Ricardo Kaka dan Lima Kisah "CLBK" Milan Di Turin, comeback - TopicsExpress



          

Ricardo Kaka dan Lima Kisah "CLBK" Milan Di Turin, comeback Ricardo Kaka untuk AC Milan hampir berlangsung antiklimaks. Andai tiada hadiah penalti pada menit terakhir laga, I Rossoneri sudah pulang dengan tangan hampa. Kaka pun nihil kontribusi. Pada menit ke-71, dia ditarik keluar untuk memberi tempat untuk Valter Birsa. Sejatinya, rekam jejak Milan ketika meminang kembali mantan pemainnya tidaklah memuaskan. Dari Ruud Gullit hingga Andriy Shevchenko tak mampu menampilkan peak performance laiknya masa bakti perdana. Ruud Gullit 1987 - 1993: 56 gol dari 171 penampilan di Serie-A 1994 - 1995: 3 gol dari 8 penampilan di Serie-A Membentuk trio Belanda bersama Marco van Basten dan Frank Rijkaard, Ruud Gullit memberi era kejayaan untuk Milan. Tiga titel Scudetto dan dua trofi Liga Champions jadi barometer. Pada musim panas 1993, Gullit dilepas seiring aturan tiga pemain asing di Liga Champions. Menariknya, dia turut mencetak gol saat Sampdoria menaklukkan Milan di final Coppa Italia 1994. Seolah menyesal, I Rossoneri meminang kembali. Hanya saja, rencana ini tak berlangsung mulus. Tak sampai satu tahun, Gullit dipinjamkan ke Sampdoria. Roberto Donadoni 1986 - 1996: 18 gol dari 261 penampilan di Serie-A 1997 - 1999: 0 gol dari 24 penampilan di Serie-A Masa bakti pertama sungguh manis untuk Roberto Donadoni. Lima titel Scudetto dan tiga trofi Liga Champions berhasil direngkuh. Setelah sempat berkelana di Major League Soccer selama satu tahun, Donadoni kembali San Siro. Satu Scudetto tambahan memang disumbang. Tetapi, perannya tak sentral lagi. Marco Simone 1989 - 1997: 49 gol dari 168 penampilan di Serie-A 2001 - 2002: 0 Gol dari 9 penampilan di Serie-A Masa bakti pertama Marco Simone di San Siro tergolong panjang, yakni satu windu. Berbanding lurus, performanya juga memuaskan. Dia berhasil mencetak 49 gol dari 168 laga di Serie-A. Padahal, dia harus bersaing dengan nama-nama tenar semisal Marco van Basten, Roberto Baggio, dan George Weah guna merebut satu pos di lini depan. Striker kelahiran Castellanza ini sempat bertualang empat musim bersama Paris Saint-Germain. Untuk klub terakhir, Simone sukses menyumbang titel juara Ligue 1. Tak ayal, Milan memanggilnya kembali pada musim panas 2001. Sayang, cinta lama tak selamanya indah. Simone hanya menorehkan tujuh penampilan di Serie-A tanpa catatan gol. Leonardo Araujo 1997 - 2001: 22 gol dari 96 penampilan di Serie-A 2002 - 2003: 0 gol dari 1 penampilan di Serie-A Bersama Milan, Leonardo Araujo dikenal sebagai goalscoring-midfielder. Bahkan, pada musim 1998-99, legiun asal Brasil ini sempat mencetak 12 gol di Serie-A. Akan tetapi, pada masa bakti keduanya, Leonardo turun kasta. Pentasnya hanyalah Coppa Italia. Dia tampil lima kali dan mencetak dua gol. Milan berhasil mengalahkan AS Roma di final, tapi Leonardo justru tak masuk skuad. Andriy Shevchenko 1999 - 2006: 127 gol dari 208 penampilan di Serie-A 2008 - 2009: 0 gol dari 18 penampilan di Serie-A Kisah Andriy Shevchenko setali tiga uang dengan Ricardo Kaka. Setelah gagal bersinar bersama Chelsea, striker asal Ukraina ini mendapat kesempatan kedua dari Milan. Pada pengabdian kedua, Shevchenko hanya sembilan kali mendapat kesempatan starter. Tak ayal, dia dipulangkan ke Stamford Bridge pada akhir musim. FM 1899
Posted on: Mon, 16 Sep 2013 00:39:53 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015