MUNGKIN SYIAH MENGANDALKAN SYIAH KUALA ACEH SBG pusat SYiah di - TopicsExpress



          

MUNGKIN SYIAH MENGANDALKAN SYIAH KUALA ACEH SBG pusat SYiah di Aceh.. Berhubung saya org Aceh maka memberikan sdikit penjelasan.. SYIAH=SYIYAH adalah bhs Aceh dari kata Syaikh, yg berarti guru besar.. KUALA berarti Muara, krn rumah beliau dekat muara.. SYIAH KUALA adalah ulama besar Aceh yg bernama Syaikh Abdur Rauf As Singkiliy.. Maka saya sedikit memaparkan riwayat pendidikan dan tugas beliau dahulu kala.. Di usia menginjak dewasa, As Singkel pergi m e n u n t u t ilmu ke Timur Tengah. Dari Doha, k e m u d i a n ke Yaman, Jeddah, kemudian menetap lebih lama di Makkah dan Madinah. Disebut kan, ia berguru pada 19 ulama di berbagai bidang ilmu agama ditambah lagi 27 ulama yang berhubungan akrab dengannya. Salah satu gurunya, yakni Ahmad Kusyasyi yang mengajarkan As Singkel mempelajari ilmu tasawuf. Guru tersebut wafat saat As Singkel masih belajar padanya. Hingga kemudian, Kusyasyi digantikan muridnya, Mula Ibrahim Kurani. Dari murid Kusyasyi inilah As Singkel mendapat izin untuk mengajar dan mendirikan sekolah Islam di Aceh. Setelah 19 tahun belajar di Haramain, ditambah mengantongi banyak izin dari ulama, As Singkel pun pulang ke Aceh dan mulai mengajar. Sejak 1661, As Singkel mengajar di Aceh. Muridnya luar biasa banyak jumlahnya, tak hanya dari Melayu, tapi juga dari seluruh nusantara. Laman Melayu Online menggambarkan sosok As Singkel sebagai mualim yang menaruh perhatian besar pada murid-muridnya. Setiap karyanya selalu bertolak dari perhatiannya pada mereka. Dia sangat perhatian agar para muridnya mendapat pemahaman Islam yang baik, teguh kesalihan, dan terhindar dari kesalahan. Tak lama setelah pulang dari Haramain, As-Singkel diangkat sebagai mufti atau qadi oleh Sultan Aceh kala itu. Ia juga diangkat menjadi ulama besar bergelar Syekh Jamiah Ar Rahman. Ia pun kemudian sibuk mengajar dan menjadi hakim Kesultanan Aceh. Sekitar 30 tahun, As Singkel bergelut dibidang tersebut, mengajar dan menjadi hakim. Selama hidupnya, syekh sangat produktif menghasilkan karya. Salah satu karya fenomenalnya, yakni di bidang tafsir. Tarjuman Al Mustafid merupakan karya tafsirnya yang pertama di nusantara. Hingga kini, karya tersebut masih dapat ditemui. Tafsir tersebut juga tak hanya dicetak dan diterbitkan di nusantara, melainkan juga di Istanbul Turki; Singapura; Penang, Malaysia; Bombay, India; Afrika Selatan, serta kawasan Timur Tengah, seperti Kairo dan Makkah. Selain tafsir, masih banyak karyanya yang terkenal. Sedikitnya, 22 karya dia hasilkan di bidang fikih, hadis, tauhid, hingga tasawuf. Tak hanya dalam bahasa Melayu, dia juga menghasilkan karya dalam bahasa Arab. Di antara karyanya, selain tafsir, yakni Syarh (penjelasan) Hadits Arba’in Imam An-Nawawi. Dia menulisnya atas permintaan Sultanah Zakiyyatuddin. Kemudian, di bidang fikih, Mir’at al- Thullab fî Tasyil Mawa’iz al-Badî’rifat al-Ahkam al-Syar’iyyah li Malik al- Wahhab yang ditulis atas permintaan Sultanah Safiyatuddin. Selain itu, terdapat Mawa’iz Al Badi yang berisi nasihat tentang akhlak Muslimin. Kemudian, Daqaiq Al Hurf mengenai pengajaran tasawuf dan teologi serta Kifayat al-Muhtajin ila Masyrah al- Muwahhidin al-Qailin bi Wahdatil Wujud berisi konsep wihdatul wujud. Setelah kiprah yang banyak ia torehkan untuk perkembangan Is lam di nusantara, As Singkel meng hembuskan napas terakhir di usia 73 tahun. Dia meninggal di Kuala Aceh pada 110 Hijriyah atau 1693 Masehi.
Posted on: Sat, 18 Jan 2014 15:50:12 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015