OBITUARI : Mengenang penyair Omi Intan Naomi Omi Intan - TopicsExpress



          

OBITUARI : Mengenang penyair Omi Intan Naomi Omi Intan Naomi SAJAK CINTA SOLO II aku mencintaimu tanpa pernah berpaling dan membandingkan kamu dengan yang lain. sebab udara yang kuhirupi itu ada di sini air yang mengalir itu di sini dan nyawaku tertanam di sini entah kapan - tapi pasti. aku mencintaimu tanpa pernah berhenti mencintai setiap sudut jalan dan segala jenis kere kota ini. mencintai segala jenis makhluk yang ada – dari pelacur sampai walikota dari pengusaha sampai sopir biskota aku mencintai karena aku mengerti Senin, 06 Nopember 2006 NASIONAL SOSOK Omi Intan Naomi Telah Pergi rep.Museum Tanah Liat PENGAMAT kebudayaan Omi Intan Naomi telah pergi. Ia meninggal di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta pukul semalam 19.40. Ia meninggal karena terkena radang selaput otak atau miningitis, kata pelukis Bunga Jeruk, adik Omi. Menurut penyair Darmanto Jatman, Omi akan dikebumikan di Solo hari ini (6/11). Berangkat dari Rumah Jenazah Bethesda pukul 10.00. Hanya, saya belum tahu akan dimakamkan di Bonoloyo atau Bibis Luhur karena menunggu kepastian dari pengurus makam. Selain dikenal sebagai penulis tetap kolom Kakikata Suara Merdeka, perempuan kelahiran Denpasar, Bali, 26 Oktober 1970, ini juga populer sebagai pengamat kebudayaan di berbagai media. Ia menulis kritik seni rupa, puisi, cerpen, dan menerjemahkan banyak buku, termasuk tentang pers dan media massa Indonesia berjudul Anjing Penjaga (1996), studi perempuan dalam buku Gegar Gender (2000), studi kebahasaan Indonesia dalam Kata Kunci (2001). Ia juga menulis kumpulan esai-esai sosial politik berbahasa Inggris dalam Planet Loco (2002), dan buku semiautobiografis berbahasa Inggris Dog Days Eve (2002). Omi, menurut para pengelola Museum Tanah Liat, dikenal sebagai pencinta kehidupan online dan cyber-community dan merupakan seorang pelopor penerbitan online jauh sebelum sastrawan dan intelektual Indonesia mengenal internet. Terus terang saya sangat kehilangan. Kami berencana bikin buku berdua. Dia cerita tentang perkawinan, kesendirian, kesunyian. Tetapi kami sepakat hidup harus terus berjalan, tulis penyair Sitok Srengenge, salah satu kawan karib Omi, dalam pesan pendek (SMS) mengomentari kepergian sahabatnya itu. Selamat jalan Omi. Allah menyertai perjalanan dan pengembaraan indahmu. (tt-35) ________________________________________ (sumber : Suara Merdeka, 6 Nopember 2006)
Posted on: Mon, 25 Nov 2013 20:49:23 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015