::Penjelajah Bahari: Pengaruh Peradaban Nusantara Di - TopicsExpress



          

::Penjelajah Bahari: Pengaruh Peradaban Nusantara Di Afrika:: Jauh sebelum bangsa Eropa mengklaim bahwa bangsanya adalah yang terhebat di dunia karena berhasil melakukan perjalanan keliling samudera pada abad XVI, nenek moyang bangsa Nusantara sudah terlebih dahulu melakukannya. Bahkan seribu tahun lebih sebelum petualangan Cheng Ho dan Columbus. Cheng Ho (1405 " 1433) dan Christopher Columbus (1451-1506) adalah dua pelaut ulung yang tersohor di penjuru dunia. Mereka terkenal sebagai figur tangguh yang berani menantang ganasnya samudra dengan perahu sejarahnya. Tapi ternyata kepiawaian mereka jauh ketinggalan dari pelaut Nusantara. Robert Dick -Read, peneliti asal Inggris menyatakan, berdasar pada sumber sejarah yang berlimpah, pelaut-pelaut Nusantara sudah menjejakkan kaki di Afrika sejak abad ke-5 Masehi. Jauh sebelum bangsa Eropa mengenal Afrika dan jauh sebelum bangsa Arab berlayar ke Zanzibar. Cheng Ho apalagi, pelaut China yang pernah mengadakan muhibah ke Semarang pada abad ke-14 M, ini jelas ketinggalan dari moyang kita. "Karya ilmiah yang sangat mengesankan, berdasarkan sumber-sumber yang sangat berlimpah yang dihasilkan dari penjelajahan dan penelitian tentang seni dan budaya banyak daerah Afrika maupun negara-negara lain." Sir Mervyn Browm, pengarang Madagascar Discovered dan A History of Madagascar Penelitian ini mengungkap bukti-bukti mutakhir bahwa para pelaut Nusantara telah menaklukkan samudra jauh sebelum bangsa Eropa, Arab, dan Cina memulai zaman penjelajahan bahari mereka. Sejak abad ke-5 M, para pelaut Nusantara telah mampu menyeberangi Samudra Hindia hingga mencapai Afrika. Para petualang Nusantara ini bukan hanya singgah di Afrika. Mereka juga meninggalkan banyak jejak di kebudayaan di seluruh Afrika. Mereka memperkenalkan jenis-jenis tanaman baru, teknologi, musik, dan seni yang pengaruhnya masih bisa ditemukan dalam kebudayaan Afrika sekarang. Berbagai hipotesis mengejutkan: • Antara abad ke-5 dan ke-7, kapal-kapal Nusantara mendominasi pelayaran dagang di Asia. • Pada abad-abad itu, perdagangan bangsa Cina banyak bergantung pada jasa para pelaut Nusantara. • Sebagian teknologi kapal jung dipelajari bangsa Cina dari pelaut-pelaut Nusantara, bukan sebaliknya. • Dari manakah asal emas berlimpah yang membuat Sumatra dijuluki Swarnadwipa (Pulau Emas)? Mungkinkah dari Zimbabwe? • Mungkinkah tambang-tambang emas kuno di Zimbabwe dibangun oleh para perantau Nusantara? Dalam penelusurannya, Dick-Read menemukan bukti-bukti mutakhir. Diantara bukti tersebut adalah banyaknya kesamaan alat-alat musik, teknologi perahu, bahan makanan, budaya dan bahasa bangsa Zanj (ras Afro " Nusantara). Di sana ditemukan sebuah alat musik sejenis xilophon atau yang kita kenal sebagai gambang dan beberapa jenis alat musik dari bambu yang merupakan alat musik khas Nusantara. Ada juga kesamaan pada seni pahat patung milik suku Ife, Nigeria dengan patung dan relief perahu yang terpahat di candi Borobudur. Beberapa tanaman khas Indonesia yang juga tak luput hijrahke sana, semisal pisang raja, ubi jalar, keladi dan jagung. Menurut penelitian George Murdock, profesor berkebangsaan Amerika pada 1959, tanaman-tanaman itu dibawa orang-orang Nusantara saat melakukan perjalanan ke Madagaskar. Bukan itu saja, hipotesa Dick "Read cukup mengejutkan mengenai kehebatan pelaut Nusantara. Diantaranya adalah, rentang antara abad ke-5 dan ke-7 M, kapal-kapal Nusantara banyak mendominasi pelayaran dagang di Asia. Pada waktu itu perdagangan bangsa Cina banyak bergantung pada jasa para pelaut Nusantara. Hal ini dibuktikan dengan fakta bahwa perkapalan Cina ternyata banyak mengadopsi teknologi dari Indonesia. Bahkan kapal Jung yang banyak dipakai orang Cina ternyata dipelajari dari pelaut Nusantara. Terlepas dari percaya atau tidak, nyatanya penelitian Dick -Read telah menjabarkan banyak bukti yang menceritakan kehebatan pelaut Nusantara. Hal ini tentu menjadi kebangaan tersendiri bagi kita sebagai keturunannya. Sumber : Buku Penjelajah Bahari: Pengaruh Peradaban Nusantara Di Afrika by Robert Dick-Read, Edrijani Azwaldi [slametbejo]
Posted on: Tue, 30 Jul 2013 14:57:17 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015