penalti. Kejadian itu tak pelak membuat bobotoh semakin membencinya. Kenapa demikian,? padahal kan itu Timnas?!? jawabannya tentu saja karena bobotoh tidak ingin gawang PERSIB kebobolan sekalipun oleh Timnas Indonesia, apalagi yang menciptakan gol itu berasal dari klub Persija. sumber :Persib History
Posted on: Fri, 12 Jul 2013 10:04:44 +0000

Trending Topics



v class="stbody" style="min-height:30px;">
Men wake up women just like us could be strong when need to but at
YOUTH MINISTRY WEEKEND: Youth and parents of youth, please
Diego “Chipi” Brezzo arregló con 9 de Julio En la mañana de

Recently Viewed Topics




© 2015