PERANGKAP SETAN “Membiasakan Dosa” بسم الله الرمن - TopicsExpress



          

PERANGKAP SETAN “Membiasakan Dosa” بسم الله الرمن الرحيم السلام عليكم ورحمة الله وبركاته..... Jama’ah Yang di rahmati Allah Swt. Semua orang tahu, betapa susahnya menghilangkan sebuah kebiasaan, apapun bentuknya. Jika telah terbiasa dengan suatu amal kebaikan, satu kali saja amal itu terlewat, hati akan terasa tidak nyaman. Ada semacam ganjalan yang menjadikan diri tidak tenang. Shalat misalnya, ada perasaan tidak tenang saat kita lupa mengerjakan atau mengakhirkan waktunya. Demikian pula kebiasaan itu berupa amal keburukan. Meski sadar kebiasaan itu berbahaya, tak sedikit yang masih nekat melakukannya. Hasrat demikian menggelora saat waktu kebiasaan itu tiba. Mencuri misalnya, ada yang memang mencuri karena tuntutan kebutuhan, tapi ada juga yang merupakan kebiasaan buruk, ia mencuri hanya untuk ‘kesenangan’ dan mengobati rasa kecanduannya. Jama’ah rahimakumullah. Bidikan setan. Inilah karakter dasar manusia yang tentu saja telah diinventaris setan sebagai acuan dalam melancarkan serangan. Setan akan berusaha menjebak manusia pada satu kebiasaan buruk, maksiat dan dosa, baik dosa kecil atau malah dosa besar. Apa keuntungannya ? luar biasa. Ternyata inilah investasi setan yang sangat besar dengan keuntungan yang berlipat ganda. Pertama, jika suatu dosa telah menjadi kebiasaan, maka untuk melakukannya di lain hari, setan tak perlu bersusah payah lagi. Cukup dengan satu sentilan ringan, dengan sendirinya manusia akan melakukan dosa yang telah menjadi kebiasaan. Seakan-akan, hal tersebut telah menjadi bagian dari siklus hidupnya. Seorang yang biasa mengumpat dengan kata-kata kotor, ia akan secara reflek mengeluarkan umpatannya meski hanya kesandung batu. yang biasa mengghibah, akan merasa gerah saat datang kesempatan berupa kesalahan yang dilakukan saingan atau tetangga sebelah. Seorang pezina akan mudah terangsang dan segera melampiaskan syahwatnya saat melihat sedikit aurat yang terlarang. Ibarat tanaman, akarnya telah kuat tertancap. Meski batang terpenggal, bukan mustahil suatu saat akan bertunas, tumbuh kembali seperti semula. Mungkin suatu ketika seseorang tersadar kemungkinan kebiasaan lama tersebut muncul kembali. Illa man rahima rabbih, kecuali orang yang dirahmati Rabbnya. Sampai ketika setan terbenggu ketika ramadhan tiba mangsanya akan tetap melakukanmaksiat seperti biasanya. Ketika ditanya mengapa masih banyak maksiat padahal setan dibelenggu saat ramadhan tiba seperti di sebutkan dalam hadits? Imam Al-Qurtubi menjelaskan, bahwa meski seluruh atau sebagian setan terbelenggu, namun tidak lantas maksiat akan musnah sama sekali. Sebab perbuatan maksiat memeliki sebab lain, diantaranya adalah nafsu yang jahat, kebiasaan buruk dan setan dari jenis manusia yang tidak terbelenggu. Hal ini sebagaimana terdapat dalam fathul bari Juz VI, dalam keterangan hadits 1766 tentang “shufidatiysayathin”, setan terbelenggu pada bulan ramadhan. Jama’ah rahimakumullah Kedua, jika telah terbiasa, hati dan tubuh akan merasa ringan menjalankannya. Inilah keuntungan lain bagi setan yang tak kalah besarnya dibanding yang pertama. Sebab jika hati tak lagi menyesal karena dosa yang dilakukan, taka al inilah sinya kebiasaan karena dosa akan dilakukan tanpa beban. Sedang dalam hadits disebutkan penyesalan adalah bagian dari taubat. Penyesalan juga merupakan cikal bakal taubat dan kesadaran. Lantas jika rasa sesal telah hilang, masih mungkinkah keinginan taubat datang?. Dengan kata lain, sedikit demi sedikit setan telah menancapkan pagar jeruji yang menghalangi manusia dari pintu taubat. Menjadikan manusia menganggap remeh dosanya dan melupakan taubat pada Rabbnya. Ibnu Mas’ud berkata : “ Sesungguhnya orang-orang mukmin itu melihat dosa-dosanya, seakan akan dia sedang berada di kaki gunung. Dia takut gunung itu akan menimpa dirinya. Sedang orang yang fajir (pendosa) ia melihat dosanya seperti lalat yang hinggap di hidungnya dan berkata, “cukup begini saja”, artinya ia menganggap dosa itu akan hilang hanya dengan sekali tepisan. Jama’ah rahimakumullah. Kadang orang menganggap tidak masalah terhadap dosa kecil. Toh, seperti pepatah, sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit kesalahan keil yang bertumpuk, suatu saat akan menjelma menjadi dosa yang bias jadi jauh lebih berbahaya dari dosa besar. Hal ini juga dibenarkan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya : “ Tak ada dosa kecil selagi terus menerus dikerjakan dan tak ada dosa besar selagi dimohonkan ampunan” (H.R. Ad Dailami) Justru dosa kecillah yang lebih mudah dijadikan umpan, sebab dosa besar terlalu kelihatan dan secara uum manusia telah tahu keburukannya. Seseorang boleh merasa bahwa dia telah terbebas dari dosa mencuri, zina atau minum khamr. Tapi teta saja ia perlu berhati-hati da waspada dari dosa-dosa yang dianggap kecil seperti su’udzan, ujub, mengumpat, menyalahgunakan amanah dan lain sebagainya. Jama’ah rahimakumullah… Bagaimana solusinya ? Dibutuhkan lebih dari sekedar semangat apalagi kesadaran yang hanya sesaat untuk mengentaskan diri dari jebakan setan ini. Selain azzam yang kuat, juga harus disertai ketekunan jika ingin terlepas dari kebiasaan buruk. Jika godaan pertama dan kedua kita berhasil dan selamat, kita harus meningkatkan kewaspadaan untuk kali yang ketiga. Sebab bisa jadi, ketika mengetahui mangsanya berusaha lepas dari jebakannya, setan akan kembali meningkatkan godaannya. Jalan lain, kita bias berusaha menandingi atau mengganti kebiasaan buruk tersebut dengan mulai melakukan kebiasaan baik. Akan terasa berat memang, tapi jika kita memulai, kapan lagi kita akan melakukannya? Akhiru Kalam, السلام عليكم ورحمة الله وبركاته......
Posted on: Thu, 25 Jul 2013 08:12:46 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015