Pengetahuan kesohihan dalam menilai hadits saja didasarkan pada - TopicsExpress



          

Pengetahuan kesohihan dalam menilai hadits saja didasarkan pada penalaran rasional/logika atau ilmu kalam, contoh kaidah argumen inti yg menggunakan premis logika dalam menilai kesohihan hadis adalah premis di bawah ini: Keandalan rowi dalam hal kesalehan: 1. Takut kepada Allah menjadikan manusia[rowi] tidak berbohong. 2. Rowi tampaknya taqwa 3. Oleh karena itu, rowi ternyata tidak berbohong. Keandalan Rowu dalam hal akurasi: 1. Seseorang rowi dengan memori yang sangat baik cenderung meriwayatkan secara akurat, karena mereka menerima rantai hadis. 2. Rowi memiliki memori yang sangat baik 3. Oleh karena itu, Riwayat kemungkinan besar akurat ketika di sampaikan. DLL SeBAGAIMANA yang Anda lihat dalam kaidah penilaian hadis di atas,maka dengan menolak logika atau ilmu kalam sebagai sarana untuk pengetahuan tentang kebenaran,utu akan merusak berbagai pengetahuan dalam agama, bahkan dalam hal kesohihan hadis. Memang Perintah yang berkaitan dengan cara ibadah atau menyembah itu tidak bisa diketahui oleh akal saja, inilah yang dimaksud dalam riwayat yg mengatakan: Seandainya agama itu semata-mata menggunakan akal maka seharusnya yang diusap adalah bagian bawah khuf/sepatu ketimbang bagian atasnya. Sebagai contoh, bagaimana orang faham dengan logikanya kenapa membasuh wajah (dalam wuđuu), setelah keluar sesuatu dati dubur dan qubulnya? maka secara logika seseorang dengan logika normal, itu akan membasuh tempat di mana kotoran itu keluar, karena tujuan asal mencuci/membasuh adalah untuk membersihkan. Dalam hal yang sama, kita kaitkan masalah membasuh khuf, tujuan asalnya adalah untuk membersihkan, dan bagian dari Khuff yg paling membutuhkan pembersihan adalah bagian bawahnya. Masalahnya dalam alasan tersebut itu adalah tidak rasional! karena itu didasarkan pada premis yang salah. Nah Dalam hal ini premisnya adalah tentang membasuh untuk membersihkan kotoran. padahal membasuh dalam wudu dan membasuh khuff itu tidaklah utk membersihkan kotoran , karena wuđuu bukan tentang membersihkan kotoran,tapi menurut alquran/hadis wudu dan membasuh khuf utk membersihkan hadas yg jelas tdk kelihatan,jadi Alasan membersihkan kotoran itu tidak memiliki dasar dari alkitabiah untuk menjadi kesimpulan dalam hukum agama. Ini lah maksud bahwa agama tdk semata mata mengunakan akal, karena itu logika palsu yg tidak berdasar. berbeda dgn ketika kita mengunakan akal/ilmu kalam dalam hal memahami kandungan ayat dan hadis tentang sebuah keyakinan,sehingga tdk terjadi kontradiktif istilah dan femahaman. Al quran memiliki banyak contoh mengnajurkan argumen logis untuk membuktikan kebenaran keyakinan Islam. Misalnya, anjuran untuk memikirkan bukti eksistensi dan atribut Allah, itu sangat banyak dalam Quran, dan tidak dibatasi dengan apa yang letrleg disebutkan dalam text, Sebuah contoh adalah ayat ini: إن في خلق السماوات والأرض واختلاف الليل والنهار لآيات لأولي الألباب Artinya: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan perbedaan malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi mereka yang memiliki pikiran perseptif." (Aal-Imran, 190) maka utk mengamalakn dan memahami firman Allah tersebut, Satu-satunya cara adalah dengan melihat karakteristik ciptaan dan memperoleh bukti logis berdasarkan pada keadaan ciptaan untuk bukti keberadaan Sang Pencipta.
Posted on: Mon, 05 Aug 2013 18:33:18 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015