Perseru Serui, Kisah Dari Sebuah Pulau Kecil Sepakbola memang - TopicsExpress



          

Perseru Serui, Kisah Dari Sebuah Pulau Kecil Sepakbola memang bisa membawa anda menjadi dikenal, atau bahkan mengenal hal baru, Perseru Serui merupakan bukti dari pernyataan tersebut. Tim yang baru saja memastikan tiket untuk Indonesia Super League (ISL) musim depan ini membawa kita mengetahui keberadaan kabupaten Serui, yang terletak di kepulauan Yapen, Papua. Perseru pun berharap hal yang sama, Yance Banua selaku manajer Perseru pernah berujar bahwa ia memiliki harapan untuk Serui lebih dikenal lewat sepakbola (lolos ke ISL). Dan beberapa pekan ini jutaan orang telah sadar akan keberadaan mereka, klub yang berhasil menjadi juara dua Divisi Utama ini pun masih harus pusing memikirkan biaya yang akan mereka keluarkan demi berlaga di ISL. Meski beberapa bantuan biaya datang, namun industri sepakbola kadang memakan biaya yang lebih dari yang dikira. "Tidak sampai Rp5 miliar. Kami mendapatkan bantuan dari sponsor Bank Papua, PT Liga Indonesia dan beberapa teman-teman pengusaha daerah yang ikut mendukung. Sementara kekurangannya, dari Pemerintah Daerah (Pemda) Serui," ujar Yance soal bagaimana bantuan yang didapat untuk tim Kuda Laut Oranye ini. "Misalnya saja, dari Serui-Biak cuma 20 menit tapi biaya per orangnya Rp1 juta. Kalau ke Jakarta, Rp4 juta dan pada hari libur biaya bisa lebih besar. Lalu, kita merekrut anak-anak dari Divisi II. Manajemen tidak jor-joran dan terbuka soal gaji. Per bulannya, para pemain mendapatkan gaji yang sama, yakni Rp5 juta dan bukan kontrak," lanjut pria yang menghadiri langsung saat drawing semi-final DU lalu. Belum lagi mereka perlu melengkapi penilaian lain agar lolos verifikasi berlaga di ISL, salah satunya adalah stadion yang memadai. Mereka sadar betul bagaimana stadion Monara (kandang Perseru) belum layak untuk digunakan, hingga opsi meminjam stadion di Jayapura pun ingin mereka coba. "Kami akan membenahi stadion yang ada. Maunya kami ingin memakai stadion Mandala di Jayapura dulu untuk enam bulan pertama. Soalnya, banyak orang Serui di Jayapura," ungkap Yance. Bahkan sebelum mereka menjalani laga final DU (14/9), sang pelatih, Robby Maruanaya baru saja kehilangan sang ibu karena meninggal dunia, tapi profesionalisme dan komitmen tetap ia tunjukan dengan mendampingi anak asuhnya menghadapi Persebaya di final. Meski pada hasil akhir mereka tunduk 2-0 dari Persebaya, namun Robby tetap bangga, pasalnya Perseru adalah tim sederhana dengan dihuni para pemain muda, mereka membina para Putra Daerah, dan juara dua tentu bukan hal yang buruk bagi kesederhanaan skuat mereka. UL
Posted on: Mon, 16 Sep 2013 05:23:40 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015