Liputan6, New York: Penelitian terbaru menunjukkan bahwa orang - TopicsExpress



          

Liputan6, New York: Penelitian terbaru menunjukkan bahwa orang yang cepat marah, tidak sabaran, agresif, galak, atau suka bermusuhan lebih cenderung mengalami stroke dibandingkan rekan-rekan mereka yang santai. Memiliki kepribadian seperti itu disebut Tipe A dan bisa meningkatkan risiko dua kali lipat mengalami stroke seperti penelitian yang dilakukan di Spanyol. Penelitian itu diterbitkan dalam Journal of Neurology, Neurosurgery and Psychiatry. Orang yang gampang marah berhubungan dengan riwayat stres yang sifatnya kronis. Sementara hidup dengan stres yang kronis meningkatkan risiko stroke hingga empat kali lipat, Senin (3/9). Stres memang dikenal sebagai faktor risiko serangan jantung, tapi penelitian ini yang pertama kalinya menunjukkan dampak langsung terhadap stroke. "Temuan kami menunjukkan bahwa orang bisa menurunkan risiko stroke dengan mengurangi stres di dalam hidup mereka," kata peneliti Ana Maria Garcia, MD, dari Hospital Clinico Universitario San Carlos di Madrid. Penelitian ini melibatkan 150 orang yang pernah mengalami stroke dan 300 orang yang dipilih secara acak yang tidak mengalami stroke. Rata-rata usia yang ikut berpartisipasi adalah 54 tahun yang jauh lebih muda dari pasien stoke. Garcia mengatakan, mempelajari dampak stres pada stoke lebih mudah pada orang muda yang pernah mengalami stroke karena mereka cenderung kurang memiliki masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi yang dikaitkan dengan stroke. Semua peserta dinilai faktor-faktor risiko stroke. Mereka juga ditanyakan tentang kehidupan stres dan faktor gaya hidup yang dapat mempengaruhi risiko stroke, seperti minum alkohol, kopi, minuman energi, dan riwayat merokok. Berikut beberapa temuan itu seperti dikutip dari laman WebMD: 1. Mengalami peristiwa besar dalam kehidupan selama delapan bulan sebelum mengakibatkan stres kronis merupakan faktor yang kuat untuk stroke. 2. Memiliki kepribadian tipe A, menjadi perokok saat ini atau masa lalu, mengonsumsi dua minuman energi memiliki risiko dua kali mengalami stroke. 3. Memiliki gangguan irama jantung dan mudah ngantuk sehari-hari berhubungan dengan peningkatan risiko tiga kali lipat. Spesialis Stroke Rafael Ortiz, MD, mengatakan penelitian itu menambah bukti bahwa stres merupakan faktor risiko yang kuat untuk stroke. Ortiz mengatakan bahwa faktor-faktor risiko stroke antara lain tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, obesitas, diabetes, penyakit arteri, penyakit jantung, dan merokok. "Studi ini memberi kita alasan lain agar pasien mengonsultasikan faktor-faktor risiko untuk mencoba dan mengurangi stres dalam hidup mereka," katanya.(MEL)
Posted on: Tue, 30 Jul 2013 06:06:49 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015