Menangis Untuk Mesir KITA turut berduka atas bentrokan berdarah - TopicsExpress



          

Menangis Untuk Mesir KITA turut berduka atas bentrokan berdarah yang terjadi di Mesir. Tewasnya 580 orang pengunjuk rasa dan 4.000 lainnya yang mengalami luka-luka sungguh merupakan tragedi yang memilukan. Apalagi hal itu terjadi di tengah berseminya demokrasi di negeri itu. Salat Ghaib yang dilakukan umat Muslim Indonesia seusai Salat Jumat kemarin merupakan salah satu bentuk kedukaan yang ingin kita sampaikan. Kita secara khusuk menyampaikan doa agar mereka yang menjadi korban bentrokan berdarah mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya dan rakyat Mesir bisa segera diberikan jalan untuk menyelesaikan persoalan dalam negeri yang sedang mereka hadapi. Seluruh masyarakat dunia menyayangkan terjadinya bentrokan berdarah yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa begitu besar. Semua meminta kepada kelompok- kelompok yang bertikai di Mesir untuk bisa menahan diri agar tidak jatuh lebih banyak korban lagi. Kita tidak bisa serta merta menunjuk pihak yang bersalah dalam peristiwa berdarah di Mesir itu. Sebagai pihak yang berada jauh dari peristiwa dan tidak menjadi bagian dari pihak- pihak yang berseteru, kita tidak tahu mengapa tragedi berdarah itu tidak bisa dihindarkan. Dalam kolom ini ketika demokrasi yang coba ditegakkan di Mesir itu mulai ternoda, kita sudah mengingatkan rakyat Mesir untuk menentukan sejarah seperti apa yang mereka hendak tuliskan. Semuanya berpulang kepada rakyat Mesir untuk memutuskan jalan penyelesaian politik seperti apa yang hendak mereka pilih. Tidak ada satu pun negara di dunia yang bisa mendikte rakyat Mesir tentang jalan yang harus mereka tempuh. Apa yang tengah terjadi di Mesir sekarang ini merupakan persoalan dalam negeri rakyat Mesir dan pilihan penyelesaiannya pun sepenuhnya berada di tangan mereka. Kita harus menghormati pilihan yang dilakukan rakyat Mesir, karena bagi kita, Mesir adalah sahabat yang istimewa. Ketika 68 tahun lalu kita berjuang menyatakan kemerdekaan. Mesir merupakan salah satu negara pertama yang mengakui kedaulatan Indonesia. Langkah terbaik yang bisa kita lakukan adalah memberikan dukungan moral kepada rakyat Mesir. Kalau kita ingin melakukan langkah diplomatik, kita bisa menanyakan hal-hal yang perlu dilakukan untuk membantu Mesir menyelesaikan persoalan yang sedang dihadapi. Kita tidak bisa berbuat lebih jauh lagi dari itu, karena konflik yang terjadi di Mesir sekarang ini murni merupakan persoalan internal mereka. Ibarat konflik di dalam rumah tangga, tidak ada yang bisa dilakukan pihak luar. Yang bisa kita mintakan adalah jangan sampai terjadi pertumpahan darah. Ketika pertumpahan darah tidak bisa terhindarkan, kita semua tentu hanya bisa bersedih. Seperti ketika dilakukan Salat Ghaib kemarin, banyak di antara kita yang tidak kuasa menahan air mata. Kita ikut terpukul melihat bagaimana aksi unjuk rasa di negeri yang memiliki sejarah peradaban yang begitu panjang itu harus dinodai oleh banjir darah. Memang sejarah politik di Mesir dan juga kawasan Timur Tengah selalu diwarnai dengan kekerasan seperti itu. Kultur yang tumbuh di kawasan itu cenderung serba keras. Darah sepertinya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam pertarungan politik yang terjadi. Sistem demokrasi diharapkan bisa menjadi jawaban untuk mendomestikasi kultur kekerasan yang ada. Dengan demokrasi perbedaan pendapat diharapkan bisa diselesaikan melalui dialog. Bahkan ketika dialog pun tidak mampu menyelesaikan perbedaan yang ada, maka demokrasi menyediakan jalan penyelesaian lewat jalur hukum. Hanya saja sistem demokrasi membutuhkan kematangan dari mereka yang menjalankannya. Demokrasi menuntut adanya tingkat intelektualitas yang secara rata-rata memadai. Hanya mereka yang berilmu mampu mengelola perbedaan dan tidak membuat dialog yang dilakukan berubah menjadi permusuhan apalagi menjadi perkelahian. Kita melihat bagaimana sistem demokrasi yang tidak disertai kematangan hanya melahirkan ironi- ironi. Mesir bukan satu-satunya contoh negara yang harus menerima kenyataan pahit ketika memulai membangun demokrasi. Amerika Serikat pernah dihadapkan kepada perang sipil ketika baru mulai membangun sistem demokrasinya. Yang perlu dilakukan oleh setiap bangsa adalah bagaimana mereka belajar dari kesalahannya. Tidak boleh kesalahan itu dibiarkan terus terjadi karena akan membahayakan kelangsungan kehidupan bernegara dan menjauhkan tujuan menyejahterakan kehidupan seluruh warga. Itulah yang juga harus dilakukan rakyat Mesir. Jangan biarkan situasi seperti ini terus berlangsung di sana. Kita berharap rakyat Mesir segera keluar dari situasi yang mencekam seperti sekarang ini dan segera membangun kembali kebersamaan untuk melanjutkan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Posted on: Sat, 17 Aug 2013 23:23:44 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015