Penanganan yang Tepat Pasien Selamat ! Kurangnya informasi dan - TopicsExpress



          

Penanganan yang Tepat Pasien Selamat ! Kurangnya informasi dan edukasi seputar kesehatan dimasyarakat masih sangat sering terjadi. Hal ini membuat tingkat kesehatan masyarakat kita bisa dibilang masih lebih tertinggal diantara Negara tetangga seperti singapura, Malaysia dan australia. Hal ini tentu saja menimbulkan keprihatinan karena kesehatan adalah salah satu tolak ukur kemajuan sebuah Negara. Pengalaman kami ketika menjumpai banyak pasien dengan berbagai penyakit menemukan adanya ketidak tahuan maupun kesadaran baik dari pasien maupun keluarganya sehingga dalam proses pengobatan menjadi tidak maksimal dan berujung menjadi sebuah kerugian bagi pasien itu sendiri. Berikut ini saya coba sajikan 6 jenis penyakit yang termasuk paling sering kami temui dan cukup menarik untuk dibahas karena seringkali menemui kesulitan dalam penatalaksanaan pengobatannya. 1. Kasus TBC/ tuberkulosis: Pada seseorang yang positif mengidap penyakit TBC setelah menjalani serangkaian pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter. Penderita seharusnya diwajibkan untuk mengkonsumsi obat anti TBC selama 6 bulan. Namun yang terjadi dimasyarakat seringkali pasien tidak mengindahkannya dan hanya minum 1 atau 2 bulan dengan alasan karena keluhan sudah dirasa membaik. Padahal hal ini justru berbahaya karena penderita masih dapat mengalami kekambuhan dan menularkan kuman TBC bagi orang lain dan parahnya kuman TBC tersebut bisa menjadi kebal (resisten) dan tidak mempan dengan pemberian obat anti TBC lagi. 2. Kasus Fraktur / Patah tulang : Didaerah kami masih banyak kasus terjadinya kecacatan akibat penanganan patah tulang yang kurang tepat. Masyarakat awam / daerah terkadang lebih senang mempercayakan penanganan patah tulang pada dukun pijat / sangkal putung. Yang menjadi masalah mereka tidak melihat secara obyektif mengenai kondisi patah tulangnya. Hanya pijat, tarik, plintir sana sini, dipasang kayu tanpa mengetahu kondisi patah tulangnya dari foto rontgen. Tak lama berselang sekitar 4 atau 6 bulan kemudian banyak kejadian pasien baru dibawa ke dokter karena tulang tidak menyambung, bengkok, panjang sebelah, nyeri tak kunjung hilang, jari jemari susah digerakkan, pincang, dll. Hal ini terjadi karena ketidak tahuan masyarakat tentang penanganan yang benar untuk kasus-kasus patah tulang yang sebenarnya memerlukan penanganan khusus supaya setelah sembuh dapat berfungsi dengan baik dan mendekati sempurna. 3. Kasus Usus Buntu / Appendixitis: Gejala penyakit ini sangatlah khas, yaitu adanya nyeri dibagian perut kanan bawah, bisa terus menerus atau hilang timbul, biasanya disertai dengan demam. Sebenanrnya seorang dokter hanya dengan melakukan pemeriksaan fisik bisa mendiagnosis penyakit ini. Namun untuk menghindari kesalahan dalam diagnosis, dokter biasanya akan menyarankan pemeriksaan darah, USG atau rontgen khusus appendix jika diperlukan untuk mendukung penegakkan diagnosis tersebut. Yang seringkali terjadi setelah didapatkan diagnose pasti adanya radang pd usus buntu yang memerlukan tindakan operasi, terkadang keluarga / pasien menolak untuk dioperai saja atau malahan ada yang memilih berobat alternative. Tidak jadi masalah bagi kami, namun yang ditakutkan benar terjadi akhirnya mereka kembali datang pada dokter dengan kondisi radang usus buntu yang sudah pecah dimana infeksi sudah semakin berat. Kondisi semacam ini merupakan salah satu kondisi kegawatan yang harus segera dilakukan tindakan pembedahan karena jika ditunda nyawa yang akan menjadi taruhannya. 4. Kasus Cedera kepala: Seperti kita tahu kepala manusia berisi otak yang mengatur seluruh fungsi dan system organ tubuh termasuk mengatur pernafasan dan sirkulasi darah jika ada gangguan disana tentu saja seluruh kerja tubuh akan terganggu. Kami sering menemu pasien yang mengalami kecelakaan / trauma pada kepala dan kondisi kesadaran sedikit menurun namun pasien dan keluarga enggan untuk dilakukan rawat inap (observasi) dan dilakukan pemeriksaan pendukung lain yang diperlukan semisal Ct scan. Sebenarnya Rumah sakit bukan mau mencari untung dengan pemeriksaan ini itu namun perlunya observasi adalah karena kondisi cedera kepala yang detik ini terlihat baik dan sehat, Belum tentu dalam beberapa jam kedepan pasien tersebut masih tetap sehat dan sadar, bisa saja kondisi tiba-tiba menurun drastic karena proses cedera diotak yang lambat. Itulah gunanya observasi supaya jika ada tanda kegawatan dalam beberapa waktu kedepan dapat langsung / segera ditangani dengan baik. 5. Kasus batu ginjal: seringkali kami menemui pasien dengan sakit keluhan seputar ginjal yang lebih memilih untuk melakukan pengobatan alternative dari pada mengikuti saran dari dokter. Batu pada saluran kencing bisa terletak dibeberapa tempat mulai dari ginjal, saluran kencing, kandung kemih. Keluhan dan gejala yang ditimbulkan biasanya seputar gangguan saat kencing dan nyeri pinggang. Setelah dilakukan serangkain pemeriksaan dan ditemukan letak/posisi batu yang jelas dengan ukuran. Biasanya dokter akan menyarankan untuk mengkonsumsi obat untuk menghancurkan batu tersebut, namun jika ukuran batu cukup besar dan tidak mungkin hanya dengan minum obat maka biasanya akan disarankan untuk operasi pengangkatan batu tersebut. Namun yang terjadi banyak masyarakat awam yang lebih senang coba-coba dengan memilih pengobatan alternative, alasan biaya yang lebih murah. Walaupun saat ini banyak jasa pengobatan alternaive yang justru menarik biaya mahal. Berkebalikan dengan pelayanan rumah sakit dan dokter pada mereka yang memegang kartu askes atau kartu jaminan kesehatan dari pemerintah operasi semacam ini tidaklah dipungut biaya atau mendapat banyak keringanan. Namun pada akhirnya setelah tak kunjung sembuh yang terjadi banyak diantara mereka yang datang kembali dengan kondisi sudah mengalami kerusakan fungsi ginjal permanen dan terpaksa harus menjalani cuci darah rutin dan berkala. Jika sudah begini operasipun tidak mungkin dilakukan dan tidak ada gunanya karena fungsi ginjal sudah rusak. 6. Kasus Ulkus Diabetikum: ini merupakan luka yang tak kunjung sembuh biasanya di kaki pada penderita diabetes / kencing manis. Kasus seperti ini memerlukan perawatan luka rutin dan pasien wajib mengontrol kadar gula darah agar tetap normal dengan pola diet dan konsumsi obat diabet. Namun yang terjadi seringkali kami menemui pasien dengan kasus seperti ini tidak taat / disilplin dalam mengkonsumsi obat gula dan membiarkan luka dirawat seadanya tanpa dibantu orang yang mengerti tentang tata cara merawat luka yang baik dan benar semacam tenaga medis & paramedis. Ada juga pasien yang mengobatinya secara coba-coba dengan diberikan ramuan-ramuan, obat-obatan herbal, dll yang tidak jelas asal muasalnya. Lagi-lagi pada akhirnya mereka kembali lagi pada dokter dengan kondisi luka yang sudah semakin parah atau bahkan sel dan jaringanya sudah mati sehingga sudah tidak mungkin untuk diobati dan harus dilakukan amputasi. Itulah sedikit contoh kasus yang sering terjadi di lapangan dan perlu perhatian khusus bagi kita semua. karena dengan edukasi yang benar niscaya angka cacat dan kematian akibat penyakit diatas dapat ditekan. Masih banyak sekali contoh kasus lain seperti kasus yang berkaitan dengan sakit jantung, kanker, stroke, liver, dll yang ingin saya bahas. Namun supaya tidak terlalu panjang lebar dan mudah dipahami saya coba sajikan sedikit demi sedikit semoga dapat memberikan sedikit pencerahan sehingga jika anda atau keluarga mengalami kasus-kasus penyakit yang sama dapat segera mendapatkan penanganan yang tepat dan benar #AdilIsradi1makassarRaya
Posted on: Mon, 29 Jul 2013 04:56:51 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015