Saatnya Bulutangkis Indonesia Bangkit Lagi Prestasi bulutangkis - TopicsExpress



          

Saatnya Bulutangkis Indonesia Bangkit Lagi Prestasi bulutangkis Indonesia sempat mengalami masa-masa penurunan. Namun, setelah hasil positif di Singapore Open 2013, prestasi Merah Putih diyakini akan bangkit. Cukup lama prestasi bulutangkis Indonesia mengalami seret gelar terutama di nomor tunggal putra, tunggal putri dan ganda putri. Di nomor ganda putra dan ganda campuran, Indonesia masih mampu meraih gelar juara. Kini, memasuki pertengahan tahun 2013, ada sedikit titik cerah yang menggambarkan peningkatan prestasi bulutangkis di Tanah Air. Di turnamen Indonesia Open 2013, meski hanya meraih satu gelar di ganda putra melalui Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, penampilan pebulutangkis Indonesia mengalami peningkatan. Di tunggal putri, Belaetrix Manuputi mampu melaju hingga perempatfinal sebelum akhirnya tumbang oleh pebulutangkis putri Hong Kong, Yip Pui Yin. Di tunggal putra, Tommy Sugiarto berhasil menembus semifinal sebelum langkahnya dihentikan pebulutangkis Jerman, Marc Zwiebler. Usai Indonesia Open 2013, prestasi gemilang ditorehkan di Singapore Open. Tiga gelar mampu direbut pebulutangkis Indonesia, yakni tunggal putra (Tommy Sugiarto), ganda putra (Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan) dan ganda campuran (Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir). Menurut mantan pebulutangkis nasional sekaligus pelatih di PB Djarum, Sigit Budiarto, apa yang ditampilkan Indonesia di dua turnamen terakhir menggambarkan bahwa masa depan bulutangkis sangat cerah. "Indonesia mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Indonesia Open dan Singapore Open jadi bukti. Saya lihat motivasi atlet kita sangat bagus. Ini tanda-tanda bulutangkis kita bangkit lagi setelah melalui masa-masa sulit," kata Sigit, ketika ditemui di sela-sela Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis Djarum 2013, di GOR PB Djarum, Kudus, Jumat (28/6/2013) siang. "Prestasi ini harus dipertahankan. Dengan adanya beberapa mantan atlet yang menjadi pengurus di PB PBSI, saya semakin yakin dengan masa depan bulutangkis Indonesia," ujarnya. Meski demikian, Indonesia masih memiliki tugas cukup berat untuk bersaing di tunggal putri dan ganda putri. Sejak era Susi Susanti dan Mia Audina, tak ada lagi tunggal putri yang bisa berprestasi di level dunia. Hal ini diakui oleh Sigit, mantan juara All England 2003 bersama Candra Wijaya. "Sumber daya di tunggal putri dan ganda putri cukup terbatas. Di PB Djarum sendiri, tidak banyak yang memiliki kualitas cukup mumpuni. Di sini ada Maria Febe dan Belaetrix Manuputi. Tapi, untuk mencari Susi Susanti atau Mia Audina baru, itu sangat sulit. Pebulutangkis seperti Susi atau Mia mungkin 1:1000," ia menyambung. "Jika diibaratkan seperti sepak bola, mencari penerus Diego Maradona sangatlah sulit. Butuh waktu yang cukup lama sebelum akhirnya muncul sosok Lionel Messi," Sigit menandaskan.
Posted on: Fri, 28 Jun 2013 14:02:29 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015