MESIN CETAK UANG SBY..!! Untuk melanggengkan kekuasaannya, rezim - TopicsExpress



          

MESIN CETAK UANG SBY..!! Untuk melanggengkan kekuasaannya, rezim SBY mempraktekkan politik uang dengan piawai. Dimana saja uang triliunan rupiah itu ditumpuk? Politik uang bukanlah hal baru.Dalam kamus politik rejim Orde Baru. Tokoh yang paling piawai mempraktekkannya adalah Soeharto dan di praktek ulang oleh SBY. Caranya, dengan menumpuk uang di sejumlah yayasan yang berkedok kegiatan sosial.Begitu pula yang di lakukan sby dan kroni-kroninya. Di perkirakan yayasan-yayasan itu mencapai jumlah yang spektakuler lebih dari Rp100 triliun. Biasanya dengan kedok kegiatan sosial- misalnya, beasiswa untuk pelajar tak mampu atau pembangunan panti sosial,bencana alam dan lain2nya yang bersifat sosial. Begitu menjelang pemilu,dana ratusan miliar itu digunakan untuk kampanye partai juga membeli suara pemilih. Dengan uang yang ditumpuk di yayasan-yayasan itulah, SBY bisa mengatur pentas politik nasional. Ia dengan gampang bisa "membeli" loyalitas para opurtunis politik. Pokoknya,SBY bisa mempraktekkan politik uang nyaris sempurna, hingga mampu bertahan 2 priode di puncak kekuasaan. Kasus mesin cetak uang sudah pernah di selidiki KPK sewaktu antasari azhar menjabat ketua KPK.Dengan tertangkapnya sang besan aulia pohan,maka banyak bukti yang di peroleh Antasari azhar tentang bagaimana uang partai penguasa berasal.Dari penangkapan Aulia pohan ini lah antasari azhar mengetauhi bahwa begitu besarnya skandal rezim ini dan mulai di kembangkan antasari untuk menangkap orang2 yang terlibat. Ceritanya dari hasil penangkapan aulia pohan terungkap bahwa ada sumber kertas uang lain selain Perum Peruri, yaitu Pusaka Raya Grup, Kudus. Satu-satunya perusahaan swasta yang diperbolehkan mencetak rupiah ini, baru mencetak uang pecahan Rp100. Perusahaan milik Jacobus Busono ini sebenarnya ditunjuk kembali untuk mencetak uang pecahan Rp1.000 dan Rp5.000, namun, hingga kini belum terwujud. Kendati begitu, Pusaka Raya yang telah berhasil mencetak uang pecahan 1.000 shiling Somalia, diduga mampu mencetak uang kertas dengan mutu lebih baik. Sehingga, amat mungkin mereka juga mampu "mencetak" uang pecahan Rp50.000. Apalagi, Jacobus Busono dikenal dekat dengan Deputi Gubernur BI Aulia Pohan yang diduga pernah pula terlibat kasus cetak uang dan diketahui sebagai pemberi tender pencetakan banknote BI pada Pusaka Raya. Wajar saja bila muncul dugaan bahwa kasus percetakan uang ini merupakan pekerjaan "mafia" yang melibatkan pejabat-pejabat negara. berkuasa hingga TNI. Pencetakan uang kala itu dilakukan untuk menopang rupiah dari serbuan bertubi-tubi dolar AS. Di samping, sebagai upaya "politik uang". SBY agar mendapat dukungan dalam rangka kampanyenya kembali menjadi presiden. Ingat,sewakatu antasari bilang dalam testimoninya.." Saya tidak tau kasus century,tapi saya tau cara kerja mereka" bagaimana tidak anjlok,Bank sekecil itu di paksa menampuk uang puluhan triliun hasil cetak sendiri.Makanya terjadi invlasi 2008 yang mengkambing hitamkan krisis moneter juga mengorbankan para nasabah century. Mengapa mencetak uang di BI begitu mudah SBY memperoleh akses ? Hal itu dapat kita lihat bagaimana SBY mengambil wakilnya dari Gub BI Budiono juga didapatkannya dari dukungan rekan-rekannya di militer dengan dukungan sang ipar pramono edhi wibowo kepala KASAD TNI AD. Mesin cetak uang ini hampir bisa di ungkap antasari azhar jika saja SBY tidak membungkamnya.Bukan hanya itu,antasari juga kala itu ingin membongkar skandal2 BI yang melibatkan petinggi2 BI. Kali ini, lewat jaringan mantan Dewan Gubernur -siapa lagi kalau bukan Gubernur BI Syahril Sabirin Cs- mereka mengakali fulus yang menyertai pembelian mesin otomasi kliring (check clearing system) dan pemasukkan bahan baku kertas uang BI di Perusahaan Uang Republik Indonesia (Peruri). Lewat operator dan pelobi khususnya waktu itu Deputi Gubernur BI bernama Aulia Pohan,jaringan koruptor kelas kakap ini, mengakali keuangan BI dengan dalih "demi" Yayasan Kesejehteraan Karyawan BI (YKKBI). Memang, dalam persoalan keuangan. Beginilah kisah korupsi itu: Aulia Pohan memang dipercaya Syahril untuk menilep duit BI sendiri. Dari Aulia duit di"mainkan" lewat YKKBI. Caranya, sederhana. Dengan dalih untuk kepentingan karyawan BI, YKKBI itu mempunyai kewenangan untuk menangani pemasukan barang dan mesin serta kesejahteraan karyawan lainnya. Maka, pemasukan barang dan mesin, seperti mesin otomasi kliring yang seharusnya lewat prosedur Sekretariat Negara diubah menjadi harus melalui YKBBI. Tentu saja, YKBBI, kemudian pura-pura menunjuk perusahaan swasta, di mana orang-orang BI berada di perusahaan tersebut. Ketika itu aulia pohan sukses menjadi Wakil Kepala Perwakilan di Tokyo, Aulia Pohan ditarik pulang dan menjadi Kepala Urusan Penelitian dan Pengembangan Internal (1995-1997). Kemudian ia ditunjuk lagi menjadi Direktur BI dan sekarang menjadi Deputi Gubernur BI. Ia sangat dipercaya oleh Syahril Sabirin untuk melobi siapapun juga elit politik dan "memainkan" duit BI. Jabatan ini sangat besar. Selain dekat dengan level elit BI, ia juga bisa mengatur tata cara pembelian berbagai mesin dan pengadaan barang, termasuk mesin otomasi kliring dan kebutuhan kertas uang Peruri. Terhadap mesin otomasi, harganya ini bisa mencapai ratusan milyar. Lewat keputusan BI, izin lewat Setneg pun di-by pass dan dialihkan ke YKKBI. Karena lewat YKKBI, Aulia bebas menentukan cara apa mesin-mesin itu dibeli dan dimasukkan ke BI. Tentu saja, yang dipilih adalah penunjukkan langsung, tanpa tender terbuka. Perusahaan swastanya gampang ditunjuk, yaitu perusahaan kroninya. Harganya, juga tentu gampang diatur. Seenaknya saja. Aulia pun menggelembungkan harga yang tidak semestinya dari harga pasarannya (mark up) sebesar 40 persen. Dalam pembelian kertas pun sama saja. Tender resmi dibatalkan dan diganti perusahan pilihannya sendiri yang memenangkan tender tersebut, yaitu PT Pura. Padahal, PT Pura adalah perusahaan yang didirikannya sendiri bersama orang-orang BI, yang sampai sekarang belum diketahui namanya. PT Pura-lah yang kini memegang hak monopoli memasukan bahan baku kertas uang BI. Coba, berapa keuntungan yang diraih Aulia Pohan dan berapa ke Syahril Sabirin.Hingga sekarang mesin2 itu masih berada di tangan rezim ini untuk mencetak uang guna memenangkan pemilu2 selanjutnya..
Posted on: Thu, 11 Jul 2013 14:43:31 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015