Optimalisasi lahan Tidur, Sebuah Kebijakan yang - TopicsExpress



          

Optimalisasi lahan Tidur, Sebuah Kebijakan yang Ditunggu Diposting oleh : Administrator | Sabtu, 27 Juli 2013 - 00:32:36 WIB | Dibaca: 8 kali Bogor, gesitnews- Salah satu faktor penting penunjang pembangunan pertanian adalah dengan melakukan optimalisasi lahan, cetak sawah baru dan pengelolaan air yang merupakan upaya untuk meningkatkan produksi pertanian. “Optimalisasi pemanfaatan lahan harus menjadi salah satu kebijakan dari pemerintah, untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani, sebagai upaya pencapaian ketahanan pangan,” papar Ade Sanjaya, salah seorang pemerhati pertanian di Kabupaten Bogor, saat berbincang-bincang dengan gesit di kediamannya beberapa waktu lalu. Kemudian ia mengemukakan salah satu jalan alternatifnya dengan memproduktifkan tanah negara atau tanah garapan, yang kondisinya garung atau menjadi lahan tidur. “Upaya ini juga untuk menjawab permasalahan semakin menyempitnya areal pesawahan akibat alih fungsi yang dapat berakibat pada turunnya produksi pertanian,” ujar Ade Sanjaya yang juga Caleg DPRD Kab. Bogor Dapil 1 dari partai Demokrat. Menurutnya, saat ini di Kab .Bogor banyak terdapat lahan tidur, yang kepemilikannya dikuasai oleh Perhutani, negara, Pemkab, developer dan pengusaha. Sementara petani yang ada di Kab. Bogor, saat ini kedudukannya kebanyakan sebagai penggarap. Lahan yang dimiliki seorang petani pun paling hanya mencapai 1000 sampai 2000 m2, tentunya dengan luas lahan yang minim, harus diimbangi dengan upaya lain agar pemenuhan kebutuhan sehari-hari tercukupi. Ade memperkirakan, dari luas lahan yang hanya seribu sampai dua ribu meter persegi itu jika diasumsikan dalam satu hektar dapat menghasilkan 5 ton gabah, maka diperkirakan pemilik lahan tersebut hanya bisa menghasilkan 5 kwintal hingga satu ton gabah kering panen, saat ini harga satu kilogram gabah kering panen mencapai Rp 3.000 maka penghasilan yang bisa diraup Rp.3 juta. Jumlah tersebut dibagi jumlah masa tanam yang mencapai empat bulan. Dengan demikian perbulannya mencapai Rp 750.000. Jumlah tersebut belum dipangkas biaya produksi. “Pendapatan yang bisa diraup masih jauh dari standar hidup saat ini, jika berpatokan pada upah minimum regional pendapatan tersebut belum memadai,” ujarnya. Melihat kondisi itu kata Ade, Pemkab harus bisa melakukan terobosan agar permasalahan keterbatasan lahan yang digarap petani bisa segera ditanggulangi. Terobosan itu bisa diwujudkan dalam sebuah peraturan daerah yang mengatur tentang optimalisasi lahan-lahan tidur. Melalui perda tersebut bisa menjembatani antara petani dengn pemilik lahan, sehingga lahan tidur tersebut bisa lebih produktif. Dalam jangka panjang, Pemkab Bogor harus mulai mengarahkan sentra-sentra pertanian perwilayah, dengan mempertimbangkan potensi yang ada. Wilayah yang kurang topangan airnya bisa diarahkan kepada jenis tanaman keras atau umbi-umbian, wilayah yang pengairannya besar bisa diarahkan untuk sentra padi, sayura-sayuran atau perikanan. “Petani harus mampu menyiasati karakteristik lingkungan pertanian ,sehingga akurasi dalam memilih komoditi bisa dicapai,” paparnya. Lebih lanjut Ade mengatakan faktor lain guna meningkatkan pertanian adalah dengan memperbaiki penggunaan benih unggul, benih harus bisa menghasilkan peningkatan produksi baik secara kualitas maupun kuantitas, serta dapat tahan terhadap serangan hama dan penyakit guna meminimalisir gagal panen. Selain itu, kondisi pengairan atau irigasi harus dibenahi, saat ini masih banyak irigasi yang harus diperhatikan baik kondisi bangunan irigasinya maupun debit air yang mulai berkurang, padahal keberadaan air termasuk faktor penting untuk mengembangkan sektor pertanian. Di akhir perbincangan dengan gesit, pria yang ramah dan murah senyum ini mengaku sangat mendukung program revitalisasi pertanian yang dicanangkan Bupati Bogor Rachmat Yasin. Karena dengan program revitalisasi pertanian ini dapat mengangkat potensi-potensi lokal secara optimal. “Tentunya program tersebut harus ditunjang ketersediaan infrastruktur, pengembangan kelembagaan pertanian, pembinaan serta SDM pertanian yang berkualitas, sehingga titik capainya diharapakan dapat membangun ketahanan pangan di tengah masyarakat,” Pungkasnya. Reporter: P
Posted on: Fri, 26 Jul 2013 19:31:10 +0000

Trending Topics



x;">
I dont know if many of you have seen the articles floating around
O livro "Rei Branco e Rainha Vermelha" narra de que forma o jogo
Estava aqui pensando sobre o aumento da violência urbana em
REVOLUSI BISNIS 2013 PALING BOOMING!!!!!!! Bisnis Online dengan 2

Recently Viewed Topics




© 2015