“Ohhhhhhh!!!“ aku mendesah panjang sambil menggeleng-gelengkan - TopicsExpress



          

“Ohhhhhhh!!!“ aku mendesah panjang sambil menggeleng-gelengkan kepalaku, uh, tengkuk-ku rasanya nyeri dan pegal, pandanganku masih agak kabur disertai kerlip-kerlip bintang yang mengelilingi kepalaku, kukedip-kedipkan mataku, HAAAA?? siapa tuchhh?? WHUAAAAA?? Pak Dionnnnn ???!! Waaakkkkssss…..!! ada Pak Djono Juga….!! Pak Djono tengah mengotak-atik Hp-ku, kemudian ia memperlihatkan sebuah rekaman di-hape-ku kepada Pak Dion. “Hmmmmm….pantas!! pantas saja kerja Doni belakangan ini sangat tidak memuaskan…rupa-rupanya ia berkolaborasi dengan Pak Romi merebut jatah kita…” kening Pak Dion berkerut membentuk angka 11, wajahnya tampak masam. “Kita harus memberi mereka pelajaran….., HARUS Pak HARUSSSS…!! “ Pak Djono mengepalkan tangannya karena merasa kesal setelah melihat video tersebut. “Oooo pasti Pak Djono…, saya akan mengambil tindakan tegas atas perbuatan mereka yang sudah berani melanggar wilayah kita berempat…, SAYA AKAN MENGHUKUM MEREKA..BERDUA..!!! Pak Djono sudah memanggil mereka berdua bukan?? “wajah Pak Dion tampak semakin beringas mimik wajahnya amat menakutkan. “Oooo…sudah Pak Dion, sudah saya sms…….!saya sudah suruh mereka kemari..! Nah, sepertinya itu mereka datang!!“ Pak Djono berkata setengah berbisik ketika mendengar suara pintu diketuk oleh seseorang. “MASUKKK!!! “Pak Dion berteriak keras. “Selamat siang Pak Dion., wahhh, asikk punya nehh” Doni mendelikkan matanya menatapku dan ketiga teman-temanku yang tengah terikat tak berdaya. “WAduhhhhh…, pantesan Bapak mengundang saya, ternyata Pak Dion mendapatkan mangsa baru ya….Ck Ck Ckkkk, pesta besar kita hari ini” mata Pak Romi berbinar-binar bergantian merayapi tubuh kami berempat. “He he he, begini, saya ingin meminta meminta bantuan kalian berdua, tolong saya untuk mengambil paket kiriman di jalan XXX, hati-hati jangan sampai ketahuan siapa-siapa, paket ini amat penting bagi saya!” Pak Dion tersenyum sambil bergantian menatap Doni dan Pak Romi, dua orang yang berdiri dihadapannya ternyata musuh dalam selimut, duri dalam daging yang harus segera dicabut dan dimusnahkan, begitulah pikiran Pak Dion. “Baikk. Pakkkk….pokoknya pasti beressssss, tapi jangan lupa ya pakkkkk…, bagi-bagiii“ Doni tersenyum dengan polos, sementara Pak Romi tersenyum dengan bangga , ia merasa hanya dirinya dan Doni-lah yang dipercaya oleh Pak Dion, Pak Dion mendengus sambil memandangi punggung Pak Romi dan Doni yang menjauh darinya, setelah Pak Romi dan Doni menghilang dari pandangannya, si kepala sekolah bejat menghubungi seseorang dengan telepon genggamnya. “Haloooo…., tolong bantu saya untuk mengurus Pak Romi dan Doni…, ya mereka sedang menuju ke jalan XXX“ Pak Dion menghubungi salah seorang koleganya, Aku yakin sesuatu yang buruk akan menimpa diri Pak Romi dan Doni, sementara Pak Djono tersenyum-senyum senang sambil menatapku dengan tatapan matanya yang mesum. Kurapatkan kedua kakiku ketika mata Pak Djono melirik ke bagian bawah tubuhku. Farida Farida Eee.. Ehhhh, suara-suara apa itu ya? aku memasang kedua telingaku baik-baik ketika mendengar suara bentakan Pak Dede dan Pak Ahmad dari arah luar kelas, tampaknya mereka berdua tengah menghardik seseorang yang menjerit kecil ketakutan. “Brakkkkk…Awww!!“ Pak Dede dan Pak Ahmad mendorong tiga orang siswi berseragam putih abu-abu yang sudah sangat kukenal.. “Mayaaaa?!” ketiga sahabatku berseru terkejut setengah mati, menyaksikan aku yang sudah terikat tanpa daya di sebuah kursi. “Farida ?? REiiii ? Viiii?“ Aku juga ikut terkejut setengah mati, waduhhhh…tamat sudah nasib kami berempat. Pak Dede, Pak Ahmad, dan Pak Djono mengikat Vivi, Reina dan Farida masing-masing pada tiga buah bangku yang dijajarkan di samping kiriku. Setelah mengikat ketiga sahabatku mereka menghampiri Pak Dion yang tengah bersandar di dekat jendela, mereka berempat tampaknya tengah membahas sesuatu. Tampaknya mereka tengah membahas penghianatan yang dilakukan oleh Pak Romi dan Doni. “Brengsek Si-Doni kalau saja Pak Agung tidak dipindah tugaskan ke sekolah lain, saya akan minta agar Pak Agung mencekik si-Doni sampai mampus!!” Pak Dede mengutuk penghianatan yang dilakukan oleh Pak Romi dan Doni. “Emang betul itu Pak Ahmad..!! apalagi Pak Romi, tua-tua keladi, makin tua makin menjadi” Pak Ahmad ikut mengumpat kesal. “Ho-oh, ngak tau diri…, dasar bejat!!” Pak Djono mengumpat. “REiiii , Vivi, Faaaaa… ? kalian koq bisa ketangkap sich??“ aku menolehkan wajahku ke kiri sambil menatap ketiga sahabatku. “Iya nich Mayyyy…kami bertiga kepergok sedang umhh, emmm Andraaaa….. ehhhh “ Reina tampak kesal, bibirnya meruncing, ia tidak jadi untuk melanjutkan kata-katanya, ia terlihat serba salah ketika hendak menjelaskan sesuatu. “Hahh ? kepergok ? emang kalian lagi ngapain?“ aku bertanya dengan nada menyelidik, Reina hanya tersenyum pahit sambil menekuk wajahnya yang bersemu merah. “kalau saja Riska nggak keburu pindah ke kota lain karena ikut dengan kedua orang tuanya yang dipindah tugaskan, aku adu-in dia sama Riska biar si-Andra dihajar…., huuuhh…sebelll” Vivi tampak kecewa dengan sikap Andra yang tidak setia kawan, si pegulat tangguh meninggalkan teman-temannya disaat – saat yang paling kritis. “Iya nihhhh…badan doang yang gede….pengecut“ Farida menggerutu panjang lebar,ia mengumpat karena kesal, “Ha ha ha ha, jadi berdasarkan hasil undian, saya yang berhak untuk memilih terlebih dahulu…Emmm siapa yaaa, ahhh kamu saja yaaaa he he he he he“ aku menolehkan wajahku ke arah gerobolan Pak Dion cs ketika mendengar suara tawa Pak Djono yang tertawa senang, ia memilihku, aku bergidik ngeri ketika Pak Djono menghampiriku ia tersenyum-senyum mesum sambil berlutut di hadapanku, kedua tangannya menyambar pergelangan kedua kakiku.. “Ehhh.. Ehhhh… “Aku melejang-lejangkan kedua kakiku, aduh… Pak Djono berlutut sambil menangkap kedua pergelangan kakiku. Kusentakkan kaki kiriku hingga terlepas dari cekalan tangannya, Hiattttt…… Bukkkk…dengan secepat kilat kutendang dada Pak Djono hingga ia terpelanting kebelakang. “He he he… tenagamu kuat juga manisss… “sambil mengusap-ngusap dadanya yang kutendang, aku merinding mendengar suara kekehan Pak Djono yang menghampiriku dari arah samping, aku berusaha untuk kembali menendangnya namun sulit karena posisinya kini berada di samping tubuhku., sementara Vivi, Farida dan Reina memaki-maki Pak Djono yang tengah memeluk tubuhku. “Ihhhhhhhh…..Cuppphhh.. cupphhh “ Aku memalingkan wajahku ketika ia berusaha untuk mencium bibirku, ahhhh…, ternyata Pak Djono malah mengalihkan serangannya menggeluti batang leherku, hsshhhhh, aku sedikit mendesis menahan rasa geli ketika bibir Pak Djono melumati batang leherku, batang lidahnya yang hangat menggelitik dan mengulas-ngulas rahang dan daguku, sementara tangan kanannya menjambak rambutku hingga wajahku terangkat ke atas. “Hemmmmm Mmmhhhhppppp…mmmmmphhh” Pak Djono mencaplok bibirku, ia tampak begitu lahap melumat dan terus melumat bibirku yang terkatup rapat, batang lidahnya terjulur keluar kemudian menjilati sela-sela bibirku, tangan kirinya meremas buah susuku seolah-olah ia ingin memecahkan buah apel, “sakitt!! Sakittttt.!!Aww.,Ahhhhhhhhh…Emhhhh Mmmmhhhh….” mulutku yang ternganga kesakitan dimanfaatkan Pak Djono dengan mencelupkan batang lidahnya kedalam mulutku, nafasku terasa sesak ketika ia semakin bernafsu menghisap-hisap bibirku. Unnnhhhhh….!!Breeekkk Awwww… Awwwwww…Brekkkkk…!!“ kedua tangan Pak Djono mencekal kerah bajuku di sebelah depan kemudian tangannya bergerak kasar menghentak-hentak ke arah yang berlawanan, hingga satu persatu kancing bajuku seragamku berhamburan. Kedua mataku terasa panas, air mataku meleleh ketika tangan Pak Djono merogoh buah dadaku, dengan kasar tangannya meremas-remas susu kiriku. “uhh” aku mengeluh ketika tangan Pak Djono menarik cup bra kiriku ke bawah, kemudian tangan guru bejat itu mengusap bulatan payudaraku “Aduhhhh….. mulusnya, lembuttt…lembut sekali” Pak Djono menundukkan kepalanya, sementara Pak Dion, Pak Dede dan Pak Ahmad mulai mengelilingku, mereka memberikan semangat pada Pak Djono sambil menontonku yang tengah mendesis menahan rasa geli di puncak payudaraku sebelah kiri. “Ayooo…, Pak Djono terusssss….hisappp!” Pak Dede melolot menatap susuku yang tengah dihisap-hisap oleh Pak Djono. “Wahhh ,Gileeee!!Pak Djono…, saya ikutan ya…, sampe ngiler nich “ Pak Ahmad menyeka air liurnya yang menetes dari sudut bibirnya. “Ohhh bolehhh silahkan Pak Ahmad, silahkan, kita nyusu bareng disusu-nya Maya he he he he” Pak Djono menarik cup braku sebelah kanan, kini payudaraku dihisapi oleh Pak Djono dan Pak Ahmad, sementara tangan mereka bermain-main mengelus – ngelus permukaan pahaku. “Ahhh ahhhhhhhh… aaaaaaaa…….”aku mendesah keras kegelian ketika hampir bersamaan mulut Pak Djono dan Pak Ahmad mencapluk puncak payudaraku, tubuhku sampai bergetar hebat merasakan kemutan-kemutan mulut mereka yang sedang menghisap puting susu-ku. Setelah melepaskan pakaian yang membalut tubuh gembrotnya, dengan hanya mengenakan celana dalam Pak Dion menghampiriku, si keparat itu bersujud kemudian menyibakkan rok seragamku ke atas, kurapatkan kedua kakiku rapat-rapat ketika tangan si kepala sekolah bejat mengelusi permukaan pahaku, “aduhhh” aku menjerit kecil ketika kedua tangannya mengangkangkan kedua pahaku dengan paksa, belum juga hilang rasa takutku, kepala pak Dion menungkik sehingga ia mencaplok bibir vaginaku, mulutnya menciumi dan melumat-lumat vaginaku dengan bernafsu, kulejang-lejangkan kedua kakiku agar tungkai kaki-ku terlepas dari cekalan tangan Pak Dion. “AWWWW….. aduh-duh AMPUN PAK AMPUNN…” aku menjerit-jerit kesakitan merasakan gigitan-gigitan pak Dion di selangkanganku. “MAKA-NYA, DIAM..KAMU!! NGGAK USAH MERONTA-RONTA BEGITU..! KAYA MAU DIAPA-IN AJA!!“ Aku terpaksa mengangkang pasrah ketika jemari Pak Dion menjamah bukit mungil yang terbelah di selangkanganku, jemari kepala sekolah bejat itu bergerak-gerak seperti gelombang menguruti dan mengelus-ngelus permukaan vaginaku, sesekali jari tengahnya bermain menggesek-gesek belahan vaginaku hingga tubuhku menggelinjang dan tersentak kegelian. “Ahhhh!” mataku melotot menatap sebatang penis milik Pak Dion ketika kepala sekolah bejat ini menarik benda terlarang itu keluar dari “sarang-nya”, jantungku berdetak keras ketika benda panjang itu ditempelkan oleh Pak Dion di permukaan vaginaku, ia seolah sedang mengukur sampai dimana benda itu akan masuk jika dicelupkan ke dalam jepitan vaginaku, aku menggeser-geserkan pinggulku berusaha agar benda itu kesulitan menerobos cepitan vaginaku. Pada saat-saat yang kritis pintu kelas itu mendadak terbuka dari luar kemudian beberapa buah kaleng dilemparkan dari luar, terdengar bunyi berkelontrangan disertai mengepulnya asap tipis yang memabukkan. “uhukksss, uhukkk.. uhukkk ngehhhhhh…brukk.. Brukk.. Bukkk.. Bukk Bukkk…”setelah terbatuk-batuk beberapa saat, tanpa sempat ber-ba-bi-bu satu persatu Pak Dion, Pak Dede, Pak Ahmad dan Pak Djono roboh tak sadarkan diri, aku mencoba mengangkat wajahku pandangan mataku semakin kabur, aku mencoba melirikkan ekor mataku ketika mendengar suara keluhan dari bibir Vivi, Farida dan Reina, kedua mataku terasa semakin berat, pusing bercampur ngantuk, Zzzzzz…Zzzzzz…ZZZzz. Beberapa saat kemudian seorang berpakaian seragam putih abu-abu menerobos ruangan itu, ia memunguti kaleng-kaleng yang masih mengeluarkan asap itu dan memasukkannya kedalam kantung plastik sementara yang seorang lainnya membuka jendela kelas lebar-lebar. Wajah mereka masing-masing tertutup oleh sebuah masker gas, setelah asap yang memabukkan itu menghilang, seseorang bertubuh gemuk membuka masker wajahnya dan orang itu adalah…..ANDRA…! Seseorang yang bertubuh kekar berotot melangkah santai menghampiri Andra dan menepuk bahu si pegulat tangguh dari samping, sebuah senyuman penuh arti mengembang di wajahnya, seseorang yang sempat menghilang beberapa saat yang lalu, siapakah orang itu ? ASTAGA…!! Orang itu adalah Pak Agung, sinar matanya kini tampak buas, liar, berbeda sekali dengan tatapan matanya yang dulu, si guru tua berotot kekar mengatur posisi seorang kepala sekolah dan ketiga orang guru mesum yang kini terkulai tanpa daya. Andra segera bergerak , ikut membantu pak Agung untuk mengatur posisi Pak Dion, Pak Djono, Pak Dede dan Pak Ahmad seolah-olah mereka sedang mengadakan pesta gay di ruangan kelas itu, berbagai macam pose XXX pun diambil, ada yang saling berpelukan, menungging, ditindih dari belakang, posisi 6-9. Wah…pokoknya habis-lah sudah keempat guru bejat itu dijepret dari berbagai sudut oleh sebuah kamera merek Sony ditangan Andra. “Andra!“ Pak Agung memanggil si pegulat tangguh yang tengah terbengong-bengong.sambil memegang camera-nya. “Eh-uh, Iya Pak….. “sambil menyahut Andra menolehkan wajahnya kearah sang guru yang tersenyum sambil bertanya dengan santai. “Gimana ujian-nya sukses ??“ “Sukses Pakk…., makasih…..” “Sesukses hasil kita hari ini…?? Ha Ha Ha Ha” “Ah. Bapak bisa ajah deh…, he he he he he….” “Mari kita pindahkan teman-teman kamu yang cantik ini….” Tanpa banyak bertanya Andra mengikuti jejak Pak Agung memanggul tubuh kedua orang temannya yang cantik dibahu kanan dan kiri, Andra dan Pak Agung memindahkan Maya, Vivi, Reina dan Farida ke dalam sebuah mobil Toyota Avanza berwarna silver metalik, lapisan kaca film berwarna hitam yang melapisi kaca mobil menyamarkan keadaan di dalam mobil yang sudah terisi oleh empat orang gadis cantik berseragam putih abu-abu, tidak berapa lama sebuah mobil meluncur keluar melewati gerbang sekolahan itu. Andra tersenyum senang sambil sesekali menolehkan kepalanya ke arah belakang, Andra mengirimkan ams kepada orang tua Reina, Vivi, Farida dan Maya, masing-masing satu dari HaPe keempat orang teman-temanna yang cantik.. “Mah, Reina jadi jalan-jalan ke Bali ya, mumpung liburan sekolah, he he” “Mah, Vivi jadi jalan-jalan ke Bali ya, mumpung liburan sekolah, he he he, ” “Mah, Maya jadi jalan-jalan ke Bali ya, mumpung liburan sekolah, he he “Mah, Farida jadi jalan-jalan ke Bali ya, mumpung liburan sekolah, he he” Si pegulat tangguh menyabotase rencana 4 sekawan yang hendak berlibur. Sebuah senyuman membentang di wajahnya ketika mendapatkan empat buah SMS balasan yang mengijinkan keempat siswi cantik itu untuk berlibur sesuai dengan rencana mereka di bulan Juli 2009. “Gimana?? “Pak Agung bertanya sambil mengusap air liurnya yang membasahi sudut bibirnya (Re: Wadowwhhhhhhhhhhh…Pak Agung ngecesssss…) “beressss…hehehehe” Andra menjawab dengan singkat sambil menyandarkan punggungnya ke belakang. Ia membuka lembaran raport-nya, sebuah senyum mengembang di wajahnya. “Masih lama nih Pak??“ Andra bertanya dengan tidak sabaran setelah mobil yang ditumpanginya melaju selama kurang lebih 1.5 jam lamanya, dari balik kaca mobil ia melayangkan pandangannya memperhatikan jalanan sepi yang tampak panjang berkerikil. “Tuchhh he he he…… “ jari telunjuk PakAgung mengarah ke suatu titik. “Hmmmmmm he he he he he “ Andra memincingkan matanya kemudian terkekeh senang, mobil yang ditumpanginya terus merayap naik melaju menuju ke sebuah bungalow mewah di kejauhan. Jantung Andra berdetak semakin kencang ketika mobil Avanza milik Pak Agung berhenti di depan halaman bungalow berlapiskan tanaman rumput yang hijau segar, Brrrmmm Brrmmmmmm….., rrrmmmmmmmm, Pak Agung dan Andra memandang dan memperhatikan keadaan sekeliling yang sepi, kondisi yang cocok untuk menjalan-kan nafsu bejat mereka terhadap keempat orang siswi cantik keturunan Chinese yang kini tengah terbius tanpa daya. “Nahh Andra sekarang kita bawa mereka masuk ke dalam untuk beristirahat, tampaknya teman-teman kamu yang cantik jelita sudah kelelahan sehabis menempuh perjalanan yang cukup panjang ini” “he he he he he….” Si guru bejat terkekeh-kekek ketika Andra berkelakar pak Agung yang tengah berusaha memanggul tubuh Reina dan Vivi di bahu kanan dan bahu kirinya, tanpa membuang –buang waktu Andra segera memanggul tubuh Maya dan Farida. Ia mengikuti Pak Agung ke dalam sebuah kamar dan membaringkan tubuh Maya dan Farida di samping tubuh Reina dan Vivi, kedua tangan Vivi, Farida, Maya dan Reina terikat ke belakang, dengan santai Pak Agung dan Andra masuk ke kamar mandi yang letaknya bersebelahan di luar kamar itu, tidak berapa lama terdengarlah suara kucuran air shower membersihkan dan menyegarkan tubuh seorang guru tua cerdik dan seorang penghianat bertubuh tambun. ************************** 15 menit kemudian… The Resort The Resort Pak Agung dan Andra keluar dari dalam kamar mandi dan melangkah menuju kamar dengan hanya berbalutkan selembar kain handuk yang melilit dipinggang mereka masing-masing, sesuatu membuat kain handuk itu menggembung ke depan. Andra mendekati Pak Agung yang tengah menulis nama keempat siswi cantik yang tengah terkulai lemas tanpa daya, kening Andra berkerut ketika Pak Agung melinting nama keempat orang temannya yang cantik dan memasukkan nama mereka ke dalam sebuah gelas. “Kita undi, siapa-kah di antara Vivi, Maya, Farida dan Reina yang lebih beruntung malam ini” tangan Pak Agung mengocok-ngocok gelas di tangannya hingga sebuah lintingan kertas terlempar keluar dari dalam gelas itu. “Hemmmmmm ??!! wah-wah, Pak Agung mirip God of Gambler dech” Andra memungut sebuah lintingan kertas yang terlempar keluar dari dalam gelas ketika Pak Agung mengocok-ngocok gelas di tangannya, dengan berdebar-debar Pak Agung dan Andra membuka lintingan kertas bertuliskan nama seseorang. “Weeehhh…. Farida PAkkkkk….!! “Andra berteriak keras “Ha HA HA HA, kita bawa keluar, kita nikmati bareng-bareng…, kamu belum pernah merasakan sensasi seks outdoor bukan??“ Pak Agung tertawa senang sambil membopong tubuh Farida keluar dari dalam kamar, setelah mengikat kaki ketiga orang temannya si penghianat berlari kecil mengejar pak guru tua mesum yang berotot kekar. Sore hari itu bukan main indahnya, matahari memuntahkan sinar-nya yang berwarna kuning keemasan kepermukaan bumi. Cahaya matahari sore terkikis oleh daun dan ranting pepohonan yang rimbun, suasana sore hari yang tenang tiba-tiba terusik oleh gerak-gerik seorang guru tua dan seorang muridnya, sang guru mendudukkan Farida di atas sebuah kursi yang terbuat dari rotan, dengan bantuan Andra, si penghianat, Pak Agung mengikat kedua tangan gadis itu pada lengan kursi dan mengikat kedua kaki mulus Farida mengangkang pada kaki kursi rotan itu. Cuping hidung Andra dan cuping hidung Pak Agung kembang kempis mengendus aroma harum tubuh seorang perawan cantik keturunan Chinese yang terikat tanpa daya, satu persatu kancing baju seragam Farida terlepas dipreteli bergantian oleh tangan jahil seorang guru tua dan seorang muridnya yang bertubuh gembrot. Hampir bersamaan Pak Agung dan Andra menyibakkan baju seragam Farida dan hampir bersamaan pula mata mereka membelak menyaksikan kemolekan tubuh Farida., dengan gemas Pak Agung menciumi dan mengulum bibir siswi cantik itu, sementara tangan Andra menyelinap masuk kebalik bra putih Farida, tangannya bergerilya di balik bra Farida, meremas, mengelus dan memilin-milin putting Farida. “Emmmhhhhh…“ lama-kelamaan Farida mulai terusik dari tidurnya, kepalanya masih terasa pusing, matanya masih terasa berat terpejam rapat, rasa geli semakin lama semakin mengganggu-nya dan merangsang kesadarannya agar segera kembali pulih. “Uh-emh, Haaahhhh.. Owwwww…..!!! “ Farida terkejut setengah mati menyadari keadaan dirinya, tangan-tangan nakal merayapi bebukitan dadanya hingga menimbulkan rasa geli-geli nikmat yang merangsang. “Ah??! Andra Eh-eh Pakkkk….., apa-apaan ini..!!!, lepaskan aku, Andra lepaskannnn…Mmmmhhhh…Mmmhhhhh…LEPASKANNN!! Hemhhhh…mmmhhh“ bergantian Andra dan Pak Agung menyumpal bibir mungil Farida yang tengah berteriak-teriak antara takut dan marah, semakin keras Farida berteriak-teriak maka semakin rakus pula Pak Agung dan Andra mengulum dan melumat bibir gadis itu hingga Farida akhirnya terengah kehabisan nafas dan berhenti berteriak-teriak, perasaan terangsang mulai menundukkan kemarahan dan rasa takut Farida. Matanya yang sipit tampak sayu ketika Pak Agung menarik kedua cup branya ke bawah, sepasang bukit kembar yang putih dan indah membongkah padat dihiasi sepasang putik yang mengeras berwarna pink kemerahan. “Oh-Ahhhhhhhh…….hssshhh… ahhhhhhh “ terdengar suara desahan dan desisan yang saling menyahut dari bibir Farida ketika Pak Agung dan Andra meremasi buah susunya , tubuh moleknya menggeliat-geliat kegelian menerima rangsangan dari si pegulat tangguh dan si guru mesum yang tersenyum mesum sambil terus mempermainkan buah susu dan pentil susu Farida. “Oh-Ohhhhhh… Enh-enh, “ tubuh molek Farida tersentak ketika kepala pak Agung mendarat dan mencaplok puncak buah dadanya sebelah kanan, belum sempat Farida mengendalikan dirinya tiba-tiba Andra turut mencaplok puncak payudaranya sebelah kiri. Nyoot…. Nyoottt… Cpokk. Nyootttttt……… Cpokk NYOOTT….!! “Hnnnhhh…ahhhh, ennnhhhh…owwwww, Hssshhh Hssshhh!” suara rintihan-rintihan kecil mulai menghiasi desahan dan desisan Farida, entah yang mana di antara suara-suara itu yang lebih indah dan menggairahkan, kesemuanya memiliki kemerduan khas tersendiri. “Haaaa-AHHHHHH…?? !! Bretttt!!!“ Farida terkejut setengah mati ketika Pak Agung menjambret celana dalamnya sampai sobek, sebuah senyuman mengembang dibibir Pak Agung, tangannya terulur merayapi permukaan vagina Farida, sesekali si guru mesum mencubit bibir vagina muridnya yang terikat terkangkang tanpa daya. Desahan demi desahan terdengar dari bibir Farida ketika tangan si guru mesum meremasi wilayahnya yang paling intim, ia menolehkan wajahnya kearah Andra ketika merasakan seseorang membelai rambutnya yang indah, bibirnya yang mungil menyambut ciuman-ciuman si pegulat tangguh. Andra semakin lahap menyantap bibir Farida, sementara tangannya mengelus dan meremas bongkahan buah dada sahabatnya yang cantik. “Aww..!! “ satu pekikan keras mengusik keheningan di sore hari yang indah itu ketika seorang guru dengan tega menyantap dan melahap vagina muridnya yang cantik, mata sipit Farida terpejam-pejam keenakan merasakan jilatan-jilatan lidah Pak Agung yang begitu rakus menjilati bibir vaginanya, sesekali batang lidah pak agung menekan menyelinap diantara cepitan vagina Farida kemudian menggeliat-geliat menggaruki liang kewanitaannya yang harum. “Slccckk.. Ckkk… Sllllcckkkk… Ck Ckkk….” suara jilatan dan berdecakan terdengar semakin keras ketika si guru mesum semakin rakus dan bernafsu menjilati belahan vagina Farida yang basah becek. “Emmmmuuuhhh Cpokkk…Crrrr…” Farida menarik bibirnya dari bibir Andra, wajahnya yang cantik tampak renyah, tubuhnya yang putih mulus mengejang sesaat kemudian tergolek dengan desahan-desahan nafasnya yang memburu kencang, butiran-butiran keringat melelehi tubuhnya yang mulus. “Ihhhhh…..!! “ Sepasang mata Farida yang sipit tiba-tiba membeliak ketika Pak Agung melepaskan kain handuk yang melilit ditubuhnya yang kekar dan berotot, sebuah benda yang panjang besar teracung dengan mengerikan diselangkangan Pak Agung, Farida meringis ngeri menatap ukuran dan panjang batang penis si guru bejat. “Hssshhh.. uhhhh…. Mmmmhhhh….. “ kedua mata Farida yang sipit terpejam-pejam ketika kepala penis Pak Agung mengucek-ngucek dan mencongkel-congkel belahan bibir vaginanya, kepala penis si guru bejat tampak mengkilap dibasuh oleh cairan kewanitaan Farida., sesekali tubuh mulusnya menggigil nikmat merasakan pergesekan-pergesekan nikmat yang terlarang, pergesekan taboo antara belahan vagina seorang perawan dengan penis seorang guru bejat yang haus akan kenikmatan. “Jjj…JANGANN…aaaaaaaaa….Oh tidak, auhhh” FArida menggeserkan pinggulnya hingga kepala penis pak Agung terpeleset, dengan memelas ia memohon kepada Andra dan Pak Agung. “toolooong Pakkk lepaskan saya…nggak mauuuu…!! Andraaaa!! Lepas-innnn…!!!” Farida menangis ketakutan sementara Pak Agung dan Andra malah tertawa-tawa senang, malah mereka semakin terangsang ketika mendengar isak tangis Farida yang putus asa dan ketakutan. Kedua tangan Pak Agung mencekal pinggul Farida hingga gerakan pinggul siswi cantik itu semakin terbatas sementara kepala penisnya kembali bergerak menekan-nekan belahan bibir vagina Farida, kepala penis Pak Agung berjuang setengah mati berusaha membongkar cepitan vagina Farida yang sempit mungil, butir-butir keringat semakin banyak mengucuri tubuh Farida yang sedang direjang oleh Andra agar tidak terlalu banyak bergerak. “Hmmmmppphhh.. Arrrrhh… aaaaaaaaa…!! Ah-aaaa….!!“ Mata sipit Farida membeliak ketika kepala penis Pak Agung mulai membongkar vaginanya, selangkangannya terasa sesak dipenuhi kepala penis Pak Agung yang kelewat besar untuk ukuran liang vaginanya yang mungil, Pak Agung terus menekankan batang penisnya semakin dalam hingga ia merasakan ada sesuatu yang menghalangi kepala penisnya untuk masuk lebih dalam “OAWWWWWW…..!! Heeksssss!“ keheningan disore hari itu tiba-tiba terusik oleh pekik kesakitan seorang gadis yang tengah direngut keperawannnya, Farida mengerang menahan rasa sakit yang menyiksa selangkangannya, tubuh mulusnya gemetar mengejang-ngejang menahan desakan-desakan penis si guru bejat yang terbenam semakin dalam, butiran-butiran keringat mengucur deras membalut tubuh Farida yang mengkilap indah dibawah sinar mentari sore. “Enak ya Faaa?? he he he “ Andra, si penghianat bertanya sambil meremas-remas susu Farida, sesekali jemarinya mencubit-cubit pentil Farida yang sudah mengeras. “Un-hhh…., sheeesssshhhh, aa-aahh, aaa…“ wajah Farida tampak renyah ketika bibir Andra menjepit dan memilin-milin pentil susu gadis cantik itu yang memejamkan kedua matanya yang sipit seolah-olah ia ingin lari dari kenyataan yang begitu pahit. “aaa-aaa, ahh-aaaa, ahh-owwwhh… “ kedua matanya yang sipit tiba-tiba membeliak-beliak seiring dengan tubuh mulusnya yang mulai terdesak dan tersentak-sentak ketika Pak Agung mulai menarik dan menjebloskan batang penisnya menusuki cepitan belahan vaginanya yang mungil dan peret. “Sakit.. Pak , sakittt, nngg ngggiluuu…saa..kk sakittt” Sesekali Pak Agung menghentikan tusukan penisnya ketika mendengar keluhan Farida yang kesakitan dan mulai melanjutkan tusukannya kembali setelah gadis itu dapat menyesuaikan diri. “Slofffhhh,, Plooofffhhh… Cleppp… Sllleeeppp…Jrebb.. Peefppphh” Desah dan dengus nafas Farida terdengar semakin keras ketika Pak Agung mulai memompakan penisnya dengan RPM tinggi terhadap vagina Farida sehingga menimbulkan suara seperti orang yang bertepuk tangan. Tumbukan penis pak Agung yang semakin menjadi pada vagina Farida membuat gadis cantik itu yang telah di regut keperawanannya semakin terlihat cantik dan menggairahkan. Hal ini membuat pak Agung menjadi semakin semangat lagi memompa penisnya di dalam vagina Farida. “aaa-hmmmh… crrrrr… crrrrrrr……” Andra menyumpal bibir mungil Farida saat badai kenikmatan meluluh-lantakkan pertahanan-nya, untuk sesaat mata sipit Farida beradu pandang dengan tatapan mata Andra kemudian Farida menjulurkan lidahnya untuk menjilati bibir Andra. “Ckkk. Sllccckk.. Ckkkkk.. Ckkkkk….” Andra membalas dengan mencaplok dan menghisap-hisap batang lidah Farida, suara berdecakan mulai terdengar ketika bibir Andra melumat-lumat bibir Farida, lama sekali Andra melumat dan mengulum bibir Farida, sementara tubuh Farida mulai tersentak dan terguncang ketika cepitan vaginanya kembali dipacu dan dihantam oleh batang penis Pak Agung, cairan vagina Farida membuat pegesekan penis dan vagina itu semakin nikmat, desahan dan rintihan Farida disambut oleh geraman-geraman gemas Pak Agung. “Pegel ya Faaaa, sini aku lepasin ikatan-nya….” Andra si penghianat melepaskan ikatan yang membelengu tangan dan kaki Farida, setelah berdiri dan melepaskan kain handuk yang melilit ditubuhnya yang gembrot, ia menyodorkan batang penisnya ke mulut Farida, sebuah senyum mengembang di bibir si pegulat tangguh ketika merasakan jilatan-jilatan batang lidah Farida yang terayun mengulas-ngulas kepala penisnya, jilatan-jilatan yang hangat basah, geli-geli nikmat, senyuman Andra semakin mengembang ketika Farida membuka mulutnya, tanpa membuang waktu Andra segera memasukkan penisnya ke dalam mulut Farida. “Hummmmm-hummm, emmm-emmm, mmm-mmm“ kedua tangan Andra mencengkram kepala Farida kemudian si pegulat tangguh mendeepthroat Farida, mata Andra sipenghianat tampak sayu menatap ke bawah, enak sekali rasanya ketika kerongkongan Farida berkontraksi meremas-remas kepala penisnya. CROTTTT…CROTTTTTT…., Farida berontak ia memuntahkan penis Andra dan menarik kepalanya ketika merasakan cairan sperma si gemuk meledak dalam mulutnya, tangan kirinya terangkat ke atas melindungi wajahnya dari semburan sperma sipegulat tangguh, pada saat yang hampir bersamaan tubuh Farida melenting indah. “Aemmmmmhhh… Crrruuuuttt… Cruuutttt……” dengan sukses tusukan-tusukan penis pak Agung yang besar panjang mengantarkan tubuh mulus Farida tenggelam dalam lumpur kenikmatan. Siswi cantik itu menggelinjang ketika tangan si guru bejat mengelus dan meremasi payudaranya kemudian kembali mengayun-ngayunkan batang penisnya merojok-rojok vagina muridnya yang cantik. “Kamu hebat sekali Farida, “ Pak Agung tersenyum sambil menatap Farida, ia memuji Farida walaupun sebenarnya siswi cantik itu telah kalah sebanyak dua kali dengan telak. Di bawah ayunan dan pacuan batang penis pak Agung si guru bejat, Farida kembali merintih dan merengek-rengek keenakan. Hosh.. Hoshh.. Huffhhh.., Hoshhhh…, Ploooffhhhh, tiba-tiba Pak Agung mencabut batang penisnya dan berdiri kemudian diraihnya tubuh mungil Farida dengan lembut Pak Agung membalikkan tubuhnya dan menunggingkan pinggul Farida ke arah Andra. Si pegulat tangguh menempelkan penisnya pada belahan pantat Farida kemudian mulai menekan untuk membongkar sebuah lubang yang lain, sebuah lubang yang berada di atas belahan vagina ketika seorang gadis menunggingkan pinggulnya. “Ah-Andra, ja-jangan disitu…” “Jangan melawan Faaa, atau aku akan memperkosa anus-mu dengan cara yang kasar dan menyakitkan…“Andra berbisik ditelinga Farida dengan nada ancaman.,tangan Andra mendorong punggung Farida hingga siswi cantik itu kembali membungkukkan tubuhnya, kedua tangannya bertumpu pada bahu kiri dan bahu kanan Pak Agung yang tengah berlutut di hadapannya, kedua kakinya yang mulus gemetar menahan desakan penis si pegulat tangguh yang tengah memaksa membongkar liang duburnya. “Hennggkkkkk ?????? “ mata sipit Farida membeliak sementara mulutnya ternganga membentuk huruf “A” besar, duburnya terasa panas perih ketika penis Andra menjebol pintu anusnya, sementara dari arah bawah depan tangan Pak Agung menahan pinggul Farida yang hendak bergerak turun. “Sakit, Andraaaa, Sakitttt…….!! AWWWW, Sudahhh, cabut..!! CABUTT..NGEHHHH-AWWWWWW….!!” Farida menjerit – jerit kesakitan ketika Andra menyodominya. “sabar ya Faaaa, setelah ini kamu bakal ngerasain enaknya disandwich… he he he he he…” kekehan Andra disambut oleh pekikan-pekikan keras Farida ketika si pegulat tangguh menghujam-hujamkankan batang penisnya kuat-kuat, tubuh mulus Farida terdesak maju-mundur, terdorong oleh hempasan-hempasan penis Andra, sementara pak Agung menjilati susu Farida yang terguncang hebat. Di sebelah bawah depan, tangan si guru bejat tak pernah merasa lelah mengucek-ngucek selangkangan Farida dan memainkan klitoris siswi cantik itu. “uh-uh, aa-auh, sebentar ANDRA…!! Aku mohon sebentar…!! “ Farida memohon memelas, tangan kanannya bergerak ke belakang berusaha menahan gerakan-gerakan pinggul si gemuk yang memanfaatkan moment ini dengan menarik kedua pergelangan tangan Farida ke belakang, sementara Pak Agung menarik dan menahan bahu Farida sambil mencaplok dan mengenyot-ngenyot puncak payudaranya bergantian yang kiri dan yang kanan. Lenguhan demi lenguhan terdengar semakin keras ketika Andra menyodomi anus Farida dengan kasar, butir-butir keringat Farida menetes dan terus menetes, seluruh tubuh siswi cantik itu basah bermandikan keringat dan peluh yang mengucur deras. “Andra, pelanhh-pelannnnnhhh, Sakiii….ttt..!! Sakhittt sekaliii AOWWW……!! “ “Bolehhhh….aku akan melakukannya dengan lembut, tapi kamu minta Pak Agung untuk mensandwich kamu gimana, double penetration, minta di-DP…ayo cepat…. Hihhhh….” Andra menghentakkan penisnya dengan kasar hingga Farida memekik keras. “Pakkk…, tolong Pakkkk, minta di-DP“ rasa sakit akibat disodomi membuat Farida harus rela melepaskan harga dirinya dan memohon pada Pak Agung yang segera mengangkat kaki mulus Farida hingga tubuh mulus Farida melayang diantara jepitan tubuh pak Agung yang berotot dan tubuh Andra yang gemuk berlemak, wajah Farida terangkat ke atas ketika merasakan desakan kuat pada belahan vaginanya dan croossshhh, Farida kembali berteriak kecil ketika penis Pak Agung membelah vaginanya.. “Nggggu-uuuunhhhhhhhhhh ??!! akh-ahh, ahhh-ahhh , aaaaah “ mata sipitnya membeliak-beliak ketika kedua benda itu bergerak secara bersamaan, semakin lama bergerak semakin cepat. “Andra, kamu janji, pelan-pelannhh, AWWWW, Aduh-duh, AWWWW……..”, nggakk mau…!! Andra jangannn!! Aduhhh BAPAKKKKKK!!“ sungguh malang nasib Farida tubuh mungilnya terkulai tanpa daya, berkali-kali ia meringis merasakan sodokan-sodokan yang kuat menerjang cepitan vagina dan liang anusnya, sementara sinar mentari semakin meredup “crruuttt… cruuttttt……..ohhhhhhhhhhhhhhhhh” kepala Farida terkulai dibahu kanan pak Agung, kedua tangannya berkalung dileher si guru bejat, sementara liang anus dan vaginanya terus dipaksa mengendarai dua batang penis milik Andra dan Pak Agung. “Hssshhh. Oh-ah, andra-BAPAKK.., Ouuh, Ihhhhhh ??Hemmm Mmmmmphhh, Oww Crrruuttt currrttttt“ gairah Farida meledak-ledak, nafasnya terengah-engah dan tertahan-tahan ketika vaginanya kembali berdenyutan memuntahkan ledakan cairan nafsu yang terasa nikmat.luar biasa Tubuh mulus Farida masih terangkat–angkat tanpa daya di antara himpitan tubuh Andra dan Pak Agung, tusukan-tusukan penis mereka semakin gencar menghajar vagina dan anusnya yang sudah terkulai lemas. “Kecrotttt….!!HUNGHHHHH “ “WAAA, KECROTTTT… CROTTTT….” Andra dan Pak Agung mendesak dan memeluk tubuh mulus Farida seolah-olah mereka hendak meremukkan tubuh gadis itu, dengan hati-hati mereka berdua menurunkan tubuh Farida dan mendudukkan gadis itu di atas kursi rotan itu kembali, Andra masuk ke dalam dan kemudian kembali dengan membawa tiga gelas coca-cola dingin. “Glukkkk… GLukkkk… GLukkk….” Farida meneguk minuman yang diberikan oleh Andra sampai habis, Andra tersenyum sambil membelai rambut Farida yang basah.. “Faaaaa, nungging sayanggg, Bapak masih pengen…“ Setelah meletakkan gelas itu diatas sebuah meja Farida menungging menuruti perintah Pak Agung, si guru mesum menempelkan penisnya pada belahan vagina Farida, JREBBBBBB…!! Dengan sekali tusuk dijebloskannya batang penisnya membelah kembali cepitan vagina muridnya yang cantik. “PLOKKK… PLOKKKK… PLOKKKK….Cepphlokkk” “wa-ahh, uhh,.! “tubuh Farida tersungkur – sungkur ketika selangkangan Pak Agung mendesak dan membentur buah pantatnya, dengan teratur penis besar pak agung menggasak vaginanya. “ck.. ck ck , Pak Agung kuat amat ya ?? gimana caranya supaya saya bisa sekuat pak Agung ?? “ Andra duduk dengan santai di atas kursi rotan yang berderit menahan beban tubuhnya yang over weight sambil bertanya pada sang guru yang tengah menunggangi Farida. “kuncinya adalah menjaga stamina, rajin berolah raga, kurangi lemak di tubuh kamu HA HA HA HA” “Yeeeee Bapak, ditanya malah ngeledek…” Pak Agung tersenyum, sementara kedua tangannya mengusap-ngusap butiran keringat yang membasahi punggung Farida, dibelainya rambut Farida yang indah, sesekali digodanya siswi cantik itu dengan sentakan-sentakan batang penisnya yang menyentak-nyentak dengan kuat. Dirayunya agar Farida mau bergoyang. “Pefffhhh.. Pefffhhh Plokkkk… Plokkkk…..Pefffhhhh….” suara-suara menggairahkan terdengar merdu ketika Farida mulai berani menghempas-hempaskan pinggulnya ke belakang, sesekali wajahnya terangkat ke atas menahan rasa nikmat yang tak tertahankan, pak Agung menyambut hempasan pinggul Farida dengan sodokan batang penisnya. “Arh-aaaa.., cerrrrrrrrrrrttttt.. cretttttt…..” tidak membutuhkan waktu yang lama bagi Pak Agung untuk menundukkan Farida, dengan mudah si guru bejat membimbing Farida berkali-kali menuju puncak klimaksnya., gerakan-gerakan pak Agung kini begitu lembut hingga membuat FArida serasa melayang-layang dalam dunia nafsu yang penuh kenikmatan, setelah kalah beberapa ronde, pada ronde terakhir Farida merasakan semburan sperma Pak Agung meledak di dalam liang vaginanya.. Nafsu birahi Andra kembali naik sampai ke ubun-ubun ketika Farida dan Pak Agung mencapai puncak klimaks bersama-sama, si pegulat tangguh segera meraih tubuh mulus Farida, dibaringkannya tubuh mulus yang sudah kelelahan itu di atas lantai kemudian ia menindih Farida, Cleppppppp, “emhh…”Farida merintih ketika penis Andra kembali menusuk vaginanya, kedua kakinya melingkari pinggul Andra yang bergerak dengan giat menghempas-hempas mendesaki selangkangannya, batang penisnya memompa dan memacu vagina gadis itu yang merintih di bawah tindihan tubuhnya yang gemuk, malam yang panjang dihiasi oleh suara rintihan dan desahan-desahan seorang siswi cantik yang menggairahkan, berulang-kali Pak Agung dan Andra bergantian menaiki dan menindih tubuh Farida yang molek.. ****************************** Pagi hari Tangan Seorang penghianat menyambar sebuah gelas berisi lintingan nama tiga orang sahabatnya yang masih perawan, sementara di atas ranjang Pak Agung masih asik menggeluti tubuh mulus Farida, sebuah senyuman mengembang di bibir Andra, terbayang sebuah persekongkolan yang menguntungkan antara Pak Agung dan dirinya beberapa minggu yang lalu. Persekongkolan untuk menjebak Pak Dion CS, memperawani keempat sahabatnya yang cantik, dan merebut hasil jarahan Pak Dion CS. “Sekarang giliran Andra ya Pak, Andra juga pengen belah duren” “Yawdah, semoga beruntung…!! Bapak masih sibuk nihhh” Pak Agung semakin keasikan menusuk-nusuki belahan vagina Farida, gadis cantik keturunan Chinese itu merintih-rintih lirih, kedua matanya yang sipit merem–melek menikmati genjotan gurunya, dengan kuat Andra mengocok-ngocok gelas di tangannya hingga sebuah lintingan kertas terlempar keluar!! Mata Andra mendelik membaca sebuah nama yang tertulis diatas lintingan kertas itu. “YA AMPUNNN, ANDRA DAPET (blank…he he he la la la la) PAKKKKKK…..!! WUIHH…!! Asik punya nichhhh.. Cihuiii…!“ si pegulat tangguh berseru gembira, sementara Pak Agung memeluk tubuh mulus Farida erat-erat JREBB… JREBBBB.. JREBBBB….!! Batang penisnya semakin kuat merojok-rojok vagina si gadis. “Ah-ah BAPAKKK…!! Crrruttt Cruuttttt…….”Farida membalas memeluk tubuh Pak Agung, kaki mulusnya membelit pinggul si guru bejat, desah nafasnya bersambutan saling menyambung dengan desah nafas Pak Agung. “Enak sayang ?? hemmmm ?? Cupphhh.. Cupphhhh…,kamu cantik sekali sayang, memek kamu legit banget, perettt!!” si guru bejat begitu pandai merayu dan memuji Farida hingga gadis itu terbuai, terlena oleh bujuk rayu sang guru, sepasang kakinya yang mulus mengangkang pasrah ketika dengan lembut penis Pak Agung yang besar panjang menusuki belahan vaginanya. Andra si pegulat tangguh tersenyum kemudian tertawa kecil sambil menutup pintu kamar itu, membiarkan Pak Agung yang tengah asik mengeluti Farida.
Posted on: Wed, 21 Aug 2013 05:37:16 +0000

Recently Viewed Topics




© 2015