“Pa, aku jengkel banget sama Syahrini yang sombong itu!” kata istriku melalui telpon. “Tolong dikritik habis di twitermu, Pa!” imbuhnya berapi-api. Panjang lebar istriku melampiaskan ketidaksukaannya kepada artis tak berprestasi itu. Aih, aku kok ikut-ikutan tak menyukai si bulu mata cetar membahana itu. Makin jengkel aku ketika mengetahui bulu mata produksinya dijual seharga Rp. 5 juta. Amang jo? Angka lima itu disesuaikan dengan lamanya dia berkarir di dunia entertain, lima tahun. Bagaimana pula kalau sudah puluhan tahun? “Tolong, Pa, segera hentikan karir Syahrini,” pinta istriku. Istriku bisa saja, emangnya aku bisa? Meskipun hujan bisa kuhentikan, bukan berarti kesombongan dan keserakahan manusia bisa kuhentikan. Mestinya kubawa Syahrini ke kolong jembatan agar dia tahu bahwa pemilik perut lapar di sana tak akan tertidur dengan nyanyiannya. Juga tak akan kenyang dengan bulu matanya. Jika mau, dengarkan aku Syahrini, “Jangan cambuk para jelata dengan bulu matamu!”
Posted on: Thu, 24 Oct 2013 06:23:36 +0000
Trending Topics
Recently Viewed Topics
© 2015