Menabung Rekening Kebaikan.... (Newsletter PLN Kita, edisi 7 - TopicsExpress



          

Menabung Rekening Kebaikan.... (Newsletter PLN Kita, edisi 7 Agustus 2013) Menjelang hari lebaran ini, di saat sebagi-an besar orang mudik dan bersilaturahmi dengan kerabat di kampung halaman, ada sebagian orang lain yang tidak bisa me-rasakan "kemewahan" itu. Pegawai dan mitra kerja PLN yang bertugas menjaga pasokan listrik baik di pembangkitan, transmisi, distribusi, pelayanan gangguan dan juga petugas piket untuk layanan "tambah daya gratis biaya penyambun-gan", polisi yang bertugas menjaga kea-manan dan kelancaran lalu lintas, dokter dan petugas piket di rumah sakit, petugas kereta api, bandara dan layanan publik lainnya. Rasanya terlalu mewah bagi mereka untuk berlebaran dengan keluarga dan kera-batnya. Tetapi mereka bahkan harus tetap berjaga di pos tugasnya masing-masing untuk memastikan layanan publik tetap berlangsung dan masyarakat bisa merayakan lebaran dengan suka cita. Berikut kisah kecil dari suatu sudut daerah Indonesia. Kisah yang beredar di facebook dan bbm group para pegawai PLN ini sam-pai juga ke Inbox email Direksi : Pada hari menjelang lebaran, seorang istri pegawai PLN akan melaksanakan ritual mudik dan sang suami hanya mengantar pulang istrinya. Setelah itu sang suami balik ke tempat tugasnya dan stand by di sana. Sepeninggalan sang suami, orang tua dari istri pegawai PLN bertanya : "Kenapa suamimu kembali lagi? "Iya pak, karena dia harus dinas lagi pak " jawab sang anak (istri pegawai PLN) "Apa gak libur? " "Tidak pak " "Jadi suamimu nanti sahur dan buka di-mana dan makan apa? " tanya orang tua lagi. "Dia biasa sendiri pak " "Tapi anak tetangga kita yg dinas jauh bisa pulang? " Anak (dengan senyum menjawab) : "Dia bukan pegawai PLN pak, kalau dia pega-wai PLN pasti dia sedang tugas saat ini. Menantu bapak sedang melaksanakan tugas yg mulia pak..membantu orang-orang yang akan melaksanakan lebaran pak..menjaga pasokan dan keandalan supply listrik.." Mata orang tua mulai berkaca-kaca. "Kalau begitu kenapa kamu tidak men-dampingi dan mengurusnya disana?" kata orang tuanya. Kemudian sang anak menjawab : "Pak, saya pulang karena disuruh menantu bapak, kata menantu bapak biar bisa kumpul dengan keluarga, agar bapak dan ibu tidak merasa kesepian. Biarlah me-nantu bapak dan rekan-rekanya yg kese-pian di tempat-tempat yang jauh disana dan mengamankan pasokan listrik untuk orang-orang yang akan lebaran, con-tohnya seperti saya yang akan mengunjungi keluarganya. Walau-pun menantu bapak dan rekan-rekannya disana berpeluh keringat, capek..dengan serba keterbatasan akan tetapi mereka tetap ikhlas menjalankan tugasnya pak..." Lalu kedua orang tua tersebut memeluk anaknya sambil meneteskan air mata. " Besok sesudah sholat Idul Fitri kamu pulang ya nak...temani suamimu yaa " *** Direksi PLN menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi kepada petugas PLN yang terpaksa tidak bisa merayakan lebaran bersama keluarga dan handai taulan, tetap harus berja-ga di tempat tugas masing-masing. Penghargaan yang sama juga diberi-kan kepada para petugas layanan publik lainnya. "Aku kehabisan kata dan berkaca-kaca membaca kisah ini" kata Direktur (Keuangan) PLN Setio Anggoro Dewo. "Cerita ini memang menjadi kunci pembuka kotak pandora tentang hakekat pelayanan publik yang dil-akukan para petugas dengan penuh ikhlas" lanjutnya. "Berpuluh juta bola lampu yang selalu menyala akan merupakan zikir kita kepada Allah SWT, Sang Maha Pencip-ta. Amiiiiiin....." kata Nasri Sebayang, Direktur (Konstruksi dan Energi Baru/Terbarukan). "Salah satu bukti, PLN melayani pelanggannya dengah sungguh. Juga para petugas layanan publik lainnya. Mari kita apresiasi mereka semua" kata Direktur (Operasi Indonesia Ti-mur) Vickner Sinaga.
Posted on: Tue, 13 Aug 2013 03:49:06 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015